31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

TKN Prabowo-Gibran

Swasembada Pangan dan Energi Juga Bagian dari Pertahanan Negara

Menjelang debat resmi KPU yang akan membahas isu pertahanan, Komandan Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN), Budisatrio Djiwandono menegaskan, Prabowo-Gibran tidak hanya memandang pertahanan dari sisi pertahanan militer. Menurutnya, usaha mendorong kemandirian bangsa dalam pangan dan energi juga merupakan bagian penting dari pertahanan negara.

“Prabowo-Gibran sangat memahami pertahanan negara tidak terbatas hanya di urusan militer. Tapi juga mendorong bangsa kita jadi mandiri, baik dari mandiri energi dan pangan lewat swasembada. Ini yang sering dilupakan,” jelas Budisatrio kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/1).

Budisatrio kemudian mencontohkan krisis pangan dan energi sebagai ancaman pertahanan nasional mulai menjadi perhatian negara di dunia sejak konflik Ukraina dan Rusia pecah pada awal 2022 lalu.

“Saat perang Ukraina dan Rusia pecah, rantai pasok pangan dan energi dunia terganggu. Harga komoditas pangan dan energi melonjak tinggi. Ini masih terjadi dan kemungkinan akan terjadi kembali karena kondisi geopolitik dunia masih belum stabil. Jadi kita harus siap, harus berdikari,” jelasnya.

Baca Juga :  Sepakat Tangkal Hoaks dan SARA di Pilkada

Untuk itu, salah satu program penting dari Prabowo-Gibran adalah mendorong kemandirian pangan dan energi secara bertahap.

“Itu tertulis dalam visi misi Prabowo-Gibran, bahwa kita akan secara bertahap mengurangi ketergantungan pada impor pangan, serta melakukan produksi dan pengolahan pangan di dalam negeri. Jadi ada hilirisasi komoditas pangan dan pengembangan energi mandiri,” jelas Budisatrio, yang juga merupakan pimpinan Komisi IV DPR RI tersebut.

Untuk menjamin pasokan produksi pangan, Prabowo-Gibran akan melakukan modernisasi teknologi pertanian serta menyempurnakan program Food Estate (lumbung pangan) yang sudah ada menjadi Lumbung Pangan yang terintegrasi dari desa, daerah, dan nasional.

“Dalam lumbung pangan, harus terjadi industrialisasi pertanian, kita akan mengubah struktur pertanian tradisional menjadi industri pertanian berbasis teknologi di koperasi dan badan usaha desa, seperti keberhasilan negara-negara Skandinavia, Norwegia dan Finlandia,” kata Budisatrio.

Baca Juga :  Soal Putusan MK, Gibran Bisa Maju Cawapres Lewat Jalur Ini

Hilirisasi komoditas pertanian, lanjutnya, juga dilakukan untuk menggerakkan ekonomi pedesaan dan menciptakan industri kecil skala desa yang bisa meningkatkan kinerja kelompok usaha tani, Koperasi Unit Desa (KUD), dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

“Tujuannya agar produk usaha tani di desa diolah menjadi barang jadi di desa. Sehingga petani desa mendapatkan nilai tambah karena pengolahan produk usaha tani mereka menjadi barang siap konsumsi,” terang Budisatrio.

Dalam hal swasembada energi, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menjelaskan bahwa Prabowo Gibran berniat mengejar swasembada energi dengan mengurangi ketergantungan impor BBM. Hal itu dengan mempercepat pengembangan dan peningkatan produksi Bio-Solar di dalam negeri.

“Untuk menghilangkan konsumsi BBM Solar dari pengadaan Impor. Program ini juga sekaligus untuk mendorong pengembangan ekonomi hijau yang mengalihkan konsumsi BBM dari minyak bumi ke BBM Biofuel yang lebih ramah lingkungan,” tutup Budisatrio.(jpc)

Menjelang debat resmi KPU yang akan membahas isu pertahanan, Komandan Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN), Budisatrio Djiwandono menegaskan, Prabowo-Gibran tidak hanya memandang pertahanan dari sisi pertahanan militer. Menurutnya, usaha mendorong kemandirian bangsa dalam pangan dan energi juga merupakan bagian penting dari pertahanan negara.

“Prabowo-Gibran sangat memahami pertahanan negara tidak terbatas hanya di urusan militer. Tapi juga mendorong bangsa kita jadi mandiri, baik dari mandiri energi dan pangan lewat swasembada. Ini yang sering dilupakan,” jelas Budisatrio kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/1).

Budisatrio kemudian mencontohkan krisis pangan dan energi sebagai ancaman pertahanan nasional mulai menjadi perhatian negara di dunia sejak konflik Ukraina dan Rusia pecah pada awal 2022 lalu.

“Saat perang Ukraina dan Rusia pecah, rantai pasok pangan dan energi dunia terganggu. Harga komoditas pangan dan energi melonjak tinggi. Ini masih terjadi dan kemungkinan akan terjadi kembali karena kondisi geopolitik dunia masih belum stabil. Jadi kita harus siap, harus berdikari,” jelasnya.

Baca Juga :  Sepakat Tangkal Hoaks dan SARA di Pilkada

Untuk itu, salah satu program penting dari Prabowo-Gibran adalah mendorong kemandirian pangan dan energi secara bertahap.

“Itu tertulis dalam visi misi Prabowo-Gibran, bahwa kita akan secara bertahap mengurangi ketergantungan pada impor pangan, serta melakukan produksi dan pengolahan pangan di dalam negeri. Jadi ada hilirisasi komoditas pangan dan pengembangan energi mandiri,” jelas Budisatrio, yang juga merupakan pimpinan Komisi IV DPR RI tersebut.

Untuk menjamin pasokan produksi pangan, Prabowo-Gibran akan melakukan modernisasi teknologi pertanian serta menyempurnakan program Food Estate (lumbung pangan) yang sudah ada menjadi Lumbung Pangan yang terintegrasi dari desa, daerah, dan nasional.

“Dalam lumbung pangan, harus terjadi industrialisasi pertanian, kita akan mengubah struktur pertanian tradisional menjadi industri pertanian berbasis teknologi di koperasi dan badan usaha desa, seperti keberhasilan negara-negara Skandinavia, Norwegia dan Finlandia,” kata Budisatrio.

Baca Juga :  Soal Putusan MK, Gibran Bisa Maju Cawapres Lewat Jalur Ini

Hilirisasi komoditas pertanian, lanjutnya, juga dilakukan untuk menggerakkan ekonomi pedesaan dan menciptakan industri kecil skala desa yang bisa meningkatkan kinerja kelompok usaha tani, Koperasi Unit Desa (KUD), dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

“Tujuannya agar produk usaha tani di desa diolah menjadi barang jadi di desa. Sehingga petani desa mendapatkan nilai tambah karena pengolahan produk usaha tani mereka menjadi barang siap konsumsi,” terang Budisatrio.

Dalam hal swasembada energi, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menjelaskan bahwa Prabowo Gibran berniat mengejar swasembada energi dengan mengurangi ketergantungan impor BBM. Hal itu dengan mempercepat pengembangan dan peningkatan produksi Bio-Solar di dalam negeri.

“Untuk menghilangkan konsumsi BBM Solar dari pengadaan Impor. Program ini juga sekaligus untuk mendorong pengembangan ekonomi hijau yang mengalihkan konsumsi BBM dari minyak bumi ke BBM Biofuel yang lebih ramah lingkungan,” tutup Budisatrio.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru