PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Daerah Pemilihan Kalimantan Tengah H Agustiar Sabran S.Kom mengatakan bahwa sebagai sebuah ideologi negara, Pancasila harus terus dibumikan atau ditanamkan di hati semua warga negara, khususnya kepada kalangan milenial sebagai generasi penerus bangsa.
“Keberadaan Pancasila tampak mulai tergerus oleh pengaruh dari luar dan lainnya. Karena itu Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sudah semestinya selalu dirawat,” katanya, Kamis (3/6).
Karena sudah ditanamkan oleh para pendiri bangsa sejak zaman dahulu, diharapkan agar nilai-nilai Pancasila dijadikan panduan dalam kehidupan tiap warga negara. “Sebagai pandangan hidup dalam berbangsa dan bernegara, maka Pancasila merupakan satu-kesatuan tak terpisahkan dalam menjalani kehidupan berbangsa,” tegasnya
Generasi milenial dengan segenap keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di era sekarang ini, boleh jadi memiliki life skill dalam menghasilkan karya-karya kreatif dan inovatif. Namun bersamaan itu tak sedikit yang mengalami krisis makna dan pandangan hidup berbangsa dan bernegara.
Karena itu, Agustiar menekankan pentingnya menanam dan merawat nilai-nilai Pancasila di kalangan milenial dengan cara yang bisa mereka pahami. “Harus ada strategi khusus untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi milenial. Mereka ini pola pikirnya sudah berbeda dengan generasi zaman dahulu,” jelas pria yang juga menjabat ketua umum DAD Kalteng ini.
Maka dibutuhkan strategi yang lebih mengedepankan budaya mendengar daripada menggurui. “Kita perlu dengar apa aspirasi anak-anak milenial tentang Pancasila,” tuturnya.
“Membangun semangat kebinekaan, pengakuan terhadap perbedaan, perlakukan sama terhadap berbagai komunitas, penghargaan yang tinggi terhadap hak asasi manusia dan kesadaran bahwa hanya dengan memegang teguh nilai-nilai luhur Pancasila, bangsa Indonesia akan selamat, berkarakter kuat, dan berperadaban unggul,” tambahnya lagi.
Upaya-upaya sosialisasi dan internalisasi Pancasila yang cenderung bersifat seremonial dan struktural serta kurang melibatkan berbagai elemen masyarakat, perlu menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan dan perubahan. “Perlu perjuangan yang tak pernah henti untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi milenial yang hidup pada era globalisasi dan digitalisasi saat ini, dengan mengamalkan Pancasila di tengah hidup bermasyarakat dan berbangsa,” katanya.