26.3 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

BI Akhirnya Turunkan Suku Bunga

JAKARTA – Setelah bertahan sejak November 2018,
Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse
Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps, dari 6 persen menjadi 5,75 persen. Selain
itu, BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi
sebesar 5,00 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi
6,50 persen.

“Kebijakan tersebut ditempuh sejalan dengan tetap rendahnya prakiraan
inflasi dan perlunya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi, di tengah kondisi
ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun dan stabilitas eksternal yang
terkendali,” bunyi siaran pers BI yang ditandatangani oleh Direktur Eksekutif
Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko, kemarin (18/7).

Ditegaskan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, strategi operasi
moneter tetap diarahkan untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar uang
dan memperkuat transmisi kebijakan moneter yang akomodatif. “Kebijakan
makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan
dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian,” jelas Onny.

Baca Juga :  BRI Beri Kejutan 2 Mobil untuk Super AgenBRILink

Kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan, lanjut Onny,
juga terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Ke depan, Bank
Indonesia memandang masih terbuka ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif
sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dan perlunya mendorong momentum
pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas
terkait untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik,
serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk
Penanaman Modal Asing (PMA),” ujar Onny.

Yang menarik, setelah kebijakan ini ditetapkan BI, nilai tukar (kurs)
rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta terus menguat. Rupiah berada
di posisi 23 poin atau 0,16 persen menjadi Rp13.960 per dolar AS dari
sebelumnya Rp13.983 per dolar AS. “Data fundamental baik secara eksternal
maupun internal mendukung penguatan mata uang rupiah,” kata Direktur Utama PT
Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, kemarin.

Dari internal, sentimen positif bagi rupiah yaitu Rapat Dewan Gubernur Bank
Indonesia pada hari ini yang memutuskan menurunkan suku bunga acuannya 25 basis
poin menjadi 5,75 persen. Kebijakan tersebut diambil bank sentral dengan
pertimbangan rendahnya inflasi ke depan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di
tengah prospek pertumbuhan global yang sedang turun.

Baca Juga :  Maskapai Keluhkan Penurunan TBA Tiket

Dari eksternal, pelaku pasar kini kembali meyakini bahwa The Fed akan
memangkas suku bunga tiga kali di tahun ini. Yang paling dekat pemangkasan akan
dilakukan pada 31Juli 2019 atau 1 Agustus 2019 waktu Indonesia, kemudian dua
lagi di bulan September dan Desember 2019.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp13.979 dolar AS. Sepanjang hari,
rupiah bergerak di kisaran Rp13.925 per dolar AS hingga Rp13.981 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah
melemah menjadi Rp13.976 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi
Rp13.949 per dolar AS. (ful/fin/kpc)

JAKARTA – Setelah bertahan sejak November 2018,
Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse
Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps, dari 6 persen menjadi 5,75 persen. Selain
itu, BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi
sebesar 5,00 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi
6,50 persen.

“Kebijakan tersebut ditempuh sejalan dengan tetap rendahnya prakiraan
inflasi dan perlunya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi, di tengah kondisi
ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun dan stabilitas eksternal yang
terkendali,” bunyi siaran pers BI yang ditandatangani oleh Direktur Eksekutif
Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko, kemarin (18/7).

Ditegaskan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, strategi operasi
moneter tetap diarahkan untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar uang
dan memperkuat transmisi kebijakan moneter yang akomodatif. “Kebijakan
makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan
dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian,” jelas Onny.

Baca Juga :  BRI Beri Kejutan 2 Mobil untuk Super AgenBRILink

Kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan, lanjut Onny,
juga terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Ke depan, Bank
Indonesia memandang masih terbuka ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif
sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dan perlunya mendorong momentum
pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas
terkait untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik,
serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk
Penanaman Modal Asing (PMA),” ujar Onny.

Yang menarik, setelah kebijakan ini ditetapkan BI, nilai tukar (kurs)
rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta terus menguat. Rupiah berada
di posisi 23 poin atau 0,16 persen menjadi Rp13.960 per dolar AS dari
sebelumnya Rp13.983 per dolar AS. “Data fundamental baik secara eksternal
maupun internal mendukung penguatan mata uang rupiah,” kata Direktur Utama PT
Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, kemarin.

Dari internal, sentimen positif bagi rupiah yaitu Rapat Dewan Gubernur Bank
Indonesia pada hari ini yang memutuskan menurunkan suku bunga acuannya 25 basis
poin menjadi 5,75 persen. Kebijakan tersebut diambil bank sentral dengan
pertimbangan rendahnya inflasi ke depan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di
tengah prospek pertumbuhan global yang sedang turun.

Baca Juga :  Maskapai Keluhkan Penurunan TBA Tiket

Dari eksternal, pelaku pasar kini kembali meyakini bahwa The Fed akan
memangkas suku bunga tiga kali di tahun ini. Yang paling dekat pemangkasan akan
dilakukan pada 31Juli 2019 atau 1 Agustus 2019 waktu Indonesia, kemudian dua
lagi di bulan September dan Desember 2019.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp13.979 dolar AS. Sepanjang hari,
rupiah bergerak di kisaran Rp13.925 per dolar AS hingga Rp13.981 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah
melemah menjadi Rp13.976 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi
Rp13.949 per dolar AS. (ful/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru