27.2 C
Jakarta
Wednesday, May 1, 2024

Berkat KUR BRI, UMKM Rossemi Herbal Bisa Beli Mobil dan Tanah

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Masa-masa pandemi Covid-19 menjadi masa yang menghantui sejumlah para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Pasalnya, kondisi saat itu membatasi sejumlah aktivitas tatap muka. Sehingga transaksi jual beli secara langsung sulit dilakukan di masa pandemi Covid-19.

Hal itu dialami berbeda dengan pelaku usaha berbagai produk herbal di Palangkaraya. UMKM Rossemi Herbal ini kebanjiran pesanan. Salah satu produknya yakni Jahe Merah.

UMKM Rossemi tersebut merupakan binaan Bank Rakyat Indoonesia (BRI) yang beralamat di Jalan Manunggal, Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sabangau. Terbilang jauh dari wilayah perkotaan karena jaraknya kurang lebih 20 kilometer.

UMKM Rossemi Herbal menjual berbagai macam produk herbal berkemasan rapi baik minuman ataupun teh. Baik minuman jahe merah, teh kelor, teh kelakai, teh bawang lemba dan bunga telang jahe.

Pemilik UMKM Rossemi Herbal, Rj Maryatmi atau biasa dipanggil Emi mengaku bersyukur UMKM yang digelutinya bisa bertahan hingga saat ini. Hal itu tak lepas dari bantuan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI. Usaha yang digelutinya ini sudah dilakukan sejak tahun 2019.

Baca Juga :  Toko Herbal Pasar Kahayan Jual Produk Sampai Papua

”UMKM berjalan aja. Dengan adanya KUR sangat bermanfaat untuk menunjang usaha UMKM,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Selasa (16/4).

Dia sendiri melakukan pinjaman pada saat Covid-19 untuk membantu menambah modal usaha. Sehingga diakuinya KUR BRI sangat membantu dalam berbisinisnya.

Selama ia berjualan, dari UMKM Rossemi Herbal ini bisa membeli mobil dan tanah. Ia pun memiliki rencana untuk membuat rumah produksi sendiri. ”Bangunan rumah produksi itu dibuat agar mendapatkan izin dari BPOM,” terangnya.

Saat ini, Emi menyebut, produk yang dijualnya sudah dipasarkan ke berbagai mini market. Namun diakuinya saat ini pasar sedang lesu. ”Dulu sampai Rp 5 juta. Sekarang paling  Rp 2 juta sampai Rp 3 juta aja,” imbuhnya.

Dia mengakui, pada saat Covid-19 produksi jahe merah bisa mencapai 240 bungkus. Namun demikian, saat ini produknya terbilang sulit laku. ”Pas corona sehari mampu mencapai 240 bungkus khusus jahe. Kalau sekarang laku tapi susah, 20 kilogram satu bulan baru habis,” jelasnya.

Baca Juga :  Pasar Ramadan Membantu Meningkatkan Penjualan Produk UMKM

Sementara itu, Manajer Bisnis Mikro BRI Cabang Palangkaraya Menoto A Kalit mengungkapkan, layanan KUR BRI di Palangkaraya terbanyak untuk di sektor perdagangan.

”Komitmen BRI mensejahterakan UMKM dengan penyaluran KUR dan BRI sebagai finansial advisor sehingga UMKM dapat naik kelas dan dapat meningkatkan perekonomian,” ujarnya melalui pesan whatsapp.

Dia memaparkan, kebutuhan kredit KUR itu ditentukan dengan dua tujuan penggunaan kredit. Diantaranya yakni untuk modal kerja dan investasi.

