MADRID – MALANG benar
nasib Karim Benzema di level internasional. Sejak 2015, striker Real Madrid
tersebut tidak bisa membela timnas Prancis karena â€diasingkanâ€. Itu terjadi
setelah Benzema terbukti melakukan pemerasan atas skandal video seks rekannya
di skuad Les Bleus, winger Mathieu Valbuena.
Presiden FFF (PSSI-nya
Prancis) Noel Le Graet pada Minggu waktu setempat (17/11) juga menyatakan,
tidak ada lagi tempat bagi Benzema di Les Bleus. Le Graet mengungkapkannya
untuk merespons kemungkinan striker 31 tahun itu kembali ke Les Bleus seiring
performa moncernya bersama Real musim ini.
Kecewa dengan
pernyataan Le Graet, Benzema mengancam akan pindah timnas. Aljazair yang
merupakan negeri asal ayah dan ibunya, Hafid dan Wahida Djebbara, jadi bidikan.
Tapi, pada Senin (18/11), pelatih Aljazair Djamel Belmadi memberikan jawaban
menohok atas keinginan Coco-–sapaan akrab Karim Benzema.
Belmadi mengaku tidak
membutuhkan Benzema di timnas yang Juli lalu memenangi Piala Afrika tersebut.
â€Saya memiliki (Baghdad) Bounedjah, Islam (Slimani), (Andy) Delort, dan
(Hillal) Soudani. Saya sangat bahagia dengan para penyerang yang saya miliki
saat ini,†ucapnya di laman sepak bola Aljazair, DZFoot.
Benzema yang sudah
memiliki 81 caps dan mengemas 27 gol plus 18 assist bersama Les Bleus sejatinya
sulit pindah timnas mengacu regulasi FIFA. Hal itu tercantum dalam statuta FIFA
pasal 18 yang menyebutkan bahwa setiap pemain yang telah berpartisipasi dalam
pertandingan (baik secara penuh maupun sebagian), dalam kompetisi resmi
kategori apa pun, atau jenis sepak bola apa pun untuk satu asosiasi, tidak bisa
bermain dalam pertandingan internasional untuk tim perwakilan dari asosiasi
lain.
Selain itu, Benzema tidak memiliki
kewarganegaraan ganda Aljazair-Prancis. Di Prancis yang menjadi negara
kelahirannya, seseorang hanya bisa memiliki satu paspor. Berbeda halnya dengan
Spanyol yang memperbolehkan warga negaranya memiliki paspor ganda. (jpc/jpnn)