28.7 C
Jakarta
Wednesday, December 10, 2025

Persebaya Surabaya Didenda Komdis PSSI Rp250 Juta, Usai Laga Kontra Arema FC

Persebaya Surabaya makin boncos setelah menerima total denda Rp 250 juta dari Komite Disiplin PSSI seusai laga derbi panas kontra Arema FC di Stadion Gelora Bung Tomo. Hukuman itu diumumkan Komdis pada 27 November 2025 dan langsung menyedot perhatian suporter karena jumlahnya membengkak hanya dari satu pertandingan.

Derbi Jawa Timur pekan ke-13 Super League 2025/2026 yang berlangsung pada 22 November 2025 tersebut memang berjalan ketat dan berakhir imbang 1-1.Namun riuhnya laga yang dihadiri 29.476 penonton itu justru menyisakan sederet pelanggaran yang membuat Persebaya Surabaya harus merogoh kocek cukup dalam.

Komdis mencatat serangkaian insiden yang melibatkan suporter dari berbagai tribun selama pertandingan berlangsung.

Dari empat keputusan disiplin yang dijatuhkan, tiga ditujukan kepada klub Persebaya Surabaya dan satu kepada panitia pelaksana pertandingan.

Pelanggaran pertama muncul dari Tribun Utara saat suporter menyalakan petasan sebanyak enam kali. Aksi tersebut langsung diganjar denda Rp 120 juta karena dianggap membahayakan dan mengganggu jalannya pertandingan.

Tak berhenti di situ, Komdis juga memberikan denda Rp 30 juta untuk insiden pelemparan benda dari beberapa area stadion.

Dari Tribun VIP Barat, Tribun Timur arah Utara, hingga penonton VIP Barat, muncul aksi melempar air minum kemasan, roti, hingga paper roll yang terjadi pada menit ke-63 dan saat pemain Arema hendak memasuki tunnel.

Electronic money exchangers listing

Panitia pelaksana pertandingan turut terseret dalam hukuman setelah dinilai gagal menjaga ketertiban dan keamanan di sekitar stadion.

Kerusuhan yang terjadi di Tribun Barat, Utara, dan Selatan serta adanya korban luka membuat panpel Persebaya Surabaya harus membayar denda Rp 40 juta.

Baca Juga :  Terpilih Sebagai Pemain Terbaik 2020

Setelah pertandingan berakhir, masalah kembali muncul ketika beberapa suporter turun dari Tribun Utara dan memasuki area pinggir lapangan.

Aksi pitch invasion tersebut membuat Persebaya Surabaya menerima tambahan denda Rp 60 juta dan melengkapi akumulasi total menjadi Rp 250 juta.

Deretan hukuman ini memicu beragam reaksi dari kalangan Bonek yang menilai denda tersebut terasa memberatkan.

Mereka ramai berkomentar di media sosial dan grup komunitas, sebagian dengan nada frustrasi dan sebagian lainnya memilih menanggapinya dengan humor khas suporter.

“Yo iki sing nggarai pelatih anyar ga sido teko,” celetuk salah satu Bonek sambil menambahkan emotikon tawa.

Ucapan itu menggambarkan kekesalan karena klub harus kembali mengeluarkan uang dalam jumlah besar di musim yang masih panjang.

Ada juga komentar bernada satir yang menggambarkan situasi ini sebagai ajang “Panen.”

Beberapa Bonek menulis “Panen.. Panen.. Panen..” dan “PSSI panen uang,” yang menunjukkan persepsi mereka denda ini terlalu mudah dijatuhkan di laga-laga besar.

Di sisi lain, ada suporter yang mempertanyakan mengapa pelemparan paper roll sampai dikenai sanksi.

“Sek sek.. mosok paper rol gak oleh? Aku bolak balik neribun yo sering delok wong nguncal paper rol, tp baru iki ke dendo,” tulis seorang Bonek yang tampak heran dengan keputusan Komdis.

Tak sedikit pula yang meresponsnya dengan guyonan khas Surabaya seperti “Cair cair pssi,” seolah menegaskan setiap insiden kecil kini bisa berubah menjadi denda besar.

