25.9 C
Jakarta
Wednesday, December 4, 2024

Bioskop Boleh Buka, Nonton Wajib Sudah Divaksin

PROKALTENG.CO-Pemerintah akan melakukan uji coba pembukaan bioskop dengan kapasitas maksimal 50 persen penonton pada kota-kota dengan PPKM level 3 dan level 2.

Masyarakat yang sudah menerima dua dosis vaksin bisa menikmati tontonan di bioskop.

Selain syarat sudah menjalani vaksinasi, pembukaan bioskop itu disertai ketentuan penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Juga penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Sineas Fajar Nugros menyambut hangat rencana pembukaan bioskop tersebut. Hal itu merupakan salah satu yang ditunggu-tunggu para pelaku di dunia perfilman. Pasalnya, dengan begitu, roda pergerakan ekonomi dari sisi ekonomi kreatif, khususnya film, bisa kembali berputar.

”Supaya nggak terlalu lama berhenti. Dan akhirnya para pembuat film juga ada kejelasan dari karya-karya mereka yang memang sudah dikerjakan sebelum wabah,” tutur sutradara film Bajaj Bajuri The Movie itu tadi malam.

Meski demikian, menurut Fajar, pemerintah tetap perlu mengedukasi dan menanamkan kedisiplinan kepada masyarakat. Sebab, bioskop-bioskop tanah air sudah mempersiapkan diri menyambut kehadiran para penikmat film. Mulai kapasitas penonton yang masih 50 persen, rutin mendisinfektan seluruh ruangan, hingga aktivitas lain yang berkaitan dengan prokes.

Baca Juga :  Sukses Transformasi Ekosistem Digital, Komposisi Dana Murah BRI Semakin Sehat

”Saya berharap bisa segera buka ya. Kalau terlalu lama tutup, saya khawatir kebiasaan menonton kita yang sudah sangat minim bisa (malah) hilang,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengonfirmasi bahwa wacana pembukaan bioskop sudah dibahas pelaku usaha dan pemerintah. ”Ada wacana mulai minggu ini pemerintah akan memperbolehkan bioskop untuk beroperasi kembali dengan kapasitas maksimal 25 persen dan hanya bagi mereka yang notifikasi hasil pemindai PeduliLindungi-nya berwarna hijau,” ujarnya kemarin.

Alphonsuz berharap kembali beroperasinya bioskop dapat meningkatkan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan. ”Dengan pembukaan (bioskop, Red) juga bisa optimistis untuk meningkatkan jumlah kunjungan atau kapasitas hiburan. Dan bisa banyak lagi pengunjung yang datang ke pusat perbelanjaan atau mal,” urainya.

Alphonsuz optimistis mal bisa mulai bergeliat lagi. Para karyawan juga bisa mulai bekerja kembali. ”Meski belum bisa mendongkrak pendapatan pengusaha mal secara penuh karena kondisi usaha masih akan tetap defisit,” tambahnya.

Baca Juga :  Kiat Berinvestasi di Kala Pandemi

Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin menambahkan, pihaknya sudah berdiskusi dengan pemerintah soal pembukaan usaha bioskop. Namun, kepastiannya masih menunggu pemerintah dalam keterangan tertulis. ”Kami diajak berkonsultasi karena ada kewajiban penerapan aplikasi QR code PeduliLindungi,” ujarnya.

Djonny mengatakan, mungkin bioskop tidak akan langsung buka 100 persen di seluruh Indonesia. Namun, dia berharap pembukaan bioskop bisa diizinkan di atas 50 persen dari jumlah yang ada di Indonesia. ”Kalau belum 50 persen, semua film masih ragu untuk tayang,” bebernya.

Menurut Djonny, permintaan pengusaha agar pemerintah mengizinkan pembukaan bioskop juga didasari kesiapan seluruh anggota asosiasi untuk mengikuti seluruh prokes. ”Ada perbedaan kebijakan bioskop saat PPKM dan PSBB. Perbedaannya, kalau dulu kita cukup prokes saja, sekarang ditambah penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Sembilan puluh persen (anggota asosiasi, Red) sudah siap,” ungkapnya.

PROKALTENG.CO-Pemerintah akan melakukan uji coba pembukaan bioskop dengan kapasitas maksimal 50 persen penonton pada kota-kota dengan PPKM level 3 dan level 2.

Masyarakat yang sudah menerima dua dosis vaksin bisa menikmati tontonan di bioskop.

Selain syarat sudah menjalani vaksinasi, pembukaan bioskop itu disertai ketentuan penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Juga penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

Sineas Fajar Nugros menyambut hangat rencana pembukaan bioskop tersebut. Hal itu merupakan salah satu yang ditunggu-tunggu para pelaku di dunia perfilman. Pasalnya, dengan begitu, roda pergerakan ekonomi dari sisi ekonomi kreatif, khususnya film, bisa kembali berputar.

”Supaya nggak terlalu lama berhenti. Dan akhirnya para pembuat film juga ada kejelasan dari karya-karya mereka yang memang sudah dikerjakan sebelum wabah,” tutur sutradara film Bajaj Bajuri The Movie itu tadi malam.

Meski demikian, menurut Fajar, pemerintah tetap perlu mengedukasi dan menanamkan kedisiplinan kepada masyarakat. Sebab, bioskop-bioskop tanah air sudah mempersiapkan diri menyambut kehadiran para penikmat film. Mulai kapasitas penonton yang masih 50 persen, rutin mendisinfektan seluruh ruangan, hingga aktivitas lain yang berkaitan dengan prokes.

Baca Juga :  Sukses Transformasi Ekosistem Digital, Komposisi Dana Murah BRI Semakin Sehat

”Saya berharap bisa segera buka ya. Kalau terlalu lama tutup, saya khawatir kebiasaan menonton kita yang sudah sangat minim bisa (malah) hilang,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengonfirmasi bahwa wacana pembukaan bioskop sudah dibahas pelaku usaha dan pemerintah. ”Ada wacana mulai minggu ini pemerintah akan memperbolehkan bioskop untuk beroperasi kembali dengan kapasitas maksimal 25 persen dan hanya bagi mereka yang notifikasi hasil pemindai PeduliLindungi-nya berwarna hijau,” ujarnya kemarin.

Alphonsuz berharap kembali beroperasinya bioskop dapat meningkatkan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan. ”Dengan pembukaan (bioskop, Red) juga bisa optimistis untuk meningkatkan jumlah kunjungan atau kapasitas hiburan. Dan bisa banyak lagi pengunjung yang datang ke pusat perbelanjaan atau mal,” urainya.

Alphonsuz optimistis mal bisa mulai bergeliat lagi. Para karyawan juga bisa mulai bekerja kembali. ”Meski belum bisa mendongkrak pendapatan pengusaha mal secara penuh karena kondisi usaha masih akan tetap defisit,” tambahnya.

Baca Juga :  Kiat Berinvestasi di Kala Pandemi

Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin menambahkan, pihaknya sudah berdiskusi dengan pemerintah soal pembukaan usaha bioskop. Namun, kepastiannya masih menunggu pemerintah dalam keterangan tertulis. ”Kami diajak berkonsultasi karena ada kewajiban penerapan aplikasi QR code PeduliLindungi,” ujarnya.

Djonny mengatakan, mungkin bioskop tidak akan langsung buka 100 persen di seluruh Indonesia. Namun, dia berharap pembukaan bioskop bisa diizinkan di atