Pernahkan Anda merasa diabaikan oleh orang terdekat? Didiamkan berhari-hari tanpa penjelasan?
Rasa sakitnya mungkin tak terlihat, namun dampaknya bisa merusak. Inilah yang disebut dengan silent treatment, sebuah bentuk kekerasan emosional yang seringkali diabaikan.
Melansir Cleveland Clinic, silent treatment adalah tindakan mendiamkan seseorang sebagai respons terhadap konflik atau masalah.Berbeda dengan time-out atau meminta jeda sejenak sebelum kembali berkomunikasi, silent treatment menutup, menolak, dan mengabaikan keberadaan orang lain. Efeknya, orang yang diperlakukan seperti ini mungkin merasa dirinya tidak dihargai.
Dampak Silent Treatment bagi Kesehatan Mental
Silent treatment dapat menggores luka yang dalam. Melansir Psychology Today, pengucilan sosial yang ditimbulkan oleh silent treatment dapat mengganggu keseimbangan emosional dan psikologis seseorang.
Adapun, berikut dampak yang timbul karena silent treatment:
Cemas dan stres karena ketidakpastian dan pengabaian.
Rendah diri dan hilang kepercayaan diri karena merasa tidak berharga.
Rasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri.
Merasa bingung dan ragu karena tidak mengetahui alasan didiamkan.
Trauma emosional karena pengalaman silent treatment yang berulang.
Silent Treatment sebagai Bentuk Kekerasan Emosional
Kapan silent treatment melampaui sekadar respons diam dan berubah menjadi kekerasan emosional? Melansir Very Well Mind, batasannya terletak pada niat, pola, dan dampak yang ditimbulkan.Silent treatment dapat dikategorikan sebagai kekerasan emosional ketika digunakan untuk memanipulasi seseorang.
Tujuannya bukan lagi untuk menenangkan diri atau meredakan emosi sesaat, melainkan untuk menegaskan kekuasaan dan membuat seseorang merasa tidak berdaya.
Penting juga diingat bahwa meskipun terkadang silent treatment dilakukan tanpa niat jahat secara sadar, misalnya karena kesulitan mengelola emosi atau kurangnya kemampuan komunikasi yang sehat, dampaknya tetap menyakitkan.
Menghadapi Silent Treatment
Menghadapi silent treatment membutuhkan pendekatan yang berbeda tergantung pada konteks dan tingkat keparahan situasinya.Langkah pertama untuk menghadapinya adalah menyadari bahwa silent treatment bukanlah perilaku yang normal dan sehat dalam sebuah hubungan.
Jika situasinya memungkinkan dan Anda merasa aman, cobalah untuk berkomunikasi secara asertif dengan pelaku.Anda bisa menggunakan kalimat seperti, “Saya merasa sedih dan bingung saat kamu mendiamkan saya. Saya ingin kita bisa membicarakan masalah ini dengan baik.”
Anda juga harus mengetahui kalau silent treatment bukan kesalahan Anda. Bicaralah dengan orang yang Anda percaya agar Anda dapat memproses emosi yang terjadi. Begitupun untuk mendapatkan perspektif yang lebih objektif.
Anda juga bisa melakukan aktivitas yang membuat Anda merasa nyaman, positif, dan berdaya. Untuk itu, prioritaskan kesehatan fisik dan mental Anda.Silent treatment merupakan bentuk kekerasan emosional yang meninggalkan luka, merusak percaya diri, memicu kecemasan, dan trauma.
Dalam hubungan yang sehat, komunikasi terbuka dan saling menghormati adalah fondasi utama, dan silent treatment meruntuhkan fondasi tersebut. Jika Anda mengalaminya, penting untuk diingat bahwa Anda tidak sendirian. Carilah dukungan dari orang terdekat, agar Anda tidak terlarut ke dalam emosi negatif.(jpc)