25.4 C
Jakarta
Monday, May 12, 2025

Momen Perpisahan Istimewa Bayern Munchen dengan Thomas Muller dan Eric Dier

Bayern Munchen menggelar perpisahan emosional untuk dua pemainnya, Thomas Muller dan Eric Dier, dalam laga kandang terakhir Bundesliga musim 2024/25 melawan Borussia Mönchengladbach pada Sabtu (10/5) malam di Allianz Arena. Keduanya dipastikan akan meninggalkan klub pada akhir musim ini.

Momen perpisahan ini terasa istimewa, terlebih bagi Muller yang sudah menjadi bagian dari Bayern sejak 25 tahun lalu atau sejak tahun 2000. Dalam seremoni sebelum laga, Presiden Herbert Hainer bersama jajaran direksi menyerahkan hadiah sebagai bentuk penghormatan.

Bagi Muller, ini bukan sekadar pertandingan kandang terakhir. Ia adalah legenda hidup Bayern dengan 13 gelar Bundesliga, enam DFB Pokal, dua Liga Champions, dan satu gelar Piala Dunia 2014 bersama Jerman.

Total, Muller tampil sebanyak 750 kali untuk Bayern dengan torehan 248 gol dan 222 assist. Ia menjadi simbol loyalitas dan kejayaan Die Roten selama lebih dari dua dekade.

Muller keluar dari lorong stadion untuk pemanasan terakhirnya di kandang. Jika diperhatikan, langkah-langkahnya seolah membawa beban berat, mencoba menahan gejolak emosinya.

“Menerima trofi Bundesliga terakhirku di laga kandang terakhir bersama Bayern benar-benar menggugah emosi, bahkan untuk seseorang yang sudah berpengalaman seperti aku,” ujarnya dalam wawancara kepada fcbayern.com.

Baca Juga :  Siapkan Kompetisi Bulan Desember, Menerima Kedatangan Askot PSSI Denpasar, Bali

Ia pun memasuki Allianz Arena, stadion yang selama ini ia sebut rumah, untuk penampilan ke-355 kalinya di kandang. Stadion seperti terasa bergetar oleh emosi

Saat upacara resmi digelar sebelum kick-off, atmosfer terasa penuh kehangatan. Pelukan dan tepukan penuh rasa hormat diberikan oleh para pendukung dan petinggi klub.

Namun sebelum air mata benar-benar menetes, pertandingan pun dimulai. Sepak bola seolah menjadi pelarian Muller dari segala perasaan yang mendesak di dada.

“Sekarang ayo kita main,” serunya setelah menerima penghargaan. Ia bermain seperti biasa, berlari, mengatur serangan, dan memberikan segalanya di lapangan.

Di menit ke-56, ia nyaris mencetak gol, tetapi sayang bola masih belum mau masuk ke gawang. Setelah itu, para suporter bahkan menyanyikan lagu untuknya, “Ayo Muller, cetak gol!”

Saat menit ke-83, angka 25 muncul di papan pergantian. Ia menunduk, menyandarkan tangan di lutut, dan sesaat menunjukkan emosi paling jujurnya.

Lalu ia menatap tribun, tempat kedua orang tuanya duduk. Dari sanalah dulu semua dimulai, dari Pähl menuju mimpi besar di München.

Baca Juga :  Hari Ini, Pendaftaran Penjaringan Bakal Calon Ketua Mulai Dibuka

Para pemain ikut memberi penghormatan. Harry Kane, Kimmich, Goretzka, dan Neuer memeluknya, sementara staf dan pemain cadangan membentuk guard of honour.

Ia berlari melewati mereka, tersenyum, melambaikan tangan, dan masuk ke bangku cadangan dengan hati yang tenang. Muller tampaknya benar-benar menikmati malam ini.

Setelah peluit panjang, semua pemain kembali ke lapangan untuk menerima medali. Neuer menarik Muller ke depan untuk memberikannya kesempatan sebagai pemain pertama yang mengangkat trofi.

Di akhir laga, Muller berbicara kepada 75.000 penonton. Ia bercerita tentang betapa berharganya mencetak gol untuk mereka, dan semua pertemuan yang ia nikmati bersama banyak orang selama kariernya.

“Aku melihat banyak pemain muda yang lapar dan juga memberikan hatinya untuk Bayern. Kami berada di posisi yang baik,” katanya.

“Aku selalu mencintai peran sebagai ‘gladiator modern’, tapi aku tidak sedih. Aku menantikan apa yang akan datang, meskipun mungkin tak akan seindah apa yang telah aku jalani,” tambahnya

Muller pun menutup pidatonya dengan penuh cinta.

