SALVADOR– Para pemain Premier League menyesaki
skuad Brasil. Terdapat tujuh nama pemain asal kompetisi Inggris dari 23 nama
skuad Canarinho di Copa America 2019 ini. Enam diantaranya diturunkan pelatih
Tite dalam matchday pembuka grup A lawan Bolivia (15/6) lalu. Cuma Ederson
(kiper/Manchester City) yang belum turun.
Dan pada matchday kedua (19/6) pukul 07.30 WIB di Itaipava Arena Fonte Nova,
Brasil dijadwalkan bertemu Vanezuela. Sama seperti Brasil, La Vinotinto punya
Salomon Rondon yang bermain buat klub Premier League, Newcastle United.
Seperti diberitakan ESPN Deportes, Tite diperkirakan tak akan mengubah total
skuadnya untuk matchday kedua ini. Kalaupun ada pergeseran hanya terjadi di
lini tengah. Fernandinho digantikan oleh Arthur.
Tite mengatakan di matchday kedua ini haruslah ada perbaikan produktivitas dari
timnya. Setelah menerima boo di laga pembuka lawan Bolivia, pelatih 58 tahun
tersebut mengejar gol di babak pertama.
“Kami harus memahami yang diinginkan suporter. Jika kami menciptakan peluang
sebanyak-banyaknya dan menghasilkan gol maka suporter akan bertepuk tangan buat
kami,†ucap Tite kepada ESPN Deportes.
Kinerja trio lini depan Brasil mendapat nilai rata-rata dan tidak istimewa dari
mayoritas media Brazil usai lawan Bolivia. Nilai tertinggi diberikan kepada
gelandang Philippe Coutinho yang memborong dua gol ke gawang Bolivia.
Dalam dua turnamen mayor terakhir, Piala Dunia 2018 dan Copa America 2019,
memang Coutinho-lah sang pencetak gol pembuka Brasil. Tahun lalu, pemain 27
tahun itu melakukannya ke gawang Swiss.
Nirgol dari penyerang Brasil ini menunjukkan kalau pencarian nomor sembilan
Brazil belumlah berakhir. Jesus yang mendapat kepercayaan tahun lalu di posisi
utama dari Tite akhirnya lengser.
Pelengseran ini berdampak kepada performa Jesus di klub. Musim ini, eks
penyerang Palmeiras hanya masuk starting XI 21 kali dari total 47 laganya di
City. Produksi golnya di Premier League pun hanya tujuh. Merosot dibandingkan
musim 2017-2018 dimana Jesus membuat 13 gol di Premier League.
“Keunggulan Firmino adalah kemampuannya membuka ruang dan memberikan kontribusi
assist buat rekannya jika dirinya tak bisa mencetak gol. Dan itulah yang
disukai Tite dari Firmino ketimbang Jesus,†tulis ESPN Deportes.
Firmino di ajang domestik ‘menyerah’ kepada Jesus. City, tim Jesus, berhasil
menjadi kampiun dalam dua musim beruntun. Namun Firmino membalasnya dengan
mengantar Liverpool juara Liga Champions. Produktivitas di Premier League,
Firmino juga lebih apik dari Jesus. Yakni 12 gol dalam 34 laga.
Dan diantara Firmino atau Jesus, maka gol terbanyak di ajang Premier League
malah disumbangkan Richarlison. Pemain berusia 22 tahun ini membuat 13 gol
dalam 35 pertandingan.
Sementara itu, penyerang Venezuela
Salomon Rondon meski tak mencetak gol di matchday pertama versus Peru (16/6)
tetap memberikan kecemasan kepada pemain lini belakang Brasil. Rondon menjalani
musim bagus bersama Newcastle musim ini. Pemain 29 tahun itu membuat 11 gol
dari 32 penampilannya.
Rondon juga pemain paling produktif Venezuela di ajang Copa America ini.
Berpartisipasi sejak Copa America 2011, tahun ini merupakan tahun keikut
sertaannya yang keempat. Dalam 14 laga di Copa America, pemain kelahiran
Caracas itu menghasilkan empat gol.
Nah, perjalanan terbaik Rondon dan Venezuela
terjadi pada Copa America 2011 lalu. Yakni membawa Venezuela mencapai babak
semifinal. Di empat besar, Venezuela kalah 3-5 dalam drama adu penalti oleh
Paraguay. (dra/jpg)