Sebagai manusia, kita sering kali terdorong untuk memberikan kesempatan kedua dengan harapan orang lain bisa berubah. Namun, psikologi menunjukkan bahwa beberapa jenis perilaku menunjukkan bahwa orang tersebut mungkin tidak layak mendapat kesempatan kedua. Memberikan kesempatan kedua kepada orang yang salah dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan emosi kita.
JawaPos (grup prokalteng.co) akan membahas tujuh tipe orang yang menurut psikologi sebaiknya tidak perlu diberi kesempatan kedua. Hal ini bukan berarti mereka tidak bisa berubah, namun kemungkinan untuk berubah mungkin sangat kecil. Dengan memahami hal ini, Anda bisa terhindar dari tekanan dan rasa sakit hati yang tidak perlu.
Dilansir dari laman Global English Editing, Jumat (15/11), berikut adalah tipe orang yang tidak perlu diberi kesempatan kedua:
Pembohong Kronis
Kepercayaan adalah fondasi dari setiap hubungan yang berarti. Orang yang memiliki kebiasaan berbohong, terutama tentang hal-hal penting, cenderung mengikis kepercayaan ini. Pembohong kronis sering kali memanipulasi kenyataan demi keuntungan pribadi, membuat Anda meragukan penilaian Anda sendiri.
Jika seseorang secara terus-menerus merusak kepercayaan, sebaiknya pertimbangkan kembali untuk memberi mereka kesempatan kedua. Kejujuran dan rasa hormat adalah hak yang Anda layak dapatkan dalam hubungan apa pun.
Vampir Emosional
Vampir emosional adalah individu yang menguras energi emosional orang lain. Mereka biasanya memusatkan perhatian pada diri sendiri, sering mengeluhkan masalah mereka tanpa memberikan dukungan balik.
Jenis hubungan ini dapat meninggalkan Anda merasa kelelahan dan tidak didukung. Prioritaskan kesehatan mental Anda dan pertimbangkan untuk menjaga jarak dari individu yang hanya mengambil tanpa memberi kembali.
Pengkritik Kronis
Psikologi menyebut bahwa kritik yang berlebihan dapat menimbulkan stres setara dengan trauma. Pengkritik kronis adalah individu yang terus-menerus menemukan kesalahan pada setiap hal yang Anda lakukan, membuat Anda merasa tidak pernah cukup baik. Jika seseorang terus-menerus merendahkan Anda, lebih baik menjaga jarak untuk melindungi rasa percaya diri dan kesejahteraan Anda.
Pelaku Kesalahan Berulang yang Meminta Maaf Secara Tidak Tulus
Tipe ini adalah orang yang terus-menerus mengulangi perilaku buruk mereka meskipun telah meminta maaf. Kata-kata mereka mungkin terdengar tulus, tetapi tindakan mereka menunjukkan hal yang sebaliknya. Ingat, tindakan lebih penting daripada kata-kata. Jika pola perilaku seseorang terus-menerus menimbulkan stres atau ketidaknyamanan, mungkin saatnya mempertimbangkan hubungan tersebut.
Teman yang Hanya Ada di Saat Senang
Teman yang hanya hadir saat masa-masa menyenangkan dan menghilang saat Anda sedang kesulitan sering disebut “fair-weather friend.” Persahabatan yang sehat adalah yang bertahan di saat baik maupun buruk.Jika seseorang hanya ada di momen terbaik Anda dan menghilang saat Anda membutuhkan, pertimbangkan kembali kelayakan persahabatan tersebut.
Pengunggul
Pengunggul adalah tipe orang yang selalu harus lebih baik atau lebih besar dari pengalaman Anda. Alih-alih merayakan pencapaian Anda atau ikut merasakan pengalaman Anda, mereka langsung mengalihkan perhatian pada diri mereka sendiri.
Hal ini bisa menguras energi dan membuat Anda merasa tidak dihargai. Jika Anda sering menghadapi tipe seperti ini, pertimbangkan untuk menjaga jarak agar pengalaman Anda tidak terus menerus terabaikan.
Manipulator
Manipulator adalah orang yang menggunakan orang lain untuk keuntungan pribadi tanpa mempedulikan perasaan atau kesejahteraan orang lain. Mereka sering kali memainkan kata-kata dan menggunakan rasa bersalah atau tekanan agar orang lain mengikuti keinginan mereka.
Manipulasi ini bisa meninggalkan dampak psikologis yang mendalam. Anda berhak untuk menetapkan batasan dan melindungi kesehatan emosional Anda. Jangan ragu untuk menjauh dari individu yang tidak menghormati Anda.
Menjaga hubungan dengan tipe-tipe orang yang disebutkan di atas dapat membawa dampak negatif pada kesehatan mental dan emosional Anda. Memahami siapa yang layak diberi kesempatan kedua adalah langkah penting untuk menjaga kebahagiaan dan kesejahteraan. Berani menjaga jarak dari orang yang merugikan bukanlah tindakan egois, tetapi sebuah bentuk perlindungan diri yang penting.(jpc)