Baca Juga :  Lawan Unggulan Kedua asal China, Putri KW Terhenti di Babak Delapan Besar Japan Open 2025

Suasana ini mencerminkan campur aduknya reaksi publik terhadap keputusan disiplin terbaru tersebut.

Meski begitu, rangkaian pelanggaran yang terjadi menunjukkan manajemen pertandingan Persebaya Surabaya perlu melakukan evaluasi serius.

Pengamanan di area tribun harus lebih terkontrol untuk mencegah penyalahan petasan, pelemparan benda, hingga pitch invasion.

Persebaya Surabaya juga perlu melakukan pendekatan persuasif kepada suporter agar insiden serupa tidak terulang di pertandingan berikutnya.

Edukasi mengenai regulasi stadion dan risiko denda dapat membantu mencegah kerugian finansial yang sebenarnya bisa dihindari.

Denda sebesar Rp 250 juta tentu bukan angka kecil bagi klub yang sedang berusaha tampil konsisten di kompetisi musim ini.

Apalagi hukuman ini muncul di tengah situasi kompetisi yang makin kompetitif dan tuntutan finansial yang semakin besar.

Jika pelanggaran kembali terjadi, bukan tidak mungkin Persebaya Surabaya berisiko menerima sanksi lebih berat seperti pertandingan tanpa penonton atau pembatasan kapasitas stadion.

Kondisi itu jelas merugikan klub baik dari sisi pendapatan maupun dukungan moral untuk tim.

Derbi panas melawan Arema FC yang seharusnya menjadi momen penuh gengsi akhirnya berubah menjadi mahal karena sederet insiden di luar lapangan.

Persebaya Surabaya kini harus menata ulang manajemen pertandingan agar tidak terus-terusan boncos akibat denda.

Musim masih panjang dan peluang memperbaiki situasi tetap terbuka jika semua pihak mampu berkolaborasi menjaga ketertiban di stadion.

Harapannya, laga-laga berikutnya berjalan aman, meriah, dan tanpa tambahan beban finansial yang tak perlu bagi Persebaya Surabaya.(jpc)

Persebaya Surabaya makin boncos setelah menerima total denda Rp 250 juta dari Komite Disiplin PSSI seusai laga derbi panas kontra Arema FC di Stadion Gelora Bung Tomo. Hukuman itu diumumkan Komdis pada 27 November 2025 dan langsung menyedot perhatian suporter karena jumlahnya membengkak hanya dari satu pertandingan.

Derbi Jawa Timur pekan ke-13 Super League 2025/2026 yang berlangsung pada 22 November 2025 tersebut memang berjalan ketat dan berakhir imbang 1-1.Namun riuhnya laga yang dihadiri 29.476 penonton itu justru menyisakan sederet pelanggaran yang membuat Persebaya Surabaya harus merogoh kocek cukup dalam.

Komdis mencatat serangkaian insiden yang melibatkan suporter dari berbagai tribun selama pertandingan berlangsung.

Electronic money exchangers listing

Dari empat keputusan disiplin yang dijatuhkan, tiga ditujukan kepada klub Persebaya Surabaya dan satu kepada panitia pelaksana pertandingan.

Pelanggaran pertama muncul dari Tribun Utara saat suporter menyalakan petasan sebanyak enam kali. Aksi tersebut langsung diganjar denda Rp 120 juta karena dianggap membahayakan dan mengganggu jalannya pertandingan.

Tak berhenti di situ, Komdis juga memberikan denda Rp 30 juta untuk insiden pelemparan benda dari beberapa area stadion.

Dari Tribun VIP Barat, Tribun Timur arah Utara, hingga penonton VIP Barat, muncul aksi melempar air minum kemasan, roti, hingga paper roll yang terjadi pada menit ke-63 dan saat pemain Arema hendak memasuki tunnel.

Panitia pelaksana pertandingan turut terseret dalam hukuman setelah dinilai gagal menjaga ketertiban dan keamanan di sekitar stadion.

