PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Heni Wijiastuti (46), pemilik Perseroan Terbatas (PT) Berkat Uhat Kayu. Sempat mendapatkan pengalaman pahit dalan berdagangnya. Ia sempat mengalami kecopetan saat mengikuti dan berjualan Pekan Raya Jakarta (PRJ) tahun 2017.
Dari situ, dia akhirnya menggunakan kode batang Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Kode batang QRIS ini menjadi jalan untuk transaksi aman dan menguntungkan. Kode batang QRIS, kini menjadi andalan Heny ketika berjualan di setiap pameran, baik di Palangkaraya maupun luar daerah.
PT Berkat Uhat Kayu ini bergerak di sektor produk herbal, makanan dan minuman. Lokasinya Rumah produksi Berkat Uhat Kayu berbahan dasar kayu ini berdiri di Kompleks Mendawai Sosial Jalan Mendawai Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya.
Rumah Produksi Berkat Uhat Kayu ini menyediakan berbagai produk herbal dari Berkat Uhat Kayu yakni Teh Bajakah, Teh Bawang Dayak, dan 11 varian rajangan.
Selain itu, Berkat Uhat Kayu Makanan dan Minuman juga dijual yakni Jahe Instan, Jahe Telang Instan, Manisan Jahe, dan Kopi Pangkoh (Kopang). Kemudian produk dari pakis atau kelakai juga dijual. Yakni kripik kelakai, stik kelakai, akar pinang kelakai, risoles kelakai, dan es kopyor kelakai. Produk yang dijual berkisar antara Rp10.000 sampai Rp 35.000.
Oleh karena itu, menurutnya dengan kehadiran kode batang QRIS dari BRI sangat menguntungkan penjualannya.
”Ketika ada penjualan, kadang-kadang setiap customer tidak harus memegang uang cash. Kalau sebelumnya ada QRIS, susah, kadang-kadang harus ada pengembalian, jadi agak ribet kalau dulu sebelum QRIS ada untuk pembayaran itu memang agak ribet, kadang-kadang saya gak punya uang receh yang harus saya perlu pengembalian itu susah,” ujarnya.
Namun demikian, lanjut Heny dengan kehadiran QRIS BRI mempermudah transaksi jual beli. Selain itu transaksinya aman, karena tidak harus selalu pegang uang tunai. ”Selama ada QRIS ini sudah enak, karena memang ada beberapa customer tetap menggunakan versi lama, harus bayar uang cash, tapi untuk tingkat keamanannya ketika saya sudah ada QRIS akan lebih aman dibanding sebelum ada QRIS. Sekarang adanya QRIS enak dibawa ke pameran-pameran, makanya kalau kemana-mana tetap saya bawa,” bebernya.
Manajer Bisnis Mikro BRI Cabang Palangkaraya Arif L Ilmiawan mengatakan, kehadiran QRIS dari BRI mendukung kemudahan pembayaran cashless. ”Bank Indonesia getol-getolnya mengkampanyekan QRIS, dengan cashless bisa mengurangi peredaran uang palsu,” ujarnya di Kantor BRI Cabang Palangkaraya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Taufik Saleh dalam keterangan resminya menyebutkan Kota Palangkaraya berada di peringkat kedua terbanyak setelah Kabupaten Barito Selatan di peringkat pertama dengan 59.160 merchant QRIS. Sedangkan Barito Selatan di peringkat pertama dengan 67.834 merchant QRIS.
”Bank Indonesia menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas pencapaian berbagai kabupaten atau kota tersebut dan diharapkan dapat terus ditingkatkan di tahun 2024, serta memotivasi kabupaten atau kota lainnya,” harapnya.(hfz)