Site icon Prokalteng

Masuk Bursa Pilwali, Anak dan Menantu Bisa Ikuti Jejak Jokowi

masuk-bursa-pilwali-anak-dan-menantu-bisa-ikuti-jejak-jokowi

 Popularitas
dan elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurun kepada dua putra dan
menantunya. Berdasar hasil survei, mereka berpeluang besar terpilih sebagai
wali kota di daerah masing-masing pada pilkada tahun depan.

Dua putra
Jokowi itu adalah Gibran Rakabuming Raka (anak pertama) dan Kaesang Pangarep
(anak ketiga). Nama mereka muncul dalam survei calon wali kota Surakarta
periode 2020-2025 yang diadakan Laboratorium Kebijakan Publik Universitas
Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta.

Gibran memiliki
elektabilitas 13 persen dari 766 responden. Angka tersebut menduduki posisi
kedua setelah Achmad Purnomo, wakil wali kota Surakarta, yang tingkat
keterpilihannya 38 persen. Disusul Ketua DPRD Kota Surakarta Teguh Prakosa
dengan elektabilitas 11 persen. Sedangkan Kaesang Pangarep, putra bungsu
Jokowi, memiliki elektabilitas 1 persen. Namun, dari sisi popularitas, Gibran
mampu mengungguli Achmad Purnomo dengan angka 90 persen, disusul Kaesang dengan
89 persen.

Ketua tim
penelitian Suwardi menyebutkan, riset dilakukan untuk mengidentifikasi
tokoh-tokoh Kota Surakarta yang ideal memimpin Solo untuk lima tahun mendatang.
“Tokoh-tokoh ini kami lihat berdasar perspektif latar belakang profesi,
generasi, personality attitude, gender, ideologi, dan intellectual
capacity
. Sekaligus mendeskripsikan political personal tokoh-tokoh
tersebut dalam kontestasi pemilihan kepala daerah Kota Solo periode mendatang,
yakni popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas,” bebernya seperti
dilaporkan Jawa Pos Radar Solo.

Nama-nama tersebut
muncul dalam focus group discussion (FGD) yang dilakukan responden dari
berbagai kalangan. Mulai akademisi, pengusaha, birokrat, aparat keamanan,
politisi, aktivis, hingga tokoh perempuan.

Selama ini nama
Gibran dan Kaesang lebih berkibar sebagai pengusaha kuliner. Pada 2010 Gibran
merintis perusahaan katering bernama Chilli Pari. Meski waktu itu Jokowi
menjabat wali kota Solo, Gibran tak mau memanfaatkan nama besar ayahnya. Dia
memilih meminjam modal usaha dari bank.

Chilli Pari
kini mengembangkan sayapnya. Tidak melulu mengurusi katering, tapi juga
wedding, foto pre wedding, pengadaan suvenir, dan cetak
undangan. Pada 2015 Gibran melakukan ekspansi bisnis. Dia membuka usaha
Martabak Kota Baru, disingkat Markobar. Dia juga dikabarkan bakal mencoba usaha
bisnis kedai kopi dan kuliner ceker ayam.

Adik bungsunya,
Kaesang Pangarep, berusaha membangun kerajaan bisnis kulinernya sendiri. Pada
2017 Kaesang membuka usaha pisang nugget bernama Sang Pisang. Bisnisnya dengan
cepat membesar. Hingga kini Sang Pisang telah memiliki puluhan cabang di
berbagai daerah di Indonesia.

Pada tahun yang
sama, Kaesang yang aktif di medsos mengeluarkan bisnis clothing
line
 bernama Sang Javas. Dia juga meluncurkan aplikasi jual
beli makanan rumahan bernama Madhang. Kaesang kini memperkenalkan bisnis
barunya. Masih di bidang kuliner, namanya Mangkok Ku. Dia menggandeng sang
kakak dan chef Arnold Poernomo.

Selain
Kaesang dan Gibran, nama menantu Jokowi, Bobby Afif Nasution, juga masuk dalam
bursa calon wali kota Medan. Suami Kahiyang Ayu (anak kedua Jokowi) itu
disebut-sebut sebagai calon terkuat pada Pilwali Medan 2020.

