32 C
Jakarta
Monday, July 14, 2025

Perilaku Khas Orang Dewasa yang di Masa Kecilnya Merasa Sangat Membutuhkan Cinta

Tidak semua orang tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi cinta, pelukan hangat, dan kata-kata penuh penguatan dari orang tua. Banyak individu yang masa kecilnya penuh perjuangan emosional karena tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup.

Dalam dunia psikologi, cinta di masa kecil dianggap sebagai fondasi penting dalam perkembangan emosi, harga diri, dan hubungan sosial seseorang.

Ketika seseorang harus mendapatkan cinta—artinya mereka sangat membutuhkannya tetapi tidak menerimanya secara memadai—pengalaman itu akan meninggalkan jejak yang membentuk cara mereka berpikir, merasa, dan berinteraksi saat dewasa.

Dilansir dari Geediting pada Senin (14/7), terdapat 7 perilaku khas yang sering ditunjukkan oleh orang dewasa yang di masa kecilnya merasa sangat membutuhkan cinta.

  1. Sangat Haus Akan Pengakuan dan Penerimaan

Mereka cenderung mencari validasi secara konstan. Ketika cinta tak hadir saat kecil, seseorang bisa tumbuh dengan keyakinan bahwa dirinya hanya berharga jika dipuji atau diterima oleh orang lain. Akibatnya, mereka mungkin:

Sulit berkata “tidak” karena takut ditolak,

Menyesuaikan diri secara berlebihan demi menyenangkan orang lain,

Merasa cemas ketika tidak mendapat balasan pesan atau perhatian.

Perilaku ini sering kali tidak disadari sebagai bentuk pencarian cinta yang tak terpenuhi sejak kecil.

 

  1. Sulit Memercayai Orang Lain Sepenuhnya

Tanpa pengalaman cinta yang konsisten dan aman di masa kecil, seseorang bisa membangun dinding emosional.Mereka cenderung menjaga jarak, bahkan dalam hubungan yang dekat.

Baca Juga :  Dampak Diet Tinggi Kalori, Otak Berubah Sebelum Berat Badan Naik

Kepercayaan bukanlah hal otomatis bagi mereka, tetapi sesuatu yang harus dibuktikan berulang-ulang.

Akibatnya, mereka:

Ragu membuka diri secara emosional,

Sering mencurigai motif orang lain,

Merasa lebih nyaman menjadi mandiri secara ekstrem.

 

  1. Mencari Cinta Lewat Performa dan Pencapaian

Alih-alih merasa dicintai karena siapa diri mereka, orang-orang ini sering merasa mereka hanya layak dicintai jika berhasil.

Maka tak heran jika mereka menjadi:

Perfeksionis,

Pekerja keras yang tak pernah puas,

Menyembunyikan kelemahan agar tampak selalu kuat.

Prestasi menjadi pengganti cinta yang tidak mereka terima di masa kecil.

  1. Terlalu Sensitif terhadap Penolakan

Mereka yang tumbuh tanpa cinta yang cukup sangat peka terhadap tanda-tanda penolakan, meskipun kecil.

Misalnya, teman yang tiba-tiba sibuk atau pasangan yang lupa memberi kabar bisa memicu respons emosional yang berlebihan. Ini disebabkan oleh luka lama yang belum sembuh.

Gejalanya meliputi:

Overthinking dalam hubungan,

Ketakutan ditinggalkan,

Reaksi defensif atau menarik diri ketika merasa tidak dianggap.

  1. Memiliki Ketakutan Mendalam Akan Ketergantungan

Mereka ingin mencintai dan dicintai, namun pada saat yang sama takut terlalu bergantung secara emosional. Karena itu, mereka bisa bersikap ambivalen: mendekat tapi juga menjauh.

Ini menciptakan dinamika hubungan yang:

Tidak stabil secara emosional,

Sering tarik-ulur,

Membingungkan pasangan atau orang terdekat.

