27.7 C
Jakarta
Tuesday, November 26, 2024

Semoga Direvisi ! Harusnya Jadi Lahan Parkir Stadion dan GOR

PALANGKA RAYA- “Sudah kehabisan ruang kosongkah
Kalteng ini,” tulis akun @manikfrankymanotar di kolom komentar instagram @seputaranplk
yang mengaploud video arena motocross di depan Stadion Tuah Pahoe.

“jujur aku sangat gak setuju kenapa area
sirkuit di lokasi itu. Harusnya bisa jadi lahan parkir buat stadion atau taman olahraga
serbaguna, jadi lebih enak dipandang, apalagi lokasinya di bagian depan. Semoga
perencanaan itu bisa direvisi,”tulis akun abra_rasyid. Pro kontra datang dari akun-akun
lain.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora)
Provinsi Kalteng Faleri Tuwan menjelaskan ikhawal pembangunan arena tersebut.
Pembangunan lintasan merupakan kerja sama dengan klub motocross yaitu Kalteng
22 MX Team yang tujuannya untuk melakukan pembinaan atlet di Kalteng.

Pembangunan tersebut juga sebagai upaya
pembinaan, terutama atlet motocross Kalteng yang akan tampil di PON Papua tahun
2021 mendatang. Sehingga dapat melakukan ujicoba secara rutin.

Baca Juga :  Quartararo Mantap di Puncak Klasemen

“Sirkuit tersebut juga terbuka dan dibuka
untuk umum. Bahkan tidak dipungut biaya. Sehingga pembalap bisa melakukan uji
coba atau pembinaan atlet. Tetapi saat ini masih melakukan uji coba lintasan
dan belum dibuka secara resmi untuk umum. Jika sudah dinyatakan layak oleh tim
teknis maka akan dibuka untuk masyarakat,” tuturnya kepada Kalteng Pos (Grup
kaltengpos.co, Jumat (13/11).

Faleri juga menegaskan bahwa tidak ada
anggaran yang digelontorkan dari pemerintah. Semua murni dipersiapkan oleh
pihak ketiga. Seperti halnya penyediaan alat berat dan prasarana lainnya. Pemerintah
hanya menyediakan lahan.

Teknis pembangunan yang berjalan di lapangan
hanya melakukan desain lintasan dan terbuat dari tumpukan tanah dan bersifat
sementara. Sehingga sewaktu-waktu bisa dibongkar. Tidak ada konstruksi beton,
kayu atau lainnya.

Baca Juga :  Wanita Arab Pertama di Formula 1

Panjang sirkuit yang terletak persis di depan
Stadion Tuah Pahoe sepanjang 850 meter. Sementara yang terletak di depan GOR
masih belum dihitung karena masih dalam tahap pengerjaan dan terus berjalan. Ke
depan pihaknya masih berupaya untuk mencari tempat yang layak untuk dibangun sirkuit
permanen. Untuk membangun sebuah sirkuit membutuhkan dana berkisar Rp800-900
juta.

Dengan pembanguna sirkuit yang letaknya sangat
strategis dan aksesnya cukup mudah, diharapkan dapat meningkatkan pembinaan
atlet motocross dan grasstrack agar dapat terus bersaing dalam setiap even yang
akan diikuti ke depan. 

PALANGKA RAYA- “Sudah kehabisan ruang kosongkah
Kalteng ini,” tulis akun @manikfrankymanotar di kolom komentar instagram @seputaranplk
yang mengaploud video arena motocross di depan Stadion Tuah Pahoe.

“jujur aku sangat gak setuju kenapa area
sirkuit di lokasi itu. Harusnya bisa jadi lahan parkir buat stadion atau taman olahraga
serbaguna, jadi lebih enak dipandang, apalagi lokasinya di bagian depan. Semoga
perencanaan itu bisa direvisi,”tulis akun abra_rasyid. Pro kontra datang dari akun-akun
lain.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora)
Provinsi Kalteng Faleri Tuwan menjelaskan ikhawal pembangunan arena tersebut.
Pembangunan lintasan merupakan kerja sama dengan klub motocross yaitu Kalteng
22 MX Team yang tujuannya untuk melakukan pembinaan atlet di Kalteng.

Pembangunan tersebut juga sebagai upaya
pembinaan, terutama atlet motocross Kalteng yang akan tampil di PON Papua tahun
2021 mendatang. Sehingga dapat melakukan ujicoba secara rutin.

Baca Juga :  Quartararo Mantap di Puncak Klasemen

“Sirkuit tersebut juga terbuka dan dibuka
untuk umum. Bahkan tidak dipungut biaya. Sehingga pembalap bisa melakukan uji
coba atau pembinaan atlet. Tetapi saat ini masih melakukan uji coba lintasan
dan belum dibuka secara resmi untuk umum. Jika sudah dinyatakan layak oleh tim
teknis maka akan dibuka untuk masyarakat,” tuturnya kepada Kalteng Pos (Grup
kaltengpos.co, Jumat (13/11).

Faleri juga menegaskan bahwa tidak ada
anggaran yang digelontorkan dari pemerintah. Semua murni dipersiapkan oleh
pihak ketiga. Seperti halnya penyediaan alat berat dan prasarana lainnya. Pemerintah
hanya menyediakan lahan.

Teknis pembangunan yang berjalan di lapangan
hanya melakukan desain lintasan dan terbuat dari tumpukan tanah dan bersifat
sementara. Sehingga sewaktu-waktu bisa dibongkar. Tidak ada konstruksi beton,
kayu atau lainnya.

Baca Juga :  Wanita Arab Pertama di Formula 1

Panjang sirkuit yang terletak persis di depan
Stadion Tuah Pahoe sepanjang 850 meter. Sementara yang terletak di depan GOR
masih belum dihitung karena masih dalam tahap pengerjaan dan terus berjalan. Ke
depan pihaknya masih berupaya untuk mencari tempat yang layak untuk dibangun sirkuit
permanen. Untuk membangun sebuah sirkuit membutuhkan dana berkisar Rp800-900
juta.

Dengan pembanguna sirkuit yang letaknya sangat
strategis dan aksesnya cukup mudah, diharapkan dapat meningkatkan pembinaan
atlet motocross dan grasstrack agar dapat terus bersaing dalam setiap even yang
akan diikuti ke depan. 

Terpopuler

Artikel Terbaru