Selama Ramadan, banyak kebiasaan dan rutinitas yang berubah, seperti berpuasa, berdoa, dan membaca Alquran. Kamu mungkin juga lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, teman, dan komunitas, serta berbuat kebaikan. Perubahan ini bisa berdampak pada kesehatan mentalmu, baik dengan mempererat hubungan sosial yang mendukung kesejahteraan, maupun dipengaruhi oleh faktor lain pada hidupmu.
Ramadhan dapat menjadi waktu yang penuh makna guna meningkatkan kebahagiaan dan keseimbangan emosional. Merangkum Mental Health, berikut ini deretan tips menjaga kesehatan mental di bulan ramadhan agar tidak menjadi stres, salah satunya tidur secara teratur.
- Jaga kesehatan fisik
Kesehatan fisik dan mental saling berhubungan erat, dan keduanya mempengaruhi satu sama lain. Ketika kamu merawat tubuh secara baik, di mana hal itu bisa membawa dampak positif bagi keadaan mentalmu, dan sebaliknya, menjaga kesehatan pikiran juga dapat meningkatkan kondisi fisik.
Salah satu faktor penting yang memengaruhi kesehatan mental adalah asupan makanan. Apa yang kamu konsumsi dapat langsung mempengaruhi suasana hati dan energi yang kamu rasakan. Oleh sebab itu, penting untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi guna menjaga keseimbangan mental.
Selama bulan Ramadhan, dengan waktu makan yang terbatas, sangat penting dalam memilih makanan seimbang yang tidak hanya memenuhi kebutuhan tubuh, tetapi juga memberi energi secara perlahan. Kondisi ini akan membantumu menjaga kesehatan tubuh dan pikiran tetap seimbang sepanjang hari.
- Tidur secara teratur
Doa malam dan waktu makan sering memengaruhi kualitas tidur, terutama bagi mereka yang kesusahan menyesuaikan rutinitas tidur di siang hari. Pada bulan Ramadan, dengan waktu makan dan berdoa yang lebih singkat di malam hari, hal ini mampu berdampak pada energi dan kenyamanan tidurmu.
Guna mengatasi hal ini, penting untuk merencanakan waktu dengan bijak. Mungkin tidur siang dapat membantumu mengisi kembali energi, atau kamu bisa mencoba beristirahat lebih teratur jika memiliki kesibukan kerja atau belajar.
- Terhubung dengan orang lain
Ramadhan merupakan momen yang sempurna untuk mempererat hubungan dengan keluarga, teman, dan komunitas. Ini adalah waktu yang penuh peluang untuk berkumpul, baik saat berbuka puasa, beribadah, maupun belajar bersama. Hubungan sosial yang kuat dapat berdampak positif pada kesehatan mentalmu.
Mereka yang lebih terhubung dengan orang lain cenderung lebih bahagia, sehat, dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Selama Ramadhan, masjid menjadi tempat ideal untuk berkumpul, baik sendiri maupun bersama orang lain. Kamu bisa beribadah atau berbuka puasa disana, merasakan kedamaian dan kehangatan dalam kebersamaan.
- Bicara dengan orang lain saat kesulitan
Masalah kesehatan mental bisa muncul sebab berbagai alasan, seperti perubahan besar dalam hidup, situasi menantang, atau masalah fisik yang mempengaruhi kesejahteraanmu. Semua hal ini mampu terasa lebih berat selama Ramadhan. Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa kamu tidak sendirian.
Jika kamu merasa terbebani, cobalah untuk berbicara dengan seseorang yang kamu percayai, seperti Imam di masjid atau orang yang terlibat dalam kelompok. Mencari dukungan dari orang yang memahami situasi dirimu bisa sangat membantu dalam memahami apa yang dibutuhkan.
Jika merasa lebih nyaman berbicara dengan orang yang tidak terlalu dekat, maka kamu juga dapat mencari dukungan melalui saluran bantuan atau berbicara dengan seorang terapis. Jangan ragu untuk mencari pertolongan sebab berbagi beban bisa memberi sedikit ketenangan.
- Bersikap baik dan melakukan perbuatan baik
Ramadhan adalah waktu yang tepat guna memperkuat kebiasaan baik, termasuk berbuat kebaikan dan membantu sesama. Penelitian menyatakan bahwa berbuat baik dapat meningkatkan perasaan bahagia dan mengurangi stres, serta meningkatkan kesejahteraan emosional kita.
Namun, ingatlah bahwa memberi harus sesuai dengan kemampuanmu. Banyak orang yang kini menghadapi kesulitan akibat biaya hidup yang tinggi dan mungkin tidak bisa memberikan seperti sebelumnya. Keadaan ini tidak masalah kebaikan tidak selalu diukur dari jumlah, namun dari niat dan keikhlasan hati.
- Menulis refleksi dan perasaanmu
Ramadhan menjadi waktu yang penuh makna untuk refleksi spiritual dan pertumbuhan pribadi. Selama bulan ini, banyak pikiran dan perasaan bisa muncul lewat doa, pembelajaran, dan kontemplasi. Guna membantu mengelola perasaan dan refleksimu, coba luangkan waktu untuk menuliskannya.
Kamu bisa mencatat bagaimana setiap praktik Ramadhan memengaruhi perasaanmu dan apa yang hendak kamu pertahankan setelah bulan ini berlalu. Cukup gunakan buku catatan, pena, atau bahkan perangkat digital seperti ponsel, tablet, atau komputer untuk menuliskannya.
- Tetapkan tujuan yang realistis dan jangan bandingkan dengan orang lain
Selama Ramadhan, kamu mungkin ingin menetapkan tujuan pribadi demi membantumu tetap fokus dan termotivasi. Pastikan tujuanmu realistis dan sesuai dengan kemampuanmu. Ingat, Ramadhan bukanlah beban, melainkan kesempatan berkembang. Kita semua memiliki kondisi dan prioritas yang berbeda, jadi tidak apa-apa jika pengalaman Ramadhan kamu berbeda dari orang lain.
Jangan bandingkan dirimu dengan orang yang rutinitasnya terlihat lebih mudah atau berbeda. Misalnya, sebagian orang mungkin lebih sering ke masjid daripada yang lain. Apabila dirimu ingin melakukannya tapi belum bisa, janganlah berkecil hati. Terlebih jika kamu tidak dapat berpuasa atau perlu berhenti sementara, ingatlah bahwa kamu dapat menggantinya nanti.(jpc)