28.3 C
Jakarta
Sunday, November 16, 2025

Sikap Mengungkap Hati Rapuh Meski Tampak Percaya Diri

Beberapa orang yang terlihat percaya diri sering kali menunjukkan hal sebaliknya di waktu-waktu tertentu.

Seperti panggung besar yang penuh sorotan, hidup sering membuat kita bertemu dengan orang-orang yang tampak begitu yakin melangkah, berbicara dengan suara mantap, dan memamerkan keberanian yang nyaris tak tergoyahkan.

Dari luar orang-orang ini terlihat seperti pribadi yang tak pernah gentar oleh tantangan, seakan seluruh beban hidup dapat ditanggung dengan mudah.

Namun jauh di balik sikap penuh percaya diri itu, tersimpan suara kecil yang bergetar, luka-luka yang dipendam rapat, dan kerentanan yang tak pernah ingin mereka tunjukkan kepada siapa pun.

Ketegasan mereka kadang hanyalah baju zirah yang dipakai untuk melindungi hati yang sedang berjuang.

Dari gestur hingga caranya menanggapi dunia, ada tanda-tanda halus yang memperlihatkan bahwa percaya diri yang mereka tunjukkan bukan selalu cerminan dari ketenangan batin, melainkan tameng untuk menyembunyikan rapuhnya jiwa yang tengah mencari pegangan.

Dilansir dari Geediting, inilah tujuh sikap yang mengungkap hati rapuh meski tampak percaya diri menurut psikologi.

  1. Menutupi Perasaan dengan Banyak Bicara

Ada orang-orang yang tampak sangat percaya diri karena mereka selalu mendominasi percakapan, berbicara tanpa jeda, dan seolah memahami segala hal.

Namun di balik itu, mereka sebenarnya berusaha mengalihkan perhatian dari kegelisahan batin.

Ketika hati rapuh, banyak bicara menjadi mekanisme pertahanan untuk menghindari keheningan, karena keheningan sering kali memunculkan rasa takut, cemas, atau bayangan kegagalan yang disembunyikan selama ini.

Mereka melindungi diri dengan kata-kata, berharap orang lain tidak melihat sisi rapuh yang sedang mereka sembunyikan.

  1. Sering Menampilkan Sikap Terlalu Optimis
Baca Juga :  Kesalahan Parenting yang Dapat Menghambat Perkembangan Kepercayaan Diri Anak

Orang yang rapuh sering terlihat sangat optimis, bahkan terlalu bahagia untuk hal-hal kecil. Mereka cepat mengatakan “semua baik-baik saja” meski sebenarnya dunia batinnya sedang berantakan.

Optimisme berlebihan menjadi alat untuk menutupi pergolakan dalam diri. Mereka tidak ingin orang lain bertanya terlalu jauh, tidak ingin membuka ruang yang bisa memancing percakapan emosional.

Agar tak terlihat lemah, mereka memilih tersenyum lebar meski hatinya sedang penuh ketakutan.

  1. Selalu Ingin Terlihat Sempurna di Mata Orang Lain

Kerapuhan sering lahir dari rasa takut gagal atau takut mengecewakan. Maka mereka yang rapuh tetapi ingin terlihat kuat akan berusaha sempurna di mata siapa pun. Setiap detail diperhatikan, setiap penampilan harus tampak meyakinkan.

Namun kesempurnaan yang ditampilkan bukan karena mereka benar-benar bahagia, melainkan karena mereka takut nilai dirinya akan turun jika terlihat salah atau kurang. Perfeksionisme menjadi tameng, bukan ambisi.

  1. Sulit Menerima Kritik Meski Tampak Tegas

Di luar, mereka bisa terlihat tegas, mantap, bahkan galak. Namun ketika menerima kritik, hati mereka mudah terguncang. Ego mereka bukan besar, tetapi rapuh.

Kritik kecil saja bisa terasa seperti serangan personal karena mereka sebenarnya sedang berjuang menenangkan diri yang tidak stabil.

Mereka membangun dinding pertahanan berupa sikap percaya diri, padahal dinding itu tipis dan mudah runtuh ketika tersentuh kata-kata yang sedikit tajam.