“Kalaupun ada air mata, biarlah itu hanya air mata kebahagiaan. Aku mencintai kalian semua. Jaga diri kalian. Sampai jumpa,” tutupnya.(jpc)

Bayern Munchen menggelar perpisahan emosional untuk dua pemainnya, Thomas Muller dan Eric Dier, dalam laga kandang terakhir Bundesliga musim 2024/25 melawan Borussia Mönchengladbach pada Sabtu (10/5) malam di Allianz Arena. Keduanya dipastikan akan meninggalkan klub pada akhir musim ini.

Momen perpisahan ini terasa istimewa, terlebih bagi Muller yang sudah menjadi bagian dari Bayern sejak 25 tahun lalu atau sejak tahun 2000. Dalam seremoni sebelum laga, Presiden Herbert Hainer bersama jajaran direksi menyerahkan hadiah sebagai bentuk penghormatan.

Bagi Muller, ini bukan sekadar pertandingan kandang terakhir. Ia adalah legenda hidup Bayern dengan 13 gelar Bundesliga, enam DFB Pokal, dua Liga Champions, dan satu gelar Piala Dunia 2014 bersama Jerman.

Total, Muller tampil sebanyak 750 kali untuk Bayern dengan torehan 248 gol dan 222 assist. Ia menjadi simbol loyalitas dan kejayaan Die Roten selama lebih dari dua dekade.

Muller keluar dari lorong stadion untuk pemanasan terakhirnya di kandang. Jika diperhatikan, langkah-langkahnya seolah membawa beban berat, mencoba menahan gejolak emosinya.

“Menerima trofi Bundesliga terakhirku di laga kandang terakhir bersama Bayern benar-benar menggugah emosi, bahkan untuk seseorang yang sudah berpengalaman seperti aku,” ujarnya dalam wawancara kepada fcbayern.com.

Baca Juga :  Siapkan Kompetisi Bulan Desember, Menerima Kedatangan Askot PSSI Denpasar, Bali

Ia pun memasuki Allianz Arena, stadion yang selama ini ia sebut rumah, untuk penampilan ke-355 kalinya di kandang. Stadion seperti terasa bergetar oleh emosi

Saat upacara resmi digelar sebelum kick-off, atmosfer terasa penuh kehangatan. Pelukan dan tepukan penuh rasa hormat diberikan oleh para pendukung dan petinggi klub.

Namun sebelum air mata benar-benar menetes, pertandingan pun dimulai. Sepak bola seolah menjadi pelarian Muller dari segala perasaan yang mendesak di dada.

“Sekarang ayo kita main,” serunya setelah menerima penghargaan. Ia bermain seperti biasa, berlari, mengatur serangan, dan memberikan segalanya di lapangan.

Di menit ke-56, ia nyaris mencetak gol, tetapi sayang bola masih belum mau masuk ke gawang. Setelah itu, para suporter bahkan menyanyikan lagu untuknya, “Ayo Muller, cetak gol!”

Saat menit ke-83, angka 25 muncul di papan pergantian. Ia menunduk, menyandarkan tangan di lutut, dan sesaat menunjukkan emosi paling jujurnya.

Lalu ia menatap tribun, tempat kedua orang tuanya duduk. Dari sanalah dulu semua dimulai, dari Pähl menuju mimpi besar di München.

Baca Juga :  Hari Ini, Pendaftaran Penjaringan Bakal Calon Ketua Mulai Dibuka

Para pemain ikut memberi penghormatan. Harry Kane, Kimmich, Goretzka, dan Neuer memeluknya, sementara staf dan pemain cadangan membentuk guard of honour.

Ia berlari melewati mereka, tersenyum, melambaikan tangan, dan masuk ke bangku cadangan dengan hati yang tenang. Muller tampaknya benar-benar menikmati malam ini.

Setelah peluit panjang, semua pemain kembali ke lapangan untuk menerima medali. Neuer menarik Muller ke depan untuk memberikannya kesempatan sebagai pemain pertama yang mengangkat trofi.

Di akhir laga, Muller berbicara kepada 75.000 penonton. Ia bercerita tentang betapa berharganya mencetak gol untuk mereka, dan semua pertemuan yang ia nikmati bersama banyak orang selama kariernya.

“Aku melihat banyak pemain muda yang lapar dan juga memberikan hatinya untuk Bayern. Kami berada di posisi yang baik,” katanya.

“Aku selalu mencintai peran sebagai ‘gladiator modern’, tapi aku tidak sedih. Aku menantikan apa yang akan datang, meskipun mungkin tak akan seindah apa yang telah aku jalani,” tambahnya

Muller pun menutup pidatonya dengan penuh cinta.

“Kalaupun ada air mata, biarlah itu hanya air mata kebahagiaan. Aku mencintai kalian semua. Jaga diri kalian. Sampai jumpa,” tutupnya.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/