KEDIRI – Manajemen Persik Kediri mendesak
operator kompetisi Liga 1 2020 PT Liga Indonesia Baru (LIB) segera memberikan
hak komersial klub, kendati belum ada jaminan kompetisi restart awal 2021.
“Seharusnya hak komersial diberikan
sebelum kompetisi. Jika tidak, itu menunjukkan PT LIB belum bisa memberikan
jaminan kompetisi berjalan sesuai jadwal,” kata Presiden Klub Persik
Kediri Abdul Hakim Bafagih di Kediri, Rabu. Hingga kini, kompetisi sepak bola
masih dilakukan penundaan karena dampak pandemi COVID-19. PT LIB telah
memutuskan kompetisi musim ini akan berubah titel menjadi Liga 1 musim
2020/2021. Kompetisi tersebut dijadwalkan bergulir Februari-Juli 2021.
Namun, PT LIB juga belum memberikan jaminan
kompetisi bakal berjalan lagi awal 2021. Hal itu seperti tertuang dalam surat
yang dikirimkan kepada klub pada Senin lalu (2/11). Surat bernomor
394/LIB-KOM/XI/2020 itu berisi delapan poin keputusan. “Kami masih menilai
beberapa poin belum bisa memberikan kepastian kelanjutan kompetisi,” ujar
Hakim.
Ia menyebut terdapat sejumlah poin yang masih
mengganjal. Salah satunya adalah pemberian hak komersial klub. Di poin enam
disebutkan, setiap klub akan menerima hak komersial bulan Oktober 2020 sampai
Januari 2021 sebesar 25 persen dari nilai yang seharusnya. Pencairannya
direncanakan setiap bulan. Namun, pembayarannya akan dilakukan saat kompetisi
berjalan.
Abdul Hakim menambahkan, pemberian hak
komersial dalam masa persiapan kompetisi sangat lumrah dilakukan. Klub bisa
menggunakan dana tersebut untuk mempersiapkan tim selama empat bulan. Setelah
itu, pencairan bisa dilakukan ketika liga sudah berjalan.
Manajemen Persik Kediri tidak ingin kejadian
yang sama terulang dengan klub mengeluarkan biaya besar untuk persiapan
kompetisi. Persik bahkan sudah melakukan persiapan dari Agustus – September
2020, dan secara tiba-tiba kompetisi musim ini ditunda tahun depan.
“Selama persiapan tim, klub mengeluarkan
biaya yang tidak kecil. Jadi jangan sampai anggaran klub hanya habis untuk
persiapan tetapi kompetisinya tidak berjalan,” kata Hakim yang juga
anggota DPR RI tersebut.
Lebih lanjut Hakim
menambahkan terdapat hal yang tidak kalah penting yakni keberlanjutan kompetisi
yaitu PSSI dan PT LIB seharusnya memikirkan format kompetisi musim berikutnya.
Hal itu dinilainya penting bagi klub untuk melakukan perencanaan jangka panjang
dalam bisnis sepak bola. “Kita harus membiasakan perencanaan jangka panjang,
sehingga klub memiliki program yang bisa dirancang jauh-jauh hari,” kata
Hakim.