  1. Sering Membantu Orang Lain tetapi Mengabaikan Diri Sendiri
Baca Juga :  Ciri Perempuan yang Memancarkan Daya Tarik Tanpa Usaha Berlebihan

Ada tipe orang yang tampak sangat kuat dan selalu siap membantu siapa pun. Mereka menjadi tempat cerita, bahu untuk bersandar, dan sosok yang terlihat stabil.

Namun di balik itu, mereka sebenarnya menggunakan kebaikan sebagai cara untuk tidak menghadapi kekacauan dalam diri.

Selama mereka sibuk mengurus masalah orang lain, mereka merasa bisa lari dari perasaan sendiri.

Mereka takut dilihat lemah, sehingga memilih menjadi penolong agar citra kuat tetap melekat.

  1. Cenderung Menghindari Pembicaraan Tentang Perasaan

Ketika seseorang terlihat percaya diri tetapi menolak bicara tentang perasaan, sering kali itu pertanda ia menyembunyikan kerentanan. Mereka takut terbuka karena khawatir tidak bisa mengendalikan emosinya ketika jujur.

Mereka lebih nyaman membahas hal-hal yang ringan, lucu, atau berorientasi pada pencapaian dibanding berbicara tentang kesedihan, kecemasan, atau rasa takut yang mereka tahan. Membuka diri terasa berisiko, sehingga pura-pura kuat terasa lebih aman.

  1. Selalu Terlihat Sibuk agar Tidak Memikirkan Masalah Sendiri

Kesibukan sering dijadikan perisai oleh mereka yang rapuh tetapi berusaha terlihat kuat. Jadwal padat, aktivitas tak ada hentinya, dan rutinitas super sibuk menjadi cara mereka mengalihkan pikiran dari kekosongan batin.

Ketika berhenti sejenak, mereka takut pikiran dan perasaan negatif kembali menyerbu. Maka mereka berlari terus, bukan karena mengincar pencapaian, tapi karena tak ingin terjebak dalam perasaan sendiri.

Dari luar, kesibukan terlihat seperti ketegasan dan ambisi, tetapi sebenarnya itu adalah pelarian.(jpc)

Beberapa orang yang terlihat percaya diri sering kali menunjukkan hal sebaliknya di waktu-waktu tertentu.

Seperti panggung besar yang penuh sorotan, hidup sering membuat kita bertemu dengan orang-orang yang tampak begitu yakin melangkah, berbicara dengan suara mantap, dan memamerkan keberanian yang nyaris tak tergoyahkan.

Dari luar orang-orang ini terlihat seperti pribadi yang tak pernah gentar oleh tantangan, seakan seluruh beban hidup dapat ditanggung dengan mudah.

Namun jauh di balik sikap penuh percaya diri itu, tersimpan suara kecil yang bergetar, luka-luka yang dipendam rapat, dan kerentanan yang tak pernah ingin mereka tunjukkan kepada siapa pun.

Ketegasan mereka kadang hanyalah baju zirah yang dipakai untuk melindungi hati yang sedang berjuang.

Dari gestur hingga caranya menanggapi dunia, ada tanda-tanda halus yang memperlihatkan bahwa percaya diri yang mereka tunjukkan bukan selalu cerminan dari ketenangan batin, melainkan tameng untuk menyembunyikan rapuhnya jiwa yang tengah mencari pegangan.

Dilansir dari Geediting, inilah tujuh sikap yang mengungkap hati rapuh meski tampak percaya diri menurut psikologi.

  1. Menutupi Perasaan dengan Banyak Bicara

Ada orang-orang yang tampak sangat percaya diri karena mereka selalu mendominasi percakapan, berbicara tanpa jeda, dan seolah memahami segala hal.

Namun di balik itu, mereka sebenarnya berusaha mengalihkan perhatian dari kegelisahan batin.

Ketika hati rapuh, banyak bicara menjadi mekanisme pertahanan untuk menghindari keheningan, karena keheningan sering kali memunculkan rasa takut, cemas, atau bayangan kegagalan yang disembunyikan selama ini.

Mereka melindungi diri dengan kata-kata, berharap orang lain tidak melihat sisi rapuh yang sedang mereka sembunyikan.

  1. Sering Menampilkan Sikap Terlalu Optimis
Baca Juga :  Kesalahan Parenting yang Dapat Menghambat Perkembangan Kepercayaan Diri Anak

Orang yang rapuh sering terlihat sangat optimis, bahkan terlalu bahagia untuk hal-hal kecil. Mereka cepat mengatakan “semua baik-baik saja” meski sebenarnya dunia batinnya sedang berantakan.

Optimisme berlebihan menjadi alat untuk menutupi pergolakan dalam diri. Mereka tidak ingin orang lain bertanya terlalu jauh, tidak ingin membuka ruang yang bisa memancing percakapan emosional.

Agar tak terlihat lemah, mereka memilih tersenyum lebar meski hatinya sedang penuh ketakutan.

  1. Selalu Ingin Terlihat Sempurna di Mata Orang Lain

Kerapuhan sering lahir dari rasa takut gagal atau takut mengecewakan. Maka mereka yang rapuh tetapi ingin terlihat kuat akan berusaha sempurna di mata siapa pun. Setiap detail diperhatikan, setiap penampilan harus tampak meyakinkan.

Namun kesempurnaan yang ditampilkan bukan karena mereka benar-benar bahagia, melainkan karena mereka takut nilai dirinya akan turun jika terlihat salah atau kurang. Perfeksionisme menjadi tameng, bukan ambisi.

  1. Sulit Menerima Kritik Meski Tampak Tegas

Di luar, mereka bisa terlihat tegas, mantap, bahkan galak. Namun ketika menerima kritik, hati mereka mudah terguncang. Ego mereka bukan besar, tetapi rapuh.

Kritik kecil saja bisa terasa seperti serangan personal karena mereka sebenarnya sedang berjuang menenangkan diri yang tidak stabil.

Mereka membangun dinding pertahanan berupa sikap percaya diri, padahal dinding itu tipis dan mudah runtuh ketika tersentuh kata-kata yang sedikit tajam.

  1. Sering Membantu Orang Lain tetapi Mengabaikan Diri Sendiri
Baca Juga :  Ciri Perempuan yang Memancarkan Daya Tarik Tanpa Usaha Berlebihan

Ada tipe orang yang tampak sangat kuat dan selalu siap membantu siapa pun. Mereka menjadi tempat cerita, bahu untuk bersandar, dan sosok yang terlihat stabil.

Namun di balik itu, mereka sebenarnya menggunakan kebaikan sebagai cara untuk tidak menghadapi kekacauan dalam diri.

Selama mereka sibuk mengurus masalah orang lain, mereka merasa bisa lari dari perasaan sendiri.

Mereka takut dilihat lemah, sehingga memilih menjadi penolong agar citra kuat tetap melekat.

  1. Cenderung Menghindari Pembicaraan Tentang Perasaan

Ketika seseorang terlihat percaya diri tetapi menolak bicara tentang perasaan, sering kali itu pertanda ia menyembunyikan kerentanan. Mereka takut terbuka karena khawatir tidak bisa mengendalikan emosinya ketika jujur.

Mereka lebih nyaman membahas hal-hal yang ringan, lucu, atau berorientasi pada pencapaian dibanding berbicara tentang kesedihan, kecemasan, atau rasa takut yang mereka tahan. Membuka diri terasa berisiko, sehingga pura-pura kuat terasa lebih aman.

  1. Selalu Terlihat Sibuk agar Tidak Memikirkan Masalah Sendiri

Kesibukan sering dijadikan perisai oleh mereka yang rapuh tetapi berusaha terlihat kuat. Jadwal padat, aktivitas tak ada hentinya, dan rutinitas super sibuk menjadi cara mereka mengalihkan pikiran dari kekosongan batin.

Ketika berhenti sejenak, mereka takut pikiran dan perasaan negatif kembali menyerbu. Maka mereka berlari terus, bukan karena mengincar pencapaian, tapi karena tak ingin terjebak dalam perasaan sendiri.

Dari luar, kesibukan terlihat seperti ketegasan dan ambisi, tetapi sebenarnya itu adalah pelarian.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/