PALANGKA RAYA – Dampak pandemi corona virus atau covid-19,
melanda semua aspek, khususnya ekonomi. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi sangat
terganggu dengan pandemi yang melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Anggota DPR RI Mukhtarudin mengatakan, pandemi covid-19 ini
membuat semua sektor terdampak, terutama perekonomian yg sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi. Quartal 1 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia
berada masih positif diangka 2,97 persen. Proyeksi di quartal kedua 2020 akan
minus 3,8 sampai 4 persen.
“Jika pertumbuhan kita minus, akan berdampak pada
ekonomi masyarakat. Dan jika quartal ketiga masih negatif, maka akan berdampak
pada ekonomi kita tahun 2021,” kata anggota Badan Anggaran DPR RI,
Mukhtarudin pada saat sosialisaai 4 pilar kebangsaan, Minggu (19/7) di Palangka
Raya.
Menurutnya, untuk penyelamatan ekonomi, maka optimalisasi
penyerapan APBN dan APBD adalah sebuah keniscayaan. Dan itu harus dilaksanakan
supaya ada perputaran ekonomi di masyarakat yang saat ini terdampak covid-19.
“Kami melihat penyerapan APBN dan APBD masih rendah.
Untuk APBD propinsi Kalteng masih 38 persen. Saya berharap agar pemda propinsi
Kalteng, kab/kota se kalteng, agar meningkatkan penyerapan APBD agar bisa
menjadi pemicu perputaran ekonomi untuk kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat,†ucap Politisi Golkar ini.
Diakuinya, APBN Tahun 2021 juga lebih banyak pada bantuan
sosial. Namun, itu dilakukan dengan sangat hati-hati dan melihat serta
penyesuain setelah melakukan evaluasi terhadap bansos yang saat ini bermasalah
terutama perbaikan data penerima bansos yang berbasis kepada DTKS.
“Memang ABPN 2021 alokasi kepada bantuan sosial cukup
besar, Ini untuk kesejahteraan masyarakat yang terdampak covid-19. Karena
sampai saat ini vaksin covid 19 belum ditrmukan dan pandemi covid 19 belum
dapat dipastikan kapan berakhir disamping itu sektor rill juga masih blm
bangkit / bergerak maksimal dengan baik. Ujarnya.
Menurutnya, pandemi terus berlanjut, vaksis covid 19 belum
ditemukan, oleh karena itu masyarakat wajib beradaptasi dengan kebiasaan baru,
yakni menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan
membiasakan pola hidup sehat. Jika penyerapan anggatan tidak maksimal dan
penyesuaian kebiasaan baru tidak dilaksanakan dengan baik maka akan membuat
ekonomi kita akan sulit untuk pulih.
“Ekonomi kita
terpuruk dan membahayakan, jika penyerapan anggaran rendah dan penyesuaian
kebiasaan baru tidak dilaksanakan. Penyerapan anggaran harus dimaksimalkan,
dana APBN dan APBD terbelanjakan,” pungkasnya.