  1. Mudah Merasa Tidak Layak Dicintai
Baca Juga :  Orang Dewasa yang Tidak Mendapatkan Banyak Kasih Sayang di Masa Kecil Tunjukkan 8 Perilaku Ini

Perasaan “tidak cukup baik” sering membayangi mereka. Orang yang merasa harus mendapatkan cinta tapi tak pernah menerimanya cenderung tumbuh dengan narasi internal bahwa dirinya tidak pantas dicintai.

Dampaknya:

Meremehkan pencapaian diri sendiri,

Menoleransi hubungan yang tidak sehat,

Sulit menerima pujian atau kebaikan orang lain.

  1. Sangat Peduli terhadap Emosi Orang Lain, Tapi Mengabaikan Emosinya Sendiri

Anehnya, mereka bisa menjadi sangat empatik terhadap orang lain. Karena mereka tahu rasanya “tidak dicintai,” mereka bisa tumbuh menjadi orang yang sangat perhatian dan pengertian terhadap penderitaan orang lain.

Namun sering kali, mereka tidak tahu cara merawat dirinya sendiri secara emosional.

Contohnya:

Sering mengutamakan orang lain hingga kelelahan emosional,

Takut membebani orang lain dengan masalah pribadi,

Tidak memiliki batasan emosional yang sehat.

Penutup: Luka yang Bisa Disembuhkan

Perilaku-perilaku ini bukanlah “kesalahan” atau “kecacatan” kepribadian.

Mereka adalah respons manusiawi terhadap kekosongan yang pernah ada. Kabar baiknya, melalui kesadaran diri, terapi, dan hubungan yang sehat, luka masa kecil bisa mulai disembuhkan.

Psikologi menyebut ini sebagai proses “re-parenting”—mendidik kembali bagian dalam diri yang dulu kekurangan cinta.

Menerima bahwa kita layak dicintai bukan karena pencapaian, bukan karena kita menyenangkan orang lain, tapi karena kita adalah manusia yang bernilai.

Masa kecil mungkin tidak bisa diubah, tetapi arah masa depan bisa ditentukan dari sekarang.(jpc)

Tidak semua orang tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi cinta, pelukan hangat, dan kata-kata penuh penguatan dari orang tua. Banyak individu yang masa kecilnya penuh perjuangan emosional karena tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup.

Dalam dunia psikologi, cinta di masa kecil dianggap sebagai fondasi penting dalam perkembangan emosi, harga diri, dan hubungan sosial seseorang.

Ketika seseorang harus mendapatkan cinta—artinya mereka sangat membutuhkannya tetapi tidak menerimanya secara memadai—pengalaman itu akan meninggalkan jejak yang membentuk cara mereka berpikir, merasa, dan berinteraksi saat dewasa.

Dilansir dari Geediting pada Senin (14/7), terdapat 7 perilaku khas yang sering ditunjukkan oleh orang dewasa yang di masa kecilnya merasa sangat membutuhkan cinta.

  1. Sangat Haus Akan Pengakuan dan Penerimaan

Mereka cenderung mencari validasi secara konstan. Ketika cinta tak hadir saat kecil, seseorang bisa tumbuh dengan keyakinan bahwa dirinya hanya berharga jika dipuji atau diterima oleh orang lain. Akibatnya, mereka mungkin:

Sulit berkata “tidak” karena takut ditolak,

Menyesuaikan diri secara berlebihan demi menyenangkan orang lain,

Merasa cemas ketika tidak mendapat balasan pesan atau perhatian.

Perilaku ini sering kali tidak disadari sebagai bentuk pencarian cinta yang tak terpenuhi sejak kecil.

 

  1. Sulit Memercayai Orang Lain Sepenuhnya

Tanpa pengalaman cinta yang konsisten dan aman di masa kecil, seseorang bisa membangun dinding emosional.Mereka cenderung menjaga jarak, bahkan dalam hubungan yang dekat.

Baca Juga :  Dampak Diet Tinggi Kalori, Otak Berubah Sebelum Berat Badan Naik

Kepercayaan bukanlah hal otomatis bagi mereka, tetapi sesuatu yang harus dibuktikan berulang-ulang.

Akibatnya, mereka:

Ragu membuka diri secara emosional,

Sering mencurigai motif orang lain,

Merasa lebih nyaman menjadi mandiri secara ekstrem.

 

  1. Mencari Cinta Lewat Performa dan Pencapaian

Alih-alih merasa dicintai karena siapa diri mereka, orang-orang ini sering merasa mereka hanya layak dicintai jika berhasil.

Maka tak heran jika mereka menjadi:

Perfeksionis,

Pekerja keras yang tak pernah puas,

Menyembunyikan kelemahan agar tampak selalu kuat.

Prestasi menjadi pengganti cinta yang tidak mereka terima di masa kecil.

  1. Terlalu Sensitif terhadap Penolakan

Mereka yang tumbuh tanpa cinta yang cukup sangat peka terhadap tanda-tanda penolakan, meskipun kecil.

Misalnya, teman yang tiba-tiba sibuk atau pasangan yang lupa memberi kabar bisa memicu respons emosional yang berlebihan. Ini disebabkan oleh luka lama yang belum sembuh.

Gejalanya meliputi:

Overthinking dalam hubungan,

Ketakutan ditinggalkan,

Reaksi defensif atau menarik diri ketika merasa tidak dianggap.

  1. Memiliki Ketakutan Mendalam Akan Ketergantungan

Mereka ingin mencintai dan dicintai, namun pada saat yang sama takut terlalu bergantung secara emosional. Karena itu, mereka bisa bersikap ambivalen: mendekat tapi juga menjauh.

Ini menciptakan dinamika hubungan yang:

Tidak stabil secara emosional,

Sering tarik-ulur,

Membingungkan pasangan atau orang terdekat.

  1. Mudah Merasa Tidak Layak Dicintai
Baca Juga :  Orang Dewasa yang Tidak Mendapatkan Banyak Kasih Sayang di Masa Kecil Tunjukkan 8 Perilaku Ini

Perasaan “tidak cukup baik” sering membayangi mereka. Orang yang merasa harus mendapatkan cinta tapi tak pernah menerimanya cenderung tumbuh dengan narasi internal bahwa dirinya tidak pantas dicintai.

Dampaknya:

Meremehkan pencapaian diri sendiri,

Menoleransi hubungan yang tidak sehat,

Sulit menerima pujian atau kebaikan orang lain.

  1. Sangat Peduli terhadap Emosi Orang Lain, Tapi Mengabaikan Emosinya Sendiri

Anehnya, mereka bisa menjadi sangat empatik terhadap orang lain. Karena mereka tahu rasanya “tidak dicintai,” mereka bisa tumbuh menjadi orang yang sangat perhatian dan pengertian terhadap penderitaan orang lain.

Namun sering kali, mereka tidak tahu cara merawat dirinya sendiri secara emosional.

Contohnya:

Sering mengutamakan orang lain hingga kelelahan emosional,

Takut membebani orang lain dengan masalah pribadi,

Tidak memiliki batasan emosional yang sehat.

Penutup: Luka yang Bisa Disembuhkan

Perilaku-perilaku ini bukanlah “kesalahan” atau “kecacatan” kepribadian.

Mereka adalah respons manusiawi terhadap kekosongan yang pernah ada. Kabar baiknya, melalui kesadaran diri, terapi, dan hubungan yang sehat, luka masa kecil bisa mulai disembuhkan.

Psikologi menyebut ini sebagai proses “re-parenting”—mendidik kembali bagian dalam diri yang dulu kekurangan cinta.

Menerima bahwa kita layak dicintai bukan karena pencapaian, bukan karena kita menyenangkan orang lain, tapi karena kita adalah manusia yang bernilai.

Masa kecil mungkin tidak bisa diubah, tetapi arah masa depan bisa ditentukan dari sekarang.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/