25.2 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Akhir 2020, Impor Kalteng Turun 58,53 Persen

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Selama November 2020, nilai impor
Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mencapai US$1,58 juta, turun 58,53 persen
dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$3,81 juta.

“Impor Provinsi Kalimantan Tengah
berasal dari migas sebesar US$0,80 juta dan non migas dari sektor hasil
industri sebesar US$0,78 juta,” ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)
Kalteng, Eko Marsoro, belum lama ini.

Eko melanjutkan, dibanding
November 2019, terjadi penurunan nilai impor 66,67 persen. Sementara secara kumulatif,
nilai impor pada periode Januari-November 2020 juga lebih rendah dibandingkan
nilai impor periode yang sama tahun 2019, yaitu turun sebesar 54,90 persen,
dari US$66,25 juta menjadi US$29,88 juta.

“Secara kumulatif, impor Kalteng
didominasi oleh impor hasil industri sebesar US$17,10 juta,” ujarnya.

Baca Juga :  Evaluasi Menyeluruh Soal Kelangkaan Elpiji, Begini Pendapat Pertamina

Untuk komoditas utama impor,
jelas Eko, selama November 2020 adalah bahan bakar mineral berupa aspal
(US$0,80 juta), mesin/pesawat mekanik berupa mesin boiler (US$0,70 juta),
berbagai produk kimia berupa katalisator (US$0,07 juta), dan bahan kimia
anorganik berupa klorida dari alumunium (US$0,01 juta).

Dibanding nilai impor pada
Oktober 2020, terjadi penurunan impor pada November 2020 untuk seluruh golongan
barang kecuali mesin/pesawat mekanik. Impor mesin/pesawat mekanik justru
mengalami peningkatan sebesar 118,75 persen.

“Apabila dibandingkan dengan
bulan yang sama tahun sebelumnya, selama November 2020 terjadi penurunan nilai
impor untuk hampir pada seluruh golongan barang, kecuali bahan kimia anorganik,”
ungkapnya.

Eko menambahkan, impor bahan
bakar mineral mengalami penurunan terbesar yang mencapai US$2,42 juta atau
turun sekitar 75,16 persen, diikuti pupuk yang turun sebesar US$0,59 juta atau
turun 100,00 persen.

Baca Juga :  Going Cashless, SOGO Gaet BRI Jalin Kerjasama

Secara kumulatif, Januari-November
2020, impor seluruh komoditas di Kalteng mengalami penurunan 54,90 persen
dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, kecuali bahan kimia anorganik
yang mengalami kenaikan 207,14 persen dan mesin/peralatan listrik berupa
generator pembangkit listrik yang mengalami kenaikan 140,26 persen.

“Kebutuhan impor masih didominasi
oleh kelompok komoditas bahan bakar mineral senilai US$12,77 juta atau 42,74
persen dari total impor. Impor mesin/pesawat mekanik menempati urutan kedua
dengan nilai kumulatif sebesar US$9,91 juta dan berkontribusi 33,17 persen
terhadap total impor,” tandasnya.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Selama November 2020, nilai impor
Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mencapai US$1,58 juta, turun 58,53 persen
dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$3,81 juta.

“Impor Provinsi Kalimantan Tengah
berasal dari migas sebesar US$0,80 juta dan non migas dari sektor hasil
industri sebesar US$0,78 juta,” ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)
Kalteng, Eko Marsoro, belum lama ini.

Eko melanjutkan, dibanding
November 2019, terjadi penurunan nilai impor 66,67 persen. Sementara secara kumulatif,
nilai impor pada periode Januari-November 2020 juga lebih rendah dibandingkan
nilai impor periode yang sama tahun 2019, yaitu turun sebesar 54,90 persen,
dari US$66,25 juta menjadi US$29,88 juta.

“Secara kumulatif, impor Kalteng
didominasi oleh impor hasil industri sebesar US$17,10 juta,” ujarnya.

Baca Juga :  Evaluasi Menyeluruh Soal Kelangkaan Elpiji, Begini Pendapat Pertamina

Untuk komoditas utama impor,
jelas Eko, selama November 2020 adalah bahan bakar mineral berupa aspal
(US$0,80 juta), mesin/pesawat mekanik berupa mesin boiler (US$0,70 juta),
berbagai produk kimia berupa katalisator (US$0,07 juta), dan bahan kimia
anorganik berupa klorida dari alumunium (US$0,01 juta).

Dibanding nilai impor pada
Oktober 2020, terjadi penurunan impor pada November 2020 untuk seluruh golongan
barang kecuali mesin/pesawat mekanik. Impor mesin/pesawat mekanik justru
mengalami peningkatan sebesar 118,75 persen.

“Apabila dibandingkan dengan
bulan yang sama tahun sebelumnya, selama November 2020 terjadi penurunan nilai
impor untuk hampir pada seluruh golongan barang, kecuali bahan kimia anorganik,”
ungkapnya.

Eko menambahkan, impor bahan
bakar mineral mengalami penurunan terbesar yang mencapai US$2,42 juta atau
turun sekitar 75,16 persen, diikuti pupuk yang turun sebesar US$0,59 juta atau
turun 100,00 persen.

Baca Juga :  Going Cashless, SOGO Gaet BRI Jalin Kerjasama

Secara kumulatif, Januari-November
2020, impor seluruh komoditas di Kalteng mengalami penurunan 54,90 persen
dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, kecuali bahan kimia anorganik
yang mengalami kenaikan 207,14 persen dan mesin/peralatan listrik berupa
generator pembangkit listrik yang mengalami kenaikan 140,26 persen.

“Kebutuhan impor masih didominasi
oleh kelompok komoditas bahan bakar mineral senilai US$12,77 juta atau 42,74
persen dari total impor. Impor mesin/pesawat mekanik menempati urutan kedua
dengan nilai kumulatif sebesar US$9,91 juta dan berkontribusi 33,17 persen
terhadap total impor,” tandasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru