Site icon Prokalteng

Pancasila Fondasi bagi Generasi Milenial

Anggota DPR RI Dapil Kalteng, H. Agustiar Sabran SKom

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO– Generasi milenial menjadi kelompok yang rentan melupakan nilai-nilai Pancasila. Apalagi perkembangan zaman telah menyeret manusia dalam dunia digitalisasi. Membumikan Pancasila kepada anak-anak bangsa tidak sulit, jika disesuaikan dengan kondisi dan situasi dewasa ini.

Hal itu disampaikan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Daerah Pemilihan Kalimantan Tengah H Agustiar Sabran SKom. Dikatakan Agustiar, generasi milenial saat ini telah bertumbuh dan hidup dalam perkembangan dunia digital.

“Sebagai sebuah ideologi negara, Pancasila harus terus dibumikan atau ditanamkan di hati warga negara, khususnya kepada kalangan milenial sebagai generasi penerus bangsa,”kata pria yang juga menjabat ketua umum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng itu.

Menurut politikus PDIP tersebut, keberadaan Pancasila tampak mulai tergerus oleh pengaruh luar dan lainnya. Karena itu, Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sudah semestinya dirawat. Karena sudah ditanamkan oleh para pendiri bangsa, maka diharapkan nilai-nilai Pancasila dijadikan panduan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Sebagai pandangan hidup dalam berbangsa dan bernegara, maka Pancasila merupakan fondasi bagi generasi milenial. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini bisa dimanfaatkan generasi muda dalam menghasilkan karya-karya kreatif dan inovatif. Namun tak sedikit yang mengalami krisis makna dan pandangan hidup berbangsa dan bernegara.

Karena itu, Agustiar menekankan pentingnya menanam dan merawat nilai-nilai Pancasila di tangan milenial dengan cara yang bisa mereka pahami. “Harus ada strategi khusus untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi milenial. Mereka ini pola pikirnya sudah berbeda dengan generasi dahulu. Maka dibutuhkan strategi yang lebih mengedepankan budaya mendengar daripada menggurui. Perlu dengar apa aspirasi anak-anak milenial tentang Pancasila,” jelasnya.

Membangun semangat kebinekaan, pengakuan terhadap perbedaan, perlakukan sama terhadap berbagai komunitas, penghargaan yang tinggi terhadap hakasasi manusia, serta kesadaran bahwa hanya dengan memegang teguh nilai-nilai luhur Pancasila, bangsa Indonesia akan selamat, berkarakter kuat, dan berperadaban unggul.

Upaya-upaya sosialisasi dan internalisasi Pancasila yang cenderung bersifat seremonial dan struktural serta kurang melibatkan berbagai elemen masyarakat perlu menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan dan perubahan.

“Perlu ada perjuangan yang tak pernah henti untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi milenial yang hidup pada era globalisasi dan digitalisasi, dengan mengamalkan Pancasila di tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” pungkasnya. (nue/ala/kpg/ind)

Exit mobile version