Berbeda dengan Gibran dan Kaesang yang memilih bisnis kuliner,
Bobby adalah pengusaha properti. Alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB)
tersebut menekuni bisnis properti sejak berumur 20 tahun atau pada 2011. Dia
mengawalinya dengan membeli rumah, merenovasinya, lalu menjual kembali dengan
harga lebih tinggi. Usahanya terus berkembang hingga akhirnya dia terlibat
dalam proyek Malioboro City di Jogjakarta.

Bobby kemudian bergabung dengan perusahaan properti Takke Group
pada November 2016 sebagai direktur pemasaran. Dia juga disebut-sebut menjadi
salah seorang pemegang saham di perusahaan itu.

Meski namanya disebut memiliki peluang besar memenangi pilwali
Medan, menurut Sumut Pos, Bobby belum memberikan jawaban yang
jelas soal pencalonannya. “Dari keluarga belum ada ngomongin itu. Ya, kalau
diminta masyarakat, pasti kami ucapkan terima kasih,” ujar Bobby Minggu (28/7)
seperti dilansir Sumut Pos.

Bobby menegaskan, jika memang ada permintaan masyarakat untuk
maju di pilkada Medan, dirinya akan meminta restu dulu kepada keluarga. “Pasti,
kami bicara sama keluarga dulu. Kami pasti diskusi dulu sama keluarga.”

Pernyataan senada disampaikan Gibran saat dikonfirmasi soal
Pilwali Surakarta 2020. Dia berterima kasih kepada warga Solo yang memberinya
penilaian positif. Gibran juga mengatakan bahwa orang tuanya tidak pernah
memaksakan kehendak kepada anak-anaknya.

“Bapak-ibu sangat demokratis. Dari dulu prinsip saya itu harus
mandiri. Jadi, kalau jadi pengusaha, ya jadi pengusaha yang mandiri. Kalau jadi
politikus, politikus yang mandiri. Pokoknya, bapak nggak pernah memaksa apa
pun. Nggak pernah mengarahkan harus ke sini, harus ke sana. Semua bebas, semua
harus mandiri,” papar suami Selvi Ananda tersebut.

Namun, Gibran tidak secara gamblang menyatakan kesediaannya maju
pilwali. “Wong KPU itu durung (belum) buka pendaftaran (calon wali kota
Surakarta, Red). Nanti kabari saya saja kalau sudah buka pendaftaran,”
kelakarnya.

Bagaimana respons Jokowi? Dalam beberapa kesempatan, Jokowi
menyerahkan masalah pilwali kepada masyarakat Solo. Dia juga tak ingin memaksa
anak-anaknya memilih pilihan tertentu. Jokowi mengaku mendukung setiap
keputusan yang diambil Gibran dan Kaesang. “Orang tua itu hanya mendukung. Gak
usah dipaksa, kita itu demokratis. Silakan saja. Yang penting, di setiap
jabatan apa pun, karir apa pun, yang penting kemandirian dan tanggung jawab,”
pesan Jokowi sebagaimana dikutip dari Jawa Pos Radar Solo.

Pada bagian lain, Ketua DPC PDIP Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo
mengaku tidak heran jika nama Gibran dan Kaesang muncul dalam survei. Sebab,
mereka adalah anak presiden yang juga mantan wali kota Surakarta. “Namun, bukan
hanya popularitas yang dibutuhkan, tapi juga elektabilitas. Nanti pada akhirnya
yang menentukan juga masya­rakat,” katanya.

Rudy -sapaan Hadi Rudyatmo- juga membuka peluang jika Gibran
atau Kaesang mau maju pilwali melalui PDIP. Namun, wali kota Surakarta itu
menegaskan, seluruh kandidat harus mengikuti mekanisme partai. “Kalau PDIP pada
prinsipnya terbuka kepada siapa pun, termasuk (kepada) Mas Gibran. Tapi, tentu
semua ada mekanisme partai yang harus diikuti,” tuturnya.(jpg)

 

Exit mobile version