Kerusuhan yang terjadi di Tribun Barat, Utara, dan Selatan serta adanya korban luka membuat panpel Persebaya Surabaya harus membayar denda Rp 40 juta.

Baca Juga :  Terpilih Sebagai Pemain Terbaik 2020

Setelah pertandingan berakhir, masalah kembali muncul ketika beberapa suporter turun dari Tribun Utara dan memasuki area pinggir lapangan.

Aksi pitch invasion tersebut membuat Persebaya Surabaya menerima tambahan denda Rp 60 juta dan melengkapi akumulasi total menjadi Rp 250 juta.

Deretan hukuman ini memicu beragam reaksi dari kalangan Bonek yang menilai denda tersebut terasa memberatkan.

Mereka ramai berkomentar di media sosial dan grup komunitas, sebagian dengan nada frustrasi dan sebagian lainnya memilih menanggapinya dengan humor khas suporter.

“Yo iki sing nggarai pelatih anyar ga sido teko,” celetuk salah satu Bonek sambil menambahkan emotikon tawa.

Ucapan itu menggambarkan kekesalan karena klub harus kembali mengeluarkan uang dalam jumlah besar di musim yang masih panjang.

Ada juga komentar bernada satir yang menggambarkan situasi ini sebagai ajang “Panen.”

Beberapa Bonek menulis “Panen.. Panen.. Panen..” dan “PSSI panen uang,” yang menunjukkan persepsi mereka denda ini terlalu mudah dijatuhkan di laga-laga besar.

Di sisi lain, ada suporter yang mempertanyakan mengapa pelemparan paper roll sampai dikenai sanksi.

“Sek sek.. mosok paper rol gak oleh? Aku bolak balik neribun yo sering delok wong nguncal paper rol, tp baru iki ke dendo,” tulis seorang Bonek yang tampak heran dengan keputusan Komdis.

Tak sedikit pula yang meresponsnya dengan guyonan khas Surabaya seperti “Cair cair pssi,” seolah menegaskan setiap insiden kecil kini bisa berubah menjadi denda besar.

Baca Juga :  Lawan Unggulan Kedua asal China, Putri KW Terhenti di Babak Delapan Besar Japan Open 2025

Suasana ini mencerminkan campur aduknya reaksi publik terhadap keputusan disiplin terbaru tersebut.

Meski begitu, rangkaian pelanggaran yang terjadi menunjukkan manajemen pertandingan Persebaya Surabaya perlu melakukan evaluasi serius.

Pengamanan di area tribun harus lebih terkontrol untuk mencegah penyalahan petasan, pelemparan benda, hingga pitch invasion.

Persebaya Surabaya juga perlu melakukan pendekatan persuasif kepada suporter agar insiden serupa tidak terulang di pertandingan berikutnya.

Edukasi mengenai regulasi stadion dan risiko denda dapat membantu mencegah kerugian finansial yang sebenarnya bisa dihindari.

Denda sebesar Rp 250 juta tentu bukan angka kecil bagi klub yang sedang berusaha tampil konsisten di kompetisi musim ini.

Apalagi hukuman ini muncul di tengah situasi kompetisi yang makin kompetitif dan tuntutan finansial yang semakin besar.

Jika pelanggaran kembali terjadi, bukan tidak mungkin Persebaya Surabaya berisiko menerima sanksi lebih berat seperti pertandingan tanpa penonton atau pembatasan kapasitas stadion.

Kondisi itu jelas merugikan klub baik dari sisi pendapatan maupun dukungan moral untuk tim.

Derbi panas melawan Arema FC yang seharusnya menjadi momen penuh gengsi akhirnya berubah menjadi mahal karena sederet insiden di luar lapangan.

Persebaya Surabaya kini harus menata ulang manajemen pertandingan agar tidak terus-terusan boncos akibat denda.

Musim masih panjang dan peluang memperbaiki situasi tetap terbuka jika semua pihak mampu berkolaborasi menjaga ketertiban di stadion.

Harapannya, laga-laga berikutnya berjalan aman, meriah, dan tanpa tambahan beban finansial yang tak perlu bagi Persebaya Surabaya.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru