Konotasi sukses yang sering diartikan banyak orang adalah punya barang mewah, tinggal di perumahan elit, punya jabatan tinggi, serta hal duniawi lainnya. Maka tak heran mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan itu.
Padahal tanpa disadari, kita telah dituntut oleh sukses menurut pandangan orang lain, bukan tumbuh dari nilai diri sendiri. Semua itu selalu dinilai dengan harta dan kemewahan, termasuk ketika memakai sebuah label brand yang terkenal.
Dilansir dari laman Global English Editing pada Minggu (04/05) inilah 8 brand mewah yang sering dibeli orang kelas menengah untuk terlihat ‘sukses’ :
- Gucci
Ini adalah brand yang telah menjadi identik dengan kemewahan dan kesuksesan, menjadikannya tujuan bagi banyak orang kelas menengah yang ingin memancarkan suasana kemakmuran.
Padahal sebetulnya, orang yang benar-benar kaya tidak terpikat dengan brand ini, mereka lebih suka berinvestasi dalam barang-barang mewah yang kurang jelas. Branding keras Gucci terkadang bisa terlihat sedikit berlebihan bagi mereka yang hanya menunjukkan status sosial.
- Louis Vuitton
Mungkin brand satu ini bisa sangat keras menunjukkan kemewahan dan kesuksesan seseorang, tapi pada dasarnya elit sejati tidak perlu memakai kekayaan mereka di lengan baju atau di atas bahunya. Justru cukup dengan kepercayaan diri yang datang dari dalam, bukan dari logo di tas mereka.
- Burberry
Burberry adalah brand mewah klasik Inggris yang dikenal dengan pola kotak-kotak ikoniknya. Ini adalah merek yang telah lama dikaitkan dengan prestise, menjadikannya favorit di kalangan kelas menengah yang bertujuan untuk memproyeksikan citra kekayaan.
Burberry pernah menghadapi krisis paparan berlebihan. Pola khas brand telah menjadi sangat populer, ada di mana-mana, dan tidak selalu dengan cara yang baik. Ini dikaitkan dengan perilaku anti-sosial di Inggris, menyebabkan Burberry kehilangan citra mewahnya di antara orang-orang yang benar-benar kaya.
Merek ini sejak itu bekerja keras untuk merebut kembali status mewahnya, tetapi orang kaya sering lebih memilih merek mewah yang lebih bijaksana yang menekankan kualitas.
- Michael Kors
Michael Kors adalah perusahaan fesyen mewah Amerika, menjadi pilihan populer di kalangan mereka yang ingin membuat pernyataan tentang kesuksesan. Jam tangan dan tas tangan merek ini sangat dicari.
Namun, orang yang benar-benar kaya sering menghindari Michael Kors. Meskipun brand ini menawarkan berbagai produk mewah, ia juga memiliki lini yang ditujukan untuk konsumen yang lebih sadar anggaran.
- Versace
Versace, nama yang hampir identik dengan kemewahan. Ada sesuatu yang sangat memikat tentang desain brand yang berani dan cetakan yang menonjol. Tapi pada kenyataannya, orang yang benar-benar sukses dan kaya tidak berlomba-lomba akan hal ini.
- Coach
Coach telah lama menjadi bahan pokok di pasar mewah, terutama dalam hal tas tangan. Logonya langsung dikenali, dan produk merek sering dilihat sebagai simbol status.
Namun, orang kaya dan benar-benar sukses sering mengambil pendekatan yang berbeda. Mereka tidak hanya membeli untuk nama atau logo, tapi membeli untuk kualitas, keahlian, dan terkadang bahkan eksklusivitas yang berasal dari memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain.
- Tommy Hilfiger
Tommy Hilfiger, dengan logo merah, putih, dan biru yang ikonik telah lama menjadi favorit di antara mereka yang ingin memproyeksikan citra kesuksesan. Gaya preppy merek yang serba Amerika tampaknya meneriakkan kekayaan dan kemakmuran.
Tapi orang yang benar-benar kaya dan sukses tidak terpikat akan hal itu. Bukannya mereka memiliki sesuatu yang menentang Tommy Hilfiger, tetapi dalam hal kemewahan, mereka cenderung tertarik pada brand yang sedikit lebih rendah hati.
- Rolex
Rolex, namanya sendiri hampir identik dengan kemewahan dan kesuksesan. Tapi inilah kickernya, orang kaya sering memilih brand jam tangan kelas atas lainnya. Rolex membuat jam tangan yang indah dan berkualitas tinggi, tetapi mereka telah menjadi agak klise dalam hal menampilkan kekayaan.
Orang kaya dan sukses sering lebih suka memakai merek yang kurang dikenal tetapi sama-sama bergengsi seperti Patek Philippe atau Audemars Piguet. Mereka menghargai keahlian dan cerita di balik merek-merek ini, daripada pengakuan instan yang datang dengan Rolex.
Mengutip dari laman Ruang Menyala pada Minggu (04/05) bahwa sejatinya definisi sukses setiap orang itu berbeda, dan salah satu tokoh dunia, Elon Musk mengatakan “Sukses adalah memiliki inovasi ketika memulai bisnis.
Untuk mencapai itu, tentunya diperlukan usaha dan tekad yang totalitas. Jadi pada intinya, definisi sukses itu tidak tergantung pada sebuah brand atau logo yang kita pakai, tapi sejauh mana yang sudah dilakukan dan mampu bangkit dari kegagalan. (jpc)