BANDUNG- IBL 2020 seri Bandung menjadi salah
satu momen terbaik bagi tim asal Surabaya, Pacific Caesar. Mereka menjelma
sebagai giant killer, setelah menundukkan dua tim besar dalam dua hari
beruntun. Minggu (19/1) lalu, mereka mengatasi tim langganan final, Satria Muda
Pertamina (SM) 75-73.
Sehari sebelumnya (18/1), Luis Jacobo dkk juga
sukses menundukkan tim tradisional Pelita Jaya 74-61. Keberhasilan Pacific
tidak terlepas dari trio pemain asing mereka yang sedang on fire. Kemarin,
giliran Jacobo yang tampil begitu solid dengan membikin double-double 24 poin,
dan 12 rebound.
Sedangkan forward Pacific Taylor Statham yang
menjadi momok buat Pelita Jaya menyusul dengan sumbangan 15 poin, dan 6
rebound. Selain mereka, Yerikho Tuasela dan Anton Devon Waters yang datang dari
bangku cadangan masing-masing menyumbang dua digit poin.
Yerikho yang berposisi sebagai guard menyumbang
10 poin, sedangkan Waters dengan 11 poin. Pelatih Pacific, David Singleton
memang menyiapkan timnya untuk laga ketat versus SM. “Satria Muda tim kuat
dengan defense bagus. Pemain lokal mereja juga bagus,” kata Singleton.
Pacific begitu kuat dalam urusan rebound. Total
52 kali rebound dijalankan semifinalis musim lalu tersebut. Sebanyak 36 rebound
di antaranya terjadi saat Pacific menerapkan skema bertahan. Berbanding cukup
jauh dengan SM yang hanya membuat total 35 kali rebound sepanjang pertandingan.
“Kami tetap solid dan bersatu walau dalam
tekanan,” beber Jacobo yang juga kapten Pacific. Kekuatan SM musim ini
tereduksi setelah sejumlah bintang mereka memperkuat Timnas di IBL kali ini.
Atas situasi itu pula Milos Pejic pelatih SM menyebut Pacific sebagai lawan
tangguh.
“Mereka tim bagus dan susah untuk dijaga.
Kami juga kehilangan beberapa kali tembakan,” sebut Milos. Persaingan IBL
musim ini masih cukup ketat. Hingga seri kedua kemarin, Empat tim mengemas poin
sama; tujuh. Yaitu Timnas yang tergabung dalam Indonesia Patriots, Pacific
Caesar, Pelita Jaya dan Satya Wacana Salatiga. (nap/jpg)