PROKALTENG.CO-Ketidakjelasan kompetisi, baik Liga 1 maupun Liga 2, membuat
semangat bertanding para pemain drop. Belum lagi masalah keuangan.
Di mana gaji mereka di klub dipangkas habis-habisan
karena tidak ada pertandingan. Pemain tentu membutuhkan tambahan dana agar dapur
tetap mengepul sambil menunggu kejelasan kompetisi yang katanya bergulir
Februari tahun depan.
Salah satu cara mencari tambahan pemasukan adalah
ikut turnamen-turnamen antarkampung alias tarkam. Walau bayaran yang didapat
tidak sama dengan di klub, paling tidak mereka masih bisa mendapatkan income. Plus fisiknya tetap terjaga selama
kompetisi vakum.
Hal itu direspons berbeda oleh beberapa klub di
Indonesia. Ada yang memperbolehkan pemainnya ikut tarkam, ada yang melarang.
Salah satu yang memperbolehkan adalah Persita Tangerang.
Walau tidak secara gamblang, Manajer Persita I
Nyoman Suryanthara memperbolehkan pemainnya main tarkam. Tapi, bukan karena
alasan cari pemasukan lain, tapi untuk menjaga kondisi dan mengisi waktu luang.
’’Kalau lihat aturan, pemain sudah terikat kontrak. Di sana ada tata tertibnya.
Pemain tidak boleh main di luar jadwal Persita,’’ paparnya.
Namun, dia ingin lebih fleksibel. Manajemen pun
memberi keringanan pemain boleh ikut tarkam untuk menjaga kondisi. Nyoman
sendiri mengaku ada banyak keuntungan memperbolehkan para pemain ikut tarkam
selama belum ada kejelasan kompetisi.
’’Mereka nanti tidak lama sentuh bola. Kalau latihan
virtual efektivitas kami tinggi, tapi mereka kan juga butuh merasakan atmosfer
pertandingan dan lapangan sepak bola,’’ tuturnya.
Jika penggawa skuad Laskar Pendekar Cisadane
mendapat izin main tarkam, klub Liga 1 lainnya seperti Barito Putera melarang
tegas. Manajer Barito Putera Mundari Karya menyatakan tidak memberikan izin
sedikit pun untuk para pemain ikut tarkam. Tujuannya, pemain terhindar dari
cedera. ’’Ini buat keselamatan mereka,’’ tuturnya.
Namun, bukan berarti tidak boleh main bola. Mundari
mengaku tetap mengizinkan pemainnya bermain bola di lapangan. Asalkan dengan
komunitas yang juga pesepak bola. Komunitas yang benar-benar mengerti bagaimana
menjaga tubuh jelang kompetisi.
Selain itu, syarat lainnya adalah lapangan tempat
bermain. Barito Putera tidak mau para pemain bermain bola di lapangan yang
buruk. ’’Lapangannya harus bagus. Jadi, bisa meminimalkan cedera,’’ terangnya.
Sama halnya dengan Barito Putera, Persib Bandung
memberlakukan peraturan ketat soal tarkam selama libur kompetisi kepada
pemainnya. Seperti yang dikatakan
Direktur Operasional PT Persib Bandung Bermartabat
Teddy Tjahyono. Menurut dia, jika ada pemain yang ketahuan main tarkam atau
ajang tak resmi lainnya, pihaknya akan menegur keras sang pemain. ’’Seperti
Zulham tuh, kemarin saat pandemi dia main di mana, kami tegur juga,’’ tuturnya.