Setiap orang memiliki cara unik untuk mengekspresikan diri, dan bagi sebagian orang, berfoto selfie adalah salah satu cara paling favorit untuk melakukannya. Dengan kemajuan teknologi, hampir setiap orang memiliki ponsel pintar yang memungkinkan mereka mengabadikan momen kapan saja dan di mana saja.
Tidak hanya itu, media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Facebook semakin memperkuat budaya selfie, membuat banyak orang berlomba-lomba mengunggah foto terbaik mereka untuk mendapatkan perhatian.
Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya, apa sebenarnya alasan seseorang begitu gemar mengambil foto diri sendiri dan membagikannya ke media sosial? Apakah ini sekadar tren, atau ada makna psikologis yang lebih dalam di balik kebiasaan ini?
Menurut para ahli psikologi, kebiasaan selfie bisa mengungkap banyak hal tentang kepribadian seseorang. Mulai dari kepercayaan diri, kebutuhan akan validasi, hingga ekspresi kreativitas, semuanya bisa tercermin dari cara seseorang mengambil dan membagikan foto mereka.
Dilansir dari Geediting, inilah sembilan tipe kepribadian yang biasanya dimiliki oleh orang-orang yang gemar selfie.
- Suka Menjadi Pusat Perhatian
Bagi sebagian orang, selfie bukan sekadar foto, melainkan cara untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Mereka menikmati sorotan dan merasa lebih hidup saat mendapatkan banyak “likes” dan komentar. Dalam dunia psikologi, ini sering dikaitkan dengan kebutuhan akan pengakuan sosial.
Orang yang suka menjadi pusat perhatian cenderung ekstrovert, memiliki energi tinggi, dan menikmati interaksi sosial. Mereka suka berbagi pengalaman dengan orang lain dan ingin menjadi bagian dari percakapan yang sedang berlangsung di dunia maya.
- Punya Kepercayaan Diri yang Tinggi
Orang yang percaya diri cenderung tidak ragu untuk memamerkan dirinya di media sosial.
Mereka nyaman dengan penampilan mereka dan tidak takut menunjukkan sisi terbaiknya kepada dunia. Selfie bagi mereka adalah cara untuk merayakan diri sendiri dan menyebarkan energi positif.
Kepercayaan diri yang tinggi membuat mereka tidak terlalu khawatir dengan pendapat orang lain, dan mereka lebih fokus pada bagaimana mereka ingin menampilkan diri mereka kepada dunia.
- Selalu Butuh Validasi dari Orang Lain
Sebaliknya, ada juga orang yang merasa puas ketika mendapat pujian atau apresiasi dari orang lain di media sosial.
Setiap “like” dan komentar positif bisa meningkatkan rasa percaya diri mereka. Bagi mereka, selfie adalah cara untuk memastikan bahwa mereka masih dihargai dan dianggap menarik oleh orang lain.
Dalam beberapa kasus, kebutuhan akan validasi ini bisa berlebihan dan berdampak pada kesehatan mental jika seseorang terlalu bergantung pada opini orang lain untuk merasa berharga.
- Kreatif dan Suka Mengekspresikan Diri
Bukan sekadar berpose di depan kamera, bagi sebagian orang, selfie adalah bentuk seni. Mereka menikmati eksplorasi warna, pencahayaan, dan konsep untuk menghasilkan foto yang unik dan menarik. Selfie menjadi media ekspresi yang mencerminkan kepribadian kreatif mereka.
Orang-orang ini sering kali memiliki minat dalam fotografi, seni visual, atau bahkan dunia fashion. Bagi mereka, selfie bukan hanya tentang wajah mereka, tetapi juga tentang komposisi gambar yang indah dan estetika yang menarik.
- Ramah dan Mudah Bergaul
Orang yang suka selfie dan membagikannya di media sosial sering kali adalah mereka yang senang berinteraksi dengan banyak orang. Mereka terbuka untuk berbagi momen dalam hidup mereka, entah itu saat jalan-jalan, menghadiri acara, atau sekadar menikmati hari biasa.
Mereka menikmati komunikasi dua arah dengan audiens mereka dan senang berbagi cerita melalui gambar. Selfie menjadi salah satu cara mereka untuk tetap terhubung dengan teman, keluarga, atau bahkan komunitas yang lebih luas.
- Tidak Takut Menunjukkan Emosi
Ada orang-orang yang menggunakan selfie sebagai cara untuk menunjukkan suasana hati mereka. Baik itu bahagia, sedih, atau penuh semangat, ekspresi dalam selfie mereka sering kali mencerminkan perasaan yang sedang mereka alami saat itu.
Mereka tidak takut menunjukkan sisi emosional mereka kepada dunia. Dalam banyak kasus, selfie bisa menjadi bentuk terapi atau refleksi diri, di mana seseorang dapat mengekspresikan emosinya tanpa harus berkata-kata.
- Teknologi adalah Sahabatnya
Beberapa orang sangat antusias dengan dunia digital dan teknologi, sehingga mereka selalu ingin mengikuti tren terbaru, termasuk dalam hal selfie. Mereka senang mencoba filter terbaru, teknik fotografi baru, atau bahkan mengedit foto agar terlihat lebih menarik sebelum membagikannya.
Orang-orang ini cenderung tech-savvy dan cepat beradaptasi dengan perubahan teknologi. Mereka juga sering mengikuti tren media sosial dan suka mencoba fitur-fitur baru yang ditawarkan oleh aplikasi fotografi dan editing.
- Suka Mengendalikan Citra Diri
Bagi sebagian orang, selfie adalah alat untuk membentuk citra diri di mata orang lain. Mereka ingin dikenal sebagai pribadi yang menarik, bahagia, atau sukses, dan mereka mengatur bagaimana mereka ingin terlihat di dunia maya melalui foto-foto yang mereka unggah.
Ini bukan berarti mereka tidak autentik, tetapi mereka lebih selektif dalam memilih momen yang ingin mereka tunjukkan kepada publik. Mereka memahami pentingnya citra dalam dunia digital dan menggunakan selfie sebagai bagian dari strategi personal branding mereka.
- Merasa Nyaman Saat Menjadi Bagian dari Komunitas
Orang yang gemar selfie sering kali ingin menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari suatu kelompok atau tren tertentu. Baik itu tren mode, gaya hidup, atau komunitas tertentu, mereka ingin terlihat relevan dan terhubung dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama.
Selfie bisa menjadi cara untuk menunjukkan identitas dan afiliasi mereka terhadap suatu kelompok sosial, baik itu komunitas hobi, pekerjaan, atau budaya tertentu.(jpc)