12 Staf Khusus
(Stafsus) milenial yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan
menerima gaji sebesar Rp 51 juta per bulan. Keputusan ini mendapat kritik
seperti dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang menganggap bertolak belakang
dengan upaya efisiensi anggaran.
Terkait itu, Sekjen
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto memandang
seorang stafsus tidak dengan kamacata gaji yang diterima. Partai lebih melihat
pada kontribusi yang akan diberikan kepada presiden.
“Kami melihat kepada
dedikasinya, kepada makna kekhususannya bagi presiden. Di mana Presiden
menerima masukan-masukan untuk kepentingan bangsa dan negara. Jadi bukan pada
aspek berapa gaji yang diterimanya,†kata Hasto di Jalan Medan Merdeka Barat,
Jakarta, Sabtu (23/11).
Hasto menilai, ketika
seseorang bersedia menjadi stafsus, dedikasinya sudah pada menyampaikan hal-hal
terbaik bagi kemajuan bangsa. “Tidak ada orientasi terkait dengan berapa gaji
yang diterima itu sebagai prinsip,†tegasnya.
Oleh karena itu, Hasto
tak sepakat adanya stafsus ini bagian dari pemborosan anggaran. Karena pada
masa mendatang, anak-anak muda ini yang akan menjadi pemimpin bangsa.
“Karena itulah ini
tidak terkait dengan boros tidaknya, ini terkait dengan sebuah komitmen bagi
kemajuan Indonesia raya dengan memperhatikan pada anak-anak muda untuk
berkiprah dalam panggung kekuasaan itu,†pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden
Joko Widodo (Jokowi) mengungmumkan 12 Staf Khusus Pre‎siden berkategori
milenial. Namun Jokowi hanya mengumumkannya tujuh nama ke publik sore ini,
Kamis (21/11). “‎Sore hari ini saya ingin kenalkan stafsus presiden yang baru,â€
ujar Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/11).
Jokowi mengatakan, 12
nama Staf Khusus Presiden Milenial tugasnya adalah mengembangkan
inovasi-inovasi di berbagai bidang. Setelah itu, Jokowi mengumumkan nama-nama
tersebut.(jpc)