BELUM juga kompetisi
dilanjutkan, klub-klub sudah pontang-panting diempas masalah finansial akibat
pandemi korona. Hal itu berpengaruh pada pembayaran hak kepada pemain. Beberapa
klub Liga 1 dan Liga 2 saat ini dikabarkan sudah menunggak gaji para pemain dan
ofisial.
Salah satunya adalah PSS Sleman. Beberapa
hari terakhir para pemain memasang status di media sosialnya soal ’’kantong
yang kosong’’. Sebuah sindiran kepada manajemen PSS yang belum membayar gaji
mereka. Padahal, jika sesuai surat keputusan PSSI, manajemen hanya wajib
membayar 25 persen.
Salah seorang pemain PSS yang tidak mau
disebut namanya membenarkan bahwa manajemen belum membayar gajinya untuk Mei
dan Juni. ’’Padahal, ini sudah mau masuk ke pertengahan Juli. Susah bagi kami
kalau seperti ini terus,’’ ujarnya.
Pemain tersebut bahkan harus rela menjual
mobil pribadinya gara-gara belum gajian. Hal itu dilakukan untuk menutup
kebutuhan sehari-hari bersama keluarga. Agar dapur tetap mengepul. ’’Saya juga
harus bayar cicilan rumah. Terpaksa saya jual mobil. Sudah gaji dapat sedikit,
tidak bayaran juga,’’ ucapnya kesal.
Pemain lain yang juga tidak mau disebut
namanya mengaku terpaksa menggantungkan hidup pada usaha sampingan yang baru
dirintisnya ketika pandemi korona melanda. ’’Ya kalau untuk makan saja cukup.
Tapi, untuk kebutuhan lain pastinya butuh,’’ paparnya.
Lantas, apakah masalah tersebut sudah
dilaporkan ke Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI)? Dia mengaku belum.
Sebab, sebagian besar pemain tidak mau gegabah. ’’Ada beberapa pemain yang
tidak ikut APPI, jadi kami masih menunggu iktikad baik dari manajemen. Saya
rasa APPI juga pasti sudah mendengar masalah ini,’’ tuturnya.
Selain PSS, klub Liga 1 lainnya, PSM
Makassar, kabarnya menunggak gaji satu bulan. Tepatnya untuk gaji Juni. Sebab,
hingga pertengahan Juli ini, gaji yang dijanjikan 25 persen tak kunjung cair.
Jawa Pos berusaha mengonfirmasi kepada salah
seorang pemain PSM, yaitu Bayu Gatra. Walau tidak secara tegas membenarkan, dia
meminta Jawa Pos menanyakan hal itu kepada manajemen dan kapten tim Zulkifli
Syukur agar lebih pantas. ’’Tidak enak saya kalau bicara langsung,’’ ungkapnya.
Di luar itu, Bayu hanya ingin bercerita soal
SK terbaru PSSI perihal renegosiasi kontrak. Mantan penggawa Madura United
tersebut menegaskan menolak pembayaran kisaran 50 persen yang ditetapkan.
Menurut dia, hal itu sangat tidak adil bagi para pemain. ’’Para pemain maunya
lebih dari itu,’’ pintanya.
Namun, satu pemain PSM yang tidak mau disebut
namanya membenarkan bahwa Juku Eja menunggak gaji pada Juni lalu. Kali terakhir
pemain PSM menerima bayaran adalah ketika Hari Raya Idul Fitri. Itu berarti
masih masuk gaji Mei. ’’Setelah itu tidak ada. Tapi, kami yakin insya Allah
dibayar,’’ ungkapnya.
Tertunggaknya gaji pada Juni dipertegas
Direktur 2Touch International Khairul Asyra. Pria yang mengurusi kontrak pemain
Firza Andika di PSM itu membenarkan bahwa kliennya belum menerima gaji pada
Juni lalu. ’’Juga ada beberapa tunggakan kepada Firza yang belum
diselesaikan,’’ paparnya.
Sementara itu, General Manager APPI Ponaryo
Astaman angkat bicara mengenai isu tunggakan gaji yang dialami PSS dan PSM.
Untuk PSS, dia mengaku sudah mendengar bahwa pemain belum menerima haknya
selama ini. ’’Saya sudah dengar, tapi belum ada laporan resmi dari pemain.
Mungkin masih mencoba persuasif ke manajemen dulu,’’ katanya.