Federasi Sepak Bola Turki mendesak FIFA dan UEFA untuk menangguhkan Israel dari seluruh kompetisi sepak bola dunia.
Dilansir dari laman Al-Jazeera pada Sabtu (27/9), Presiden Federasi Sepak Bola Turki Ibrahim Haciosmanoglu mengirim surat resmi kepada pimpinan sepak bola dunia dan Eropa. Ia menekankan pentingnya tindakan segera atas situasi kemanusiaan di Gaza.
Haciosmanoglu menilai dunia olahraga terlalu lama bungkam meskipun mengaku menjunjung nilai perdamaian.
Haciosmanoglu juga menegaskan bahwa pelanggaran hukum yang dilakukan Israel tidak manusiawi dan tidak dapat diterima. Pernyataan ini disampaikan melalui kantor berita pemerintah Turki, Anadolu.
UEFA dilaporkan tengah mempertimbangkan pemungutan suara untuk menangguhkan Israel dari kompetisi Eropa.
Tim sepak bola pria Israel saat ini sedang berusaha lolos ke Piala Dunia 2026. Komite pengatur UEFA beranggotakan 20 orang diperkirakan dapat meraih mayoritas suara untuk mengecualikan Israel.
Desakan Turki muncul di tengah perbandingan dengan larangan terhadap Rusia pada 2022 akibat invasi Ukraina.Banyak pihak menilai ada standar ganda dalam perlakuan terhadap Israel dan Rusia. Tekanan publik terhadap badan sepak bola internasional pun semakin meningkat.
Selain Turki, koalisi atlet internasional juga menyerukan langkah serupa. Sebanyak 48 atlet ternama, termasuk Paul Pogba dan Moeen Ali, menandatangani pernyataan Athletes 4 Peace.
Para atlet yang yang menandatangani pernyataan Athletes 4 Peace meminta UEFA menangguhkan Israel sampai negara itu mematuhi hukum internasional dan menghentikan kekerasan terhadap warga sipil.
Pernyataan tersebut juga menyinggung kematian pesepak bola Palestina Suleiman al-Obeid. Asosiasi Sepak Bola Palestina menyebut al-Obeid tewas ketika pasukan Israel menyerang warga sipil di Gaza. Peristiwa ini menambah sorotan atas situasi kemanusiaan yang memburuk.
Meski UEFA berwenang menangguhkan Israel dari kompetisi Eropa, namun keputusan untuk ikut serta pada kualifikasi Piala Dunia tetap berada di bawah naungan FIFA.(jpc)