OPERATOR liga di Belanda memutuskan
menghentikan Eredisivie (kasta pertama) dan Eerste (kedua) musim 2019/20,
menyusul perpanjangan masa karantina wilayah pencegahan pandemi COVID-19 di
negara tersebut hingga 1 September 2020.
Pihak operator bersama federasi sepak
bola Belanda, KNVB, memutuskan musim ini Eredivisie dan Eerste Divisie tanpa
juara maupun promosi/degradasi karena masih banyak sisa pertandingan yang belum
dimainkan.
“Tidak ada juara, baik untuk
Eredivisie maupun Eerste Divisie. Saat ini, dalam keadaan ini, tidak pantas
membicarakan juara,” demikian tulis pernyataan yang dilansir laman resmi
Eredivisie.
Di Eredivisie saat ini, Ajax memimpin
klasemen dengan raihan 56 poin dan hanya unggul selisih gol dibandingkan AZ
Alkmaar di posisi kedua. Eredivisie masih menyisakan 8-9 pertandingan lagi
sebelum musim ditangguhkan dan akhirnya dihentikan.
Sedangkan Eerste Divisie menyisakan
sembilan pekan pertandingan lagi dan SC Cambuur Leeuwarden memimpin klasemen
dengan koleksi 66 poin, unggul empat poin atas De Graafschap di posisi kedua.
Untuk alokasi tiket ke kompetisi
antarklub Eropa, KNVB memutuskan membagikannya ke lima klub teratas klasemen
terkini Eredivisie.
Pasalnya, partai final Piala Belanda
antara FC Utrecht vs Feyenoord yang sedianya digelar 19 April juga batal
digelar karena corona, sehingga jatah tiket ke fase grup Liga Europa diberikan
ke tim urutan ketiga klasemen.
Maka, Ajax memperoleh tiket playoff Liga
Champions dan AZ babak kedua kualifikasi Liga Champions. Feyenoord ke fase grup
Liga Europa, sedangkan PSV Eindhoven dan Willem II bakal memulai di kompetisi
itu dari babak kedua kualifikasi.
“Alokasi tiket kompetisi Eropa ini, masih akan menunggu
konfirmasi UEFA,” demikian tulis pernyataan Eredivisie.
Sementara itu, keputusan menganulir
promosi/degradasi menguntungkan RKC Waalwijk yang sejak awal musim terkapar di
posisi juru kunci klasemen dan kini memiliki 15 poin serta ADO Den Haag (19) di
urutan ke-17.
Fortuna Sittard (26) yang ada di urutan
ke-16 juga diuntungkan sebab tak harus menghadapi wakil tim Eerste Divisie
untuk menghindari degradasi dalam format kompetisi normal.
Ajax menerima keputusan tak ada juara
Eredivisie musim ini, tetapi putusan itu direspons dengan kekecewaan oleh FC
Utrecht dan SC Cambuur Leeuwarden.
“Kami memimpin klasemen hampir
sepanjang musim, memang disayangkan tidak bisa menjadi juara, tetapi menilik
situasi saat ini, hal itu bisa dipahami,” kata Direktur Pemasaran Ajax
Edwin van der Sar kepada kanal video klub dilansir Reuters, Jumat WIB.
“Saat ini ada banyak hal yang lebih
penting dibanding sepak bola,” ujar legenda Ajax dan Manchester United itu
menambahkan.
Namun, keputusan KNVB yang juga meliputi
penganuliran promosi dan degradasi serta penentuan alokasi tiket kompetisi
Eropa tidak diterima dengan baik oleh Utrecht dan Cambuur.
Cambuur yang saat ini memimpin Eerste
Divisie (divisi dua) dengan koleksi 66 poin harus menunda ambisi mereka promosi
ke Eredivisie sebab tak ada promosi/degradasi musim ini.
“Ini skandal terbesar sepanjang
sejarah olahraga Belanda,” kata pelatih kepala Cambuur, Henk de Jong.
Sedangkan Utrecht, yang memesan satu
tempat di partai final Piala Belanda melawan Feyenoord, harus merelakan satu
tiket fase grup Liga Europa tak bisa mereka raih lewat perjuangan di atas
lapangan.
Keputusan menghentikan sepak bola di
Belanda, praktis membuat final Piala Belanda tak digelar dan tiket fase grup
Liga Europa langsung diberikan kepada Feyenoord yang saat ini berada di urutan
ketiga klasemen Eredivisie.
“Tak bisa diterima bahwa Piala
Belanda diabaikan sama sekali dan tak menghasilkan tiket ke kompetisi Eropa
seperti seharusnya,” demikian pernyataan resmi Utrecht.
Penghentian kompetisi membuat Utrecht
juga kehilangan kesempatan meraih tiket ke Eropa lewat jalur liga, padahal
mereka berada di urutan keenam dan hanya tertinggal tiga poin dengan satu laga
simpanan dari Willem II di urutan kelima.