Site icon Prokalteng

Jelang Pilkada, Tiga Figur Kuat Mencuat di Barito Utara

Ilustrasi tiga figur Pilkada di Barito Utara. (Sumber Kalteng Pos)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Memasuki rangkaian Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Bursa Kepala daerah di Barito Utara (Batara) menjadi perbincangan. Sebab. daerah tersebut selalu menjadi daya tarik karena menjadi kabupaten yang paling maju di daerah DAS Barito.

Mendekati Pilkada, tak banyak nama-nama bermunculan yang bakal mencalonkan diri sebagai orang nomor satu tersebut.

Sejak satu tahun terkahir, nama yang muncul dipermukaan ada ada nama Shalahuddin Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Selain itu ada nama Ahmad Gunadi Putra dari Bupati Barito Utara periode 2013-2023 Nadalsyah atau akrab disapa Koyem, Purman Jaya anggota DPRD Kalteng dari Fraksi PKB, dan Ketua DPRD Barito Utara Mery Rukaini.

Pengamat politik Farid Zaky Yopiannor mengungkapkan, pengaruh Koyem masuk begitu kuat. Sehingga calon bupati nantinya yang mendapatkan efek ekor jas dari mantan bupati dua periode itu akan menjadi calon yang kuat.

“Kita tidak bisa memungjiri bahwa koyem (Nadalsyah) efek itu masih begitu kuat. Sehingga calon bupati yang mendapatkan ekor jas dari sosok tersebut akan menjadi calon kuat. Terkecuali lawannya nanti memiliki logistik yang kuat yang akan mengubah peta tersebut,” tuturnya.

Bahkan ia menyebutkan koyem efek akan berpotensi besar dalam pemenangan pilkada di Barito Utara.

Dari nama-nama yang ada Shalahuddin menjadi nama yang menarik untuk bertarung di Pilkada Barito Utara. Tidak heran namanya bermunculan sejak lama ditambah lagi promosi yang diberikan oleh Gubernur Kalteng terhadapnya dibeberapa agenda acara menandakan ia mendapatkan restu dari orang nomor satu di Kalteng.

Farid Zaky menilai, ada misi khusus dari istana Isen Mulang terhadap Shalahuddin untuk maju di Pilkada Barito Utara.

“Mungkin mendekati masa pensiun makanya terjun ke politik dan ditambah kedekatannya dengan Sugianto Sabran tidak menuntut kemungkinan dia bakal menjadi calon yang kuat. Namun menariknya perahu apa yang akan digunakan Shalahuddin nantinya. Itu bisa kita lihat nanti selepas Pileg nanti,” tegas Farid.

Sehinga ia menyebutkan bahwa istana punya kepentingan besar untuk daerah Barito Utara. Dengan mata telanjang pun Barito Utara perlu legitimasi terhadap KH 1.

Kemudian Mery Rukaini dan Ahmad Gunadi akan gambaran kuat Koyem efek. Menurut Zaky tinggal bagaimana internal mereka yang akan menentukan siapa yang akan disiapkan.

“Ya itu bagaimana mereka berdiskusi dinternal nama siapa yang cocok untuk meneruskan program Nadalsyah yang mampu menarik kepuasan masyarakat Barito Utara. Ditambah lagi dengan ketokohannya,” tegasnya.

Sebelumnya Nadalsyah pernah memastikan bahwa ia telah mempersiapkan pemimpin selanjutnya untuk Barito Utara. Hal ini diungkapkannya pada saat acara ramah tamah bersama peserta ketinting di Cafe Kampung Sebrang Kota Palangkaraya, Jum’at (27/10).

Ia menyebutkan bahwa estafet kepemimpinan akan datang dari pihaknya.

“InsyaAllah ada estafet dari kita,” tegasnya.

Menurutnya dengan cara ini program yang telah ia bangun selama menjabat maka akan diteruskan kembali oleh kepemimpinan selanjutnya.

“Program kita yang sudah kita bangun selama ini, dengan orang kita maka ia bisa melanjutkan program itu,” tegas Nadalsyah yang juga merupakan ketua DPD Partai Demokrat Kalteng.

Hal ini bisa dilihat isu yang beredar bahwa Ahmad Gunadi berpasangan dengan Sugianto Panala Putra. Menurut Farid ini sah-sah saja.

“Hal ini sah-sah saja dan dalam kaca mata Koyem mereka masih rasional. Dan mungkin gaungan keberlanjutan itu yang akan dibawakan,” tegasnya.

Menurutnya, tinggal para penantang yang harus mampu menyiapkan isu apa yang bisa dibawakan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Pengamat Politik dari Universitas Palangkaraya (UPR) Jhon Retei menyebutkan hal terpenting dari pencalonan yakni apakah ada partai yang akan mengusung. Menurutnya beberapa calon sudah memiliki perahu untuk mengusung tokoh tersebut untul maju nantinya.

“Saya liat mereka memiliki potensi tapi bagaimana dengan perahu yang akan mengusung. Kalau dari Demokrat sudah pasti bisa mengusung sendiri karena raihan kursinya sudah bisa untuk mengusung,” tegas Jhon Retei, Minggu (24/3).

Selain itu dalam format koalisi nantinya, berkemungkinan akan mengikuti format koalisi pada pengusungan calon presiden. Walaupun itu belum pasti tergantung bagaimana komunikasi yang telah dibangun untuk mengusung kandidatnya nanti.

Sedangkan untuk PKB dengan raihan empat kursinya, sudah dipastikan bahwa besutan partai kiai itu harus membangun koalisi. Jhon Retei menyebutkan kalau PDIP tidak mengusung kadernya untuk maju maka ada kemungkinan PKB berkoalisi dengan partai berlambangkan Banteng tersebut.

“PKB perlu membangun koalisi. Berdasarkan pencermatan kalau PDIP tidak mengusung maka berkemungkinan berkoalisi dengan PDIP. Atau mereka bisa berkoalisi dengan Nasdem. Karena kemungkinan PKB selalu berkoalisi dengan partai-partai ideologis,” tegasnya.

“Yang perlu diperhatikan adalah Gerindra yang berkemungkinan membangun poros juga. Namun yang menjadi pertanyaan siapakah yang akan diusung dan dengan siapa ia berkoalisi. Bisa juga ia berkoalisi dengan PKB,” tambahnya.

Terkait dengan Shalahuddin, Jhon Retei menyebutkan bahwa bisa jadi partai poros bergabung dan mengusung Kadis PUPR tersebut. Ini salah satu kekurangan sosok birokrat adalah afiliasi partai tidak ada.

“Namun Golkar, PDIP, dan Gerindra memiliki ruang untuk bisa mengusung Shalahuddin nantinya. Ditambah lagi elektabilitas yang tinggi bisa membuat partai-partai datang untuk mengusungnya,” tegas Jhon Retei. (hfz)

Exit mobile version