Butuh
18 tahun bagi petenis Indonesia untuk kembali mengukir sejarah di ajang grand
slam. Priska Madelyn Nugroho melanjutkan jejak Angelique Widjaja yang sukses
menggamit gelar Australia Terbuka di level junior.
Pada partai final ganda putri kemarin (31/1), Priska yang
berpasangan dengan Alexandra Eala (Filipina) membungkam Ziva Falkner
(Slovakia)/Matilda Mutavdzic (Inggris) dua set langsung 6-1, 6-2.
Prestasi Priska mengulangi capaian Angelique pada edisi 2002. Saat
itu, dia bersama Gisela Dulko (Argentina) mengalahkan duet Svetlana Kuznetsova
(Rusia)/Matea Mezak (Kroasia) 6-2, 5-7, 6-4 di partai puncak.
Laga kemarin berlangsung dalam kondisi suhu panas ekstrem.Yakni,
42 derajat Celsius. Situasi tersebut membuat pertandingan sempat ditunda
beberapa kali.
Semula, final ganda putri dijadwalkan berlangsung pukul 15.00
waktu Melbourne (11.00 WIB), tetapi baru berlangsung pukul 18.30 (14.30 WIB).
Sejak dua tahun terakhir, Australia Terbuka memang memberlakukan kebijakan
panas ekstrem. Yakni, penyelenggara bisa menunda atau menghentikan pertandingan
jika suhu udara melewati 39 derajat Celsius.
’’Hari ini kami bermain sangat baik dari awal sampai akhir.
Meskipun kondisi nunggu berjam-jam karena suhu terlalu tinggi, kami berhasil
untuk bisa manage stay calm (tetap tenang) dan
fokus,†papar Priska sebagaimana dikutip Tennis Indonesia.
Selanjutnya, Priska akan menjadi andalan tim Indonesia di ajang
Fed Cup zona I Asia/Oseania. Baik di nomor tunggal maupun ganda putri. Ajang tersebut
bakal berlangsung di Daulet National Tennis Center, Nur Sultan, Kazakhstan,
pada 4–8 Februari 2020.
Sebelumnya, ajang itu dijadwalkan berlangsung di Dongguan,
Tiongkok. Namun, merebaknya virus korona membuat lokasi turnamen dipindahkan.(jpc)