Sebagian masyarakat berpikir bahwa pernikahan harus identik dengan pesta mewah, alasannya bisa beragam, yakni karena keinginan orang tua, agar spesial di momen sekali seumur hidup, atau mungkin dorongan dari omongan tetangga.
Jika kita terus melihat sudut pandang seperti itu, rasanya pernikahan akan membawa beban berat bagi kedua belah pihak. Sehingga banyak dari mereka yang rela berutang atau menjual harta benda.
Padahal kehidupan sesungguhnya yakni dijalani pada hari-hari berikutnya setelah akad nikah, dan itu terkadang menjadi “blind spot” pernikahan. Mengutip dari laman Artikel Siap Nikah, bahwa kondisi finansial bisa menjadi pertimbangan seseorang untuk menyelenggarakan pesta pernikahan yang mewah.
Terkait hal itu, melansir dari laman Avrist, terdapat 5 poin penting mengenai kondisi finansial yang perlu dibicarakan sebelum menikah, diantaranya :
- Pendapatan
Bertanya atau terbuka soal pendapatan bukanlah aib bagi pasangan yang akan menikah, keduanya harus saling mengetahui tentang gambaran keuangan di depan. Dengan terbukanya soal pendapatan ini akan lebih mudah untuk menyusun rencana keuangan bersama khususnya saat pelaksanaan acara pernikahan maupun kehidupan rumah tangga nanti.
- Gaya Pengeluaran
Ketahui sejak dini mengenai gaya pengeluaran pasangan, jika ia memiliki pendapatan yang tinggi belum tentu sejahtera karena bisa jadi ia boros dan tak memiliki tabungan sepeserpun. Terutama jika ia harus menopang kebutuhan keluarganya atau sandwich generation.Oleh karena itu, ketahui gaya pengeluaran masing-masing, diantara kalian harus ada yang saling melengkapi agar kondisi finansial saat nikah nanti sudah sehat dan stabil.
- Beban Utang
Poin ketiga ini sangat penting untuk dibahas, karena jika ditutup-tutupi maka akan menimbulkan konflik setelah rumah tangga.Bagaimanapun utang adalah janji yang harus dibayar sekecil apapun nilainya, terutama jika pasanganmu memiliki cicilan kendaraan, ponsel, atau barang-barang lainnya.Sehingga kamu bisa mengidentifikasi cara mengelola keuangan untuk acara pernikahan atau kehidupan rumah tangga nanti.
- Pembagian Tanggung Jawab
Setelah mengetahui pendapatan pasangan, maka kamu dan pasangan harus membuat rencana pembagian tanggung jawab dalam mengelola keuangan.Caranya mungkin bisa dilakukan dengan membuat rekening khusus tabungan, serta pos-pos keuangan untuk pengeluaran rumah tangga nanti.
- Tujuan Keuangan Bersama
Kehidupan pernikahan tidak dijalani sendiri-sendiri, melainkan harus ada kesepakatan bersama dan menempatkan tujuan setelah menikah nanti.Misalkan kalian harus menabung untuk membeli rumah, membeli kendaraan, atau menabung untuk pendidikan anak. Sehingga perencanaan itu akan lebih matang jika dibicarakan sebelum menikah.
Setelah mengetahui 5 poin penting di atas, maka kita bisa melihat skala prioritas terkait kondisi finansial pernikahan. Lalu kamu akan berpikir apakah pernikahan itu harus dengan pesta mewah?
Jangan sampai pesta pernikahanmu yang mewah itu menjadi kesedihan di hari esok, sebetulnya pernikahan juga sah-sah saja jika dilakukan di KUA, selebihnya itu tergantung pandangan serta prioritasnya masing-masing.(jpc)