”Misalkan contoh orang beli sembako, dia mengajuan untuk penambahan stok barang, otomatis larinya ke modal kerja. Beda cerita kalau misalkan dia nanti permohonannnya untuk perluasan tempat usaha, atau pembelian aset untuk menunjang keperluan bisnis dia itu larinya ke investasi,” tandasnya. (hfz)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Masa-masa pandemi Covid-19 menjadi masa yang menghantui sejumlah para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Pasalnya, kondisi saat itu membatasi sejumlah aktivitas tatap muka. Sehingga transaksi jual beli secara langsung sulit dilakukan di masa pandemi Covid-19.

Hal itu dialami berbeda dengan pelaku usaha berbagai produk herbal di Palangkaraya. UMKM Rossemi Herbal ini kebanjiran pesanan. Salah satu produknya yakni Jahe Merah.

UMKM Rossemi tersebut merupakan binaan Bank Rakyat Indoonesia (BRI) yang beralamat di Jalan Manunggal, Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sabangau. Terbilang jauh dari wilayah perkotaan karena jaraknya kurang lebih 20 kilometer.

UMKM Rossemi Herbal menjual berbagai macam produk herbal berkemasan rapi baik minuman ataupun teh. Baik minuman jahe merah, teh kelor, teh kelakai, teh bawang lemba dan bunga telang jahe.

Pemilik UMKM Rossemi Herbal, Rj Maryatmi atau biasa dipanggil Emi mengaku bersyukur UMKM yang digelutinya bisa bertahan hingga saat ini. Hal itu tak lepas dari bantuan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI. Usaha yang digelutinya ini sudah dilakukan sejak tahun 2019.

Baca Juga :  Toko Herbal Pasar Kahayan Jual Produk Sampai Papua

”UMKM berjalan aja. Dengan adanya KUR sangat bermanfaat untuk menunjang usaha UMKM,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Selasa (16/4).

Dia sendiri melakukan pinjaman pada saat Covid-19 untuk membantu menambah modal usaha. Sehingga diakuinya KUR BRI sangat membantu dalam berbisinisnya.

Selama ia berjualan, dari UMKM Rossemi Herbal ini bisa membeli mobil dan tanah. Ia pun memiliki rencana untuk membuat rumah produksi sendiri. ”Bangunan rumah produksi itu dibuat agar mendapatkan izin dari BPOM,” terangnya.

Saat ini, Emi menyebut, produk yang dijualnya sudah dipasarkan ke berbagai mini market. Namun diakuinya saat ini pasar sedang lesu. ”Dulu sampai Rp 5 juta. Sekarang paling  Rp 2 juta sampai Rp 3 juta aja,” imbuhnya.

Dia mengakui, pada saat Covid-19 produksi jahe merah bisa mencapai 240 bungkus. Namun demikian, saat ini produknya terbilang sulit laku. ”Pas corona sehari mampu mencapai 240 bungkus khusus jahe. Kalau sekarang laku tapi susah, 20 kilogram satu bulan baru habis,” jelasnya.

Baca Juga :  Pasar Ramadan Membantu Meningkatkan Penjualan Produk UMKM

Sementara itu, Manajer Bisnis Mikro BRI Cabang Palangkaraya Menoto A Kalit mengungkapkan, layanan KUR BRI di Palangkaraya terbanyak untuk di sektor perdagangan.

”Komitmen BRI mensejahterakan UMKM dengan penyaluran KUR dan BRI sebagai finansial advisor sehingga UMKM dapat naik kelas dan dapat meningkatkan perekonomian,” ujarnya melalui pesan whatsapp.

Dia memaparkan, kebutuhan kredit KUR itu ditentukan dengan dua tujuan penggunaan kredit. Diantaranya yakni untuk modal kerja dan investasi.

”Misalkan contoh orang beli sembako, dia mengajuan untuk penambahan stok barang, otomatis larinya ke modal kerja. Beda cerita kalau misalkan dia nanti permohonannnya untuk perluasan tempat usaha, atau pembelian aset untuk menunjang keperluan bisnis dia itu larinya ke investasi,” tandasnya. (hfz)

Terpopuler

Artikel Terbaru