Malut United FC diam-diam menyimpan senjata mematikan jelang kick-off Super League 2025/2026. Tak tanggung-tanggung, delapan pemain muda jebolan akademi internal resmi dipromosikan ke tim utama.
Delapan nama itu disebut-sebut sebagai proyek jangka panjang Kei Raha Boys untuk membangun dominasi di kasta tertinggi. Mereka adalah Faras Sangadji dan Ariel Kurung untuk memperkokoh lini pertahanan.
Lalu ada Muhammad Syahrul, Decky Latupeirissa, serta Mardani Majid yang dipercaya menjaga keseimbangan di lini tengah. Ditambah dua winger eksplosif yaitu Faisal Ade dan Aprilian Bernardus yang siap memberi teror di sektor sayap.
Rekrutmen delapan wonderkid ini tidak hanya patuh pada regulasi pemain U-23, tapi juga menunjukkan visi berkelas manajemen Malut United.
Mereka menjadi simbol komitmen klub dalam membangun tim dengan pondasi kuat dan berkelanjutan.
Menariknya, mayoritas dari mereka merupakan talenta lokal asal Maluku dan Maluku Utara. Ini sekaligus memperkuat identitas klub sebagai wakil kebanggaan kawasan timur Indonesia.
Malut United juga lebih awal memenuhi syarat Super League yang mewajibkan kehadiran pemain muda. Bahkan sebelum delapan pemain ini dipromosikan, mereka telah mengikat empat nama U-23 lainnya.
Empat pemain tersebut adalah Ridho Syuhada, Tri Setiawan, Rustam, dan kiper muda Mohamed Kemal Zahir Fazya. Keempatnya didatangkan untuk mengisi kedalaman skuad sejak pramusim.
“Ridho, Tri, Taufik, dan Fazya datang bukan sekadar untuk memenuhi kuota usia muda,” tegas COO Malut United, Willem D. Nanlohy dikutip dari I.League Kamis (31/7/2025).
“Manajemen yakin mereka bisa langsung memberikan kontribusi nyata di kompetisi nanti.”
Ridho Syuhada dan Tri Setiawan bahkan berstatus sebagai pilar utama PSIS Semarang musim lalu. Keduanya menjadi andalan di lini tengah dan kerap mendapat menit bermain tinggi sepanjang musim.
Mereka menyusul dua eks PSIS lainnya yang lebih dulu gabung Malut United, yakni Septian David Maulana dan Riyan Ardiansyah. Transfer ini mengindikasikan keseriusan Malut United dalam mempersiapkan musim 2025/2026.
Bukan hanya soal pemain muda, perpaduan dengan nama-nama senior bakal menciptakan harmoni dalam skuad.
Ini menjadikan Malut United sebagai tim paling siap menyulitkan raksasa-raksasa Super League, termasuk Persebaya Surabaya.
Sinyal bahaya itu sudah ditangkap oleh Persebaya Surabaya lebih awal. Direktur Operasional Persebaya Surabaya, Candra Wahyudi, terang-terangan mengaku waspada dengan kekuatan klub-klub promosi musim ini.
Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Bola Bung Binder, Candra menyebut 18 tim Liga 1 semuanya berpotensi bikin kejutan. Ia tak memandang sebelah mata para kontestan baru termasuk Malut United.
“Saya kira 18 tim ini semuanya kompetitif, termasuk tiga tim promosi yang pasti akan tampil serius,” ujar Candra Wahyudi dikutip Kamis (31/7/2025). “Liga 1 ini gengsinya tinggi, enggak ada klub yang main-main.”
Candra juga menyebut musim lalu Persebaya Surabaya justru beberapa kali kesulitan menghadapi tim-tim papan bawah. Ini menjadi catatan penting dalam sepak bola tak ada jaminan menang hanya karena posisi di klasemen.
Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya menjaga konsistensi dan ritme permainan sepanjang musim. Start bagus di awal tak akan berarti apa-apa jika tim loyo di akhir musim.
Persebaya Surabaya sendiri menargetkan posisi lebih baik dari musim sebelumnya di mana mereka finis keempat di bawah Persib Bandung, Dewa United, dan Malut United.
Ketiganya kini kembali dipandang sebagai pesaing utama Persebaya Surabaya untuk perebutan juara.
Namun masuknya delapan wonderkid Malut United ke tim utama dinilai akan membuat kekuatan mereka makin komplet.
Para pemain muda itu dipercaya bisa jadi kejutan di saat klub-klub besar belum siap menghadapi agresivitas dan determinasi mereka.
Kehadiran darah segar di skuad Malut United bisa menambah variasi taktik dan fleksibilitas permainan. Terutama saat rotasi dibutuhkan dalam jadwal padat sepanjang musim.
Skenario ini tentu mengancam ambisi klub-klub besar seperti Persebaya Surabaya untuk merebut gelar juara. Apalagi jika Malut United bisa mencuri poin penting dari laga-laga besar di awal musim.
Mimpi Persebaya Surabaya untuk kembali ke puncak kejayaan Super League bisa saja buyar jika mereka tak sigap mengantisipasi ancaman klub-klub seperti Malut United.
Apalagi secara historis, Persebaya Surabaya kerap tampil angin-anginan melawan tim non-unggulan.
Delapan wonderkid Malut United bisa saja menjadi mimpi buruk bagi Green Force musim ini. Bukan hanya karena skill individu, tapi juga karena mereka datang tanpa beban dan punya semangat tempur tinggi.
Jika Persebaya Surabaya lengah sedikit saja, bukan tidak mungkin Malut United akan jadi batu sandungan paling berbahaya. Bahkan bisa jadi penyebab gagalnya ambisi Persebaya Surabaya meraih gelar Super League musim ini.(jpc)