27.1 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

TKN Prabowo-Gibran Pastikan Soal Food Estate, Progres Keberhasilannya Sudah Terlihat

Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memastikan proyek Food Estate yang dijalankan oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sebagai ketahanan pangan nasional tidak gagal. TKN bahkan berani menyampaikan data terkini mengenai proyek tersebut.

Ketua Tim Komunikasi TKN Prabowo Gibran, Budisatrio Djiwandono mengatakan, proyek Food Estate dilakukan di 3 wilayah. Yakni Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat ini progres keberhasilan ini sudah terlihat.

“Proyek untuk mewujudkan lumbung pangan ini bukan proses instan, bukan satu hari, dua hari, satu minggu, satu bulan, itu direncanakan, dijalankan terus membuahkan hasil secara langsung, tidak. Memang membutuhkan proses,” kata Budi di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Senin (22/1).

Meski begitu, Budi tak menampik, evaluasi dan proses pengawasan masih tetap dibutuhkan. Namun, bukan berarti proyek tersebut gagal. Sebagai contoh, di Sumatera Utara sudah menghasilkan produk-produk holtikultura. Seperti bawang hingga kentang dengan kualitas baik.

Baca Juga :  Warga Tangkiling Doakan Gibran Jadi Pemimpin Bangsa

Sementara, terkait Food Estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah yang selama ini banyak dikritik, juga sudah mulai membuahkan hasil. Budi bahkan sempat menunjukak video di lokasi tersebut.

“Per hari ini sudah tertanam dan sudah akan panen sekitar 8 hektare jagung dan juga 5 hektare singkong,” kata Budi.

Keponakan Prabowo ini juga tak sepakat dengan pernyataan Cawapres Muhaimin Iskandar yang menyebut tanah Food Estate ini bukan tanah kekayaan hayati. Sehingga tidak tepat disebut lahan gagal karena merusak lingkungan.

“Sekali lagi saya ulangi, pak hari ini sudah ada 5 hektare singkong dan 8 hektare jagung di mana perkiraan produktivitas lahannya atau hasilnya adalah singkong kira-kira 20 ton per hektare, ini cukup besar, cukup baik dan jagung sekitar 6 ton per hektare untuk tipe keringnya dengan asumsi 15 persen kadar air yang tercantum,” jelas Budi.

Baca Juga :  Menghadiri ‘Doa Santri untuk Negeri’, Prabowo Disambut Seruan Presiden

Menurut dia, area Food Estate ini dahulu adalah hutan produksi atau HPH (Hak Pengusahaan Hutan). “Area hutan produksi ini yang kita temukan merupakan lahan yang sekali lagi saya katakan tidak produktif, komposisi mayoritasnya adalah lahan kering, semak belukar dan pohon-pohon dengan vegetasi kecil,” ungkapnya.

“Kalau itu dibilang area itu ada nilai keanekaragaman hayati yang tinggi itu juga tidak benar. Karena di luar area kawasan lumbung pangan yang izinnya sudah diberikan oleh KLHK sekitar 6000 hektare ini area yang mengelilingi adalah areal-areal kawasan yang juga merupakan area hutan produksi,” pungkas Budi.(jpc)

Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memastikan proyek Food Estate yang dijalankan oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sebagai ketahanan pangan nasional tidak gagal. TKN bahkan berani menyampaikan data terkini mengenai proyek tersebut.

Ketua Tim Komunikasi TKN Prabowo Gibran, Budisatrio Djiwandono mengatakan, proyek Food Estate dilakukan di 3 wilayah. Yakni Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat ini progres keberhasilan ini sudah terlihat.

“Proyek untuk mewujudkan lumbung pangan ini bukan proses instan, bukan satu hari, dua hari, satu minggu, satu bulan, itu direncanakan, dijalankan terus membuahkan hasil secara langsung, tidak. Memang membutuhkan proses,” kata Budi di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Senin (22/1).

Meski begitu, Budi tak menampik, evaluasi dan proses pengawasan masih tetap dibutuhkan. Namun, bukan berarti proyek tersebut gagal. Sebagai contoh, di Sumatera Utara sudah menghasilkan produk-produk holtikultura. Seperti bawang hingga kentang dengan kualitas baik.

Baca Juga :  Warga Tangkiling Doakan Gibran Jadi Pemimpin Bangsa

Sementara, terkait Food Estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah yang selama ini banyak dikritik, juga sudah mulai membuahkan hasil. Budi bahkan sempat menunjukak video di lokasi tersebut.

“Per hari ini sudah tertanam dan sudah akan panen sekitar 8 hektare jagung dan juga 5 hektare singkong,” kata Budi.

Keponakan Prabowo ini juga tak sepakat dengan pernyataan Cawapres Muhaimin Iskandar yang menyebut tanah Food Estate ini bukan tanah kekayaan hayati. Sehingga tidak tepat disebut lahan gagal karena merusak lingkungan.

“Sekali lagi saya ulangi, pak hari ini sudah ada 5 hektare singkong dan 8 hektare jagung di mana perkiraan produktivitas lahannya atau hasilnya adalah singkong kira-kira 20 ton per hektare, ini cukup besar, cukup baik dan jagung sekitar 6 ton per hektare untuk tipe keringnya dengan asumsi 15 persen kadar air yang tercantum,” jelas Budi.

Baca Juga :  Menghadiri ‘Doa Santri untuk Negeri’, Prabowo Disambut Seruan Presiden

Menurut dia, area Food Estate ini dahulu adalah hutan produksi atau HPH (Hak Pengusahaan Hutan). “Area hutan produksi ini yang kita temukan merupakan lahan yang sekali lagi saya katakan tidak produktif, komposisi mayoritasnya adalah lahan kering, semak belukar dan pohon-pohon dengan vegetasi kecil,” ungkapnya.

“Kalau itu dibilang area itu ada nilai keanekaragaman hayati yang tinggi itu juga tidak benar. Karena di luar area kawasan lumbung pangan yang izinnya sudah diberikan oleh KLHK sekitar 6000 hektare ini area yang mengelilingi adalah areal-areal kawasan yang juga merupakan area hutan produksi,” pungkas Budi.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru