31.8 C
Jakarta
Monday, April 14, 2025

Membayar Mimpi The Godfather

Antonio Conte dan Thomas Tuchel mendapat
kesempatan keduanya musim ini. Conte รขโ‚ฌล“pulangรขโ‚ฌย ke Serie A setelah berpetualang
ke Coverciano, kamp latihan timnas Italia, dan Chelsea. Tuchel menapak musim
keduanya sebagai entraineur Paris Saint-Germain (PSG). Kesempatan itu juga
bernilai mahal. Itu yang harus mereka bayar akhir musim ini.

โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”-

ANTONIO Conte dan Jose Mourinho pernah jadi
musuh bebuyutan selama di Premier League, antar 2016 sampai 2018. Tetapi, tak
bisa dipungkiri, Conte selalu mengikuti jejak Mourinho. Di Chelsea, Conte
langsung memberi gelar juara Premier League. Sama dengan di musim pertama The
Special One, julukan Mourinho.

The Godfather, julukan Conte, pun jadi pelatih
yang membuat Chelsea kembali merogoh koceknya dalam-dalam. Saat musim
pertamanya. Conte dibayar GBP 6,5 juta (Rp 111,9 miliar). Tak jauh beda seperti
saat Chelsea menjadikan Mourinho sebagai salah satu pelatih dengan gaji
termahal pada 2004 รขโ‚ฌโ€œ 2005, dengan GBP 4,2 juta (Rp 72,3 miliar).

Dan, musim ini, lagi-lagi Conte รขโ‚ฌล“mengekorรขโ‚ฌย
Mourinho dengan mengarsiteki Inter Milan. Lagi-lagi, Conte juga memaksa klub
yang dia tangani membayar mahal servisnya, sama dengan Mourinho. Laporan La
Gazzetta dello Sport menyebut Conte sebagai pelatih bergaji tertinggi di Serie
A sepanjang masa.

Nerazzurri, julukan Inter, menggajinya EUR 11
juta (Rp 168,6 miliar) per musim. Angka itu telah memecahkan rekor Mourinho
sebagai pelatih dengan bayaran termahal Serie A. Ketika musim 2008 รขโ‚ฌโ€œ 2009,
Inter mengeluarkan uangnya sampai EUR 9,8 juta (Rp 150,1 miliar) untuk menggaji
Mourinho per musimnya. Bayaran besar yang berbuah scudetto.

Baca Juga :  Harus Lebih Percaya Diri

Conte pun kini menyandang ekspektasi serupa.
โ€Itu (bayaran mahal Conte) jadi investasi terbesar Inter,โ€ sebut Beppe
Bergomi, mantan bek dan allenatore tim Berretti Inter yang saat ini menjadi
pundit Sky Sports Italia itu. Dilansir Calciomercato, Pemain Terbaik Inter 1990
itu pun konfiden dengan musim pertama Conte di Appiano Gentile, kamp latihan
Inter.

โ€Inter sepanjang Agustus lalu telah
memperlihatkan karakter Conte, karakter pemenang,โ€ klaim salah satu pemain
yang ikut mengantarkan Inter scudetto 1988 รขโ‚ฌโ€œ 1989 itu. Rival Conte di Serie A,
Vincenzo Montella, juga ikut meyakininya. Allenatore Fiorentina itu menganggap
nilai yang dikeluarkan Inter takkan sia-sia. โ€Conte selalu mendapatkan apa
yang dia mau,โ€ sebutnya, dikutip Corriere dello Sport.

Tetapi Inter dan Conte sama-sama memiliki
reputasi kurang bagus soal loyalitas kontrak. Inter doyan memecat pelatih
sebelum kontrak habis. Sementara Conte juga masih terjerat kasus dengan The
Blues, julukan Chelsea, soal penyelesaian kompensasinya setelah didepak dari
klub milik Roman Abramovic itu.

 

Tuntutan kompensasi GBP 9 juta (Rp 154,5
miliar) bahkan sudah masuk babak kedua, di Arbitrase Ketenagakerjaan London.
Sengketa itu akan diputuskan pada bulan ini. Nilai tuntutan yang diminta Conte
itu pun termasuk dalam GBP 70 juta (Rp 1,2 triliun) kerugian Chelsea pada 2019
ini.

Baca Juga :  Muslimat NU Kembali Pesta Gol


Ekspektasi serupa juga dibebankan untuk Thomas
Tuchel. Paris Saint-Germain (PSG) di musim panas lalu memperbarui kontrak
Tuchel semusim sampai 2021. Nilai gajinya pun ikutan naik. Dari yang awalnya
EUR 5 juta (Rp 76,4 miliar), naik jadi EUR 7,5 juta (Rp 114,7 miliar). Kalau
musim lalu cuma mampu meraih dua trofi, Ligue 1 dan Trophee des Champions, maka
di musim ini setelah gajinya naik dia diharap bisa lebih dari musim lalu.

Mantan entraineur PSG Jean-Michael Larque
menganggap musim kedua Tuchel ini bisa lebih terjal. Dia mencontohkan ujian
yang sudah didapat pelatih 46 tahun itu di awal musim ini. Selain polemik
Neymar, dia pun direcoki dengan cedera yang menghantam Kylian Mbappe dan
Edinson Cavani. โ€Dia (Tuchel) takkan berhenti menangis di musim ini,โ€
sindirnya kepada RMC  Sport.

Mantan pemain Les Parisien, julukan PSG, pada
era 1970-an itu menganggap era Tuchel tak membawa efek apapun bagi klub
penguasa Ligue 1 tersebut. โ€Siapa yang berkembang? Apa (Alphonse) Areola?
(Presnel) Kimpembe? (Thilo) Kehrer? (Layvin) Kurzawa? Saya bahkan tak bisa lagi
menyebutkan yang lainnya karena tak banyak yang berkembang di eranya,โ€
imbuhnya. (ren/jpg)

Antonio Conte dan Thomas Tuchel mendapat
kesempatan keduanya musim ini. Conte รขโ‚ฌล“pulangรขโ‚ฌย ke Serie A setelah berpetualang
ke Coverciano, kamp latihan timnas Italia, dan Chelsea. Tuchel menapak musim
keduanya sebagai entraineur Paris Saint-Germain (PSG). Kesempatan itu juga
bernilai mahal. Itu yang harus mereka bayar akhir musim ini.

โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”-

ANTONIO Conte dan Jose Mourinho pernah jadi
musuh bebuyutan selama di Premier League, antar 2016 sampai 2018. Tetapi, tak
bisa dipungkiri, Conte selalu mengikuti jejak Mourinho. Di Chelsea, Conte
langsung memberi gelar juara Premier League. Sama dengan di musim pertama The
Special One, julukan Mourinho.

The Godfather, julukan Conte, pun jadi pelatih
yang membuat Chelsea kembali merogoh koceknya dalam-dalam. Saat musim
pertamanya. Conte dibayar GBP 6,5 juta (Rp 111,9 miliar). Tak jauh beda seperti
saat Chelsea menjadikan Mourinho sebagai salah satu pelatih dengan gaji
termahal pada 2004 รขโ‚ฌโ€œ 2005, dengan GBP 4,2 juta (Rp 72,3 miliar).

Dan, musim ini, lagi-lagi Conte รขโ‚ฌล“mengekorรขโ‚ฌย
Mourinho dengan mengarsiteki Inter Milan. Lagi-lagi, Conte juga memaksa klub
yang dia tangani membayar mahal servisnya, sama dengan Mourinho. Laporan La
Gazzetta dello Sport menyebut Conte sebagai pelatih bergaji tertinggi di Serie
A sepanjang masa.

Nerazzurri, julukan Inter, menggajinya EUR 11
juta (Rp 168,6 miliar) per musim. Angka itu telah memecahkan rekor Mourinho
sebagai pelatih dengan bayaran termahal Serie A. Ketika musim 2008 รขโ‚ฌโ€œ 2009,
Inter mengeluarkan uangnya sampai EUR 9,8 juta (Rp 150,1 miliar) untuk menggaji
Mourinho per musimnya. Bayaran besar yang berbuah scudetto.

Baca Juga :  Harus Lebih Percaya Diri

Conte pun kini menyandang ekspektasi serupa.
โ€Itu (bayaran mahal Conte) jadi investasi terbesar Inter,โ€ sebut Beppe
Bergomi, mantan bek dan allenatore tim Berretti Inter yang saat ini menjadi
pundit Sky Sports Italia itu. Dilansir Calciomercato, Pemain Terbaik Inter 1990
itu pun konfiden dengan musim pertama Conte di Appiano Gentile, kamp latihan
Inter.

โ€Inter sepanjang Agustus lalu telah
memperlihatkan karakter Conte, karakter pemenang,โ€ klaim salah satu pemain
yang ikut mengantarkan Inter scudetto 1988 รขโ‚ฌโ€œ 1989 itu. Rival Conte di Serie A,
Vincenzo Montella, juga ikut meyakininya. Allenatore Fiorentina itu menganggap
nilai yang dikeluarkan Inter takkan sia-sia. โ€Conte selalu mendapatkan apa
yang dia mau,โ€ sebutnya, dikutip Corriere dello Sport.

Tetapi Inter dan Conte sama-sama memiliki
reputasi kurang bagus soal loyalitas kontrak. Inter doyan memecat pelatih
sebelum kontrak habis. Sementara Conte juga masih terjerat kasus dengan The
Blues, julukan Chelsea, soal penyelesaian kompensasinya setelah didepak dari
klub milik Roman Abramovic itu.

 

Tuntutan kompensasi GBP 9 juta (Rp 154,5
miliar) bahkan sudah masuk babak kedua, di Arbitrase Ketenagakerjaan London.
Sengketa itu akan diputuskan pada bulan ini. Nilai tuntutan yang diminta Conte
itu pun termasuk dalam GBP 70 juta (Rp 1,2 triliun) kerugian Chelsea pada 2019
ini.

Baca Juga :  Muslimat NU Kembali Pesta Gol


Ekspektasi serupa juga dibebankan untuk Thomas
Tuchel. Paris Saint-Germain (PSG) di musim panas lalu memperbarui kontrak
Tuchel semusim sampai 2021. Nilai gajinya pun ikutan naik. Dari yang awalnya
EUR 5 juta (Rp 76,4 miliar), naik jadi EUR 7,5 juta (Rp 114,7 miliar). Kalau
musim lalu cuma mampu meraih dua trofi, Ligue 1 dan Trophee des Champions, maka
di musim ini setelah gajinya naik dia diharap bisa lebih dari musim lalu.

Mantan entraineur PSG Jean-Michael Larque
menganggap musim kedua Tuchel ini bisa lebih terjal. Dia mencontohkan ujian
yang sudah didapat pelatih 46 tahun itu di awal musim ini. Selain polemik
Neymar, dia pun direcoki dengan cedera yang menghantam Kylian Mbappe dan
Edinson Cavani. โ€Dia (Tuchel) takkan berhenti menangis di musim ini,โ€
sindirnya kepada RMC  Sport.

Mantan pemain Les Parisien, julukan PSG, pada
era 1970-an itu menganggap era Tuchel tak membawa efek apapun bagi klub
penguasa Ligue 1 tersebut. โ€Siapa yang berkembang? Apa (Alphonse) Areola?
(Presnel) Kimpembe? (Thilo) Kehrer? (Layvin) Kurzawa? Saya bahkan tak bisa lagi
menyebutkan yang lainnya karena tak banyak yang berkembang di eranya,โ€
imbuhnya. (ren/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru