25.8 C
Jakarta
Thursday, March 28, 2024

PERHATIKAN! Ini Kiat Bersepeda Agar Tak Ganggu Fungsi Alat Fital

ADA banyak mitos kesehatan yang dikaitkan dengan olahraga besepeda. Utama yang berkaitan dengan (maaf) alat vital. Seorang cyclist sekaligus dokter Spesialis Urologi, dr. M. Ayodhia Soebadi, Sp.U, membagikan sejumlah tips agar aktrivitas bersepeda tidak mengganggu fungsi alat vital.

Dokter asli Surabaya ini menampik beragam isu miring yang dihubungkan dengan olahraga bersepeda. Menurutnya, bersepeda tidak berpengaruh ke kesuburan, tidak berpengaruh ke kualitas sperma, dan tidak ada pengaruhnya ke ereksi.

"Kadang-kadang, ada yang bilang malah tambah joss. Sebagian besar orang tidak ada masalah. Malah membaik," jelas dr Yodi, sapaan akrabnya.

Alumnus Universitas Airlangga (Unair) ini mengimbau cyclist untuk peka terhadap kondisi tubuhnya masing-masing. Bila merasakan kebas atau kesemutan di daerah vital seusai bersepeda lama, bisa jadi karena saraf dan pembuluh darah yang ke daerah vital mungkin pengalami penekanan karena sadel atau posisi tidak pas.

Baca Juga :  Anggota Kian Bertambah, Kini Mulai Bentuk Struktur Pengurus

Agar bersepeda tidak mengganggu fungsi alat vital, dr Yodi memberikan sejumlah tips yang patut Anda coba. Pertama adalah harus mulai dengan pelan-pelan. Bersepeda memang olahraga yang asyik, dan penuh tantangan. Tapi kita tidak boleh grusa-grusu dalam bersepeda.

"Biasanya kalau ada barang baru kan orang akan sangat antusias. Bisa naik dari level 0 langsung ke level 100," katanya. Hal inilah yang tidak dianjurkan. "Sebaiknya bertahap. Santai saja. Bersepedanya dinikmati," pesan bapak tiga anak itu.

Poin kedua, jika ada keluhan jangan didiamkan. Sekali lagi dr Yodi mengingatkan cyclist untuk peka terhadap tubuhnya. Sekecil apa pun tandanya. Pemilihan sadel, posisi, dan cara bersepeda bersepeda juga berpengaruh ke kesehatan alat vital. Juga bisa membuat lecet-lecet, luka, bahkan sampai infeksi.

Baca Juga :  Gowes Berbagi, Gocapan Sambangi Korban Kebakaran Tumbang Rungan

"Kalau orang itu bersepedanya kaku sekali, itu bisa membuat mati rasa. Seberapa banyak mati rasa dan seberapa lama, itu tiap orang berbeda-beda. Tiap orang juga akan berbeda-beda hasilnya. Itulah kenapa satu sepeda bukan berarti cocok untuk semua orang," jabar dokter berusia 39 tahun tersebut.

Poin ketiga adalah minum. Bersepeda adalah olahraga yang menguras energi dan cairan tubuh. Oleh karena itu, asupan minuman juga harus terjaga. Sebab, masalah minum ini berkaitan dengan saluran kencing. Mulai dari infensi hingga jadi batu.

"Kalau sampai tidak kencing setelah gowes, maka harus minum banyak. Harus dikejar sampai kencingnya keluar dan kencingnya bening," jelasnya.

ADA banyak mitos kesehatan yang dikaitkan dengan olahraga besepeda. Utama yang berkaitan dengan (maaf) alat vital. Seorang cyclist sekaligus dokter Spesialis Urologi, dr. M. Ayodhia Soebadi, Sp.U, membagikan sejumlah tips agar aktrivitas bersepeda tidak mengganggu fungsi alat vital.

Dokter asli Surabaya ini menampik beragam isu miring yang dihubungkan dengan olahraga bersepeda. Menurutnya, bersepeda tidak berpengaruh ke kesuburan, tidak berpengaruh ke kualitas sperma, dan tidak ada pengaruhnya ke ereksi.

"Kadang-kadang, ada yang bilang malah tambah joss. Sebagian besar orang tidak ada masalah. Malah membaik," jelas dr Yodi, sapaan akrabnya.

Alumnus Universitas Airlangga (Unair) ini mengimbau cyclist untuk peka terhadap kondisi tubuhnya masing-masing. Bila merasakan kebas atau kesemutan di daerah vital seusai bersepeda lama, bisa jadi karena saraf dan pembuluh darah yang ke daerah vital mungkin pengalami penekanan karena sadel atau posisi tidak pas.

Baca Juga :  Anggota Kian Bertambah, Kini Mulai Bentuk Struktur Pengurus

Agar bersepeda tidak mengganggu fungsi alat vital, dr Yodi memberikan sejumlah tips yang patut Anda coba. Pertama adalah harus mulai dengan pelan-pelan. Bersepeda memang olahraga yang asyik, dan penuh tantangan. Tapi kita tidak boleh grusa-grusu dalam bersepeda.

"Biasanya kalau ada barang baru kan orang akan sangat antusias. Bisa naik dari level 0 langsung ke level 100," katanya. Hal inilah yang tidak dianjurkan. "Sebaiknya bertahap. Santai saja. Bersepedanya dinikmati," pesan bapak tiga anak itu.

Poin kedua, jika ada keluhan jangan didiamkan. Sekali lagi dr Yodi mengingatkan cyclist untuk peka terhadap tubuhnya. Sekecil apa pun tandanya. Pemilihan sadel, posisi, dan cara bersepeda bersepeda juga berpengaruh ke kesehatan alat vital. Juga bisa membuat lecet-lecet, luka, bahkan sampai infeksi.

Baca Juga :  Gowes Berbagi, Gocapan Sambangi Korban Kebakaran Tumbang Rungan

"Kalau orang itu bersepedanya kaku sekali, itu bisa membuat mati rasa. Seberapa banyak mati rasa dan seberapa lama, itu tiap orang berbeda-beda. Tiap orang juga akan berbeda-beda hasilnya. Itulah kenapa satu sepeda bukan berarti cocok untuk semua orang," jabar dokter berusia 39 tahun tersebut.

Poin ketiga adalah minum. Bersepeda adalah olahraga yang menguras energi dan cairan tubuh. Oleh karena itu, asupan minuman juga harus terjaga. Sebab, masalah minum ini berkaitan dengan saluran kencing. Mulai dari infensi hingga jadi batu.

"Kalau sampai tidak kencing setelah gowes, maka harus minum banyak. Harus dikejar sampai kencingnya keluar dan kencingnya bening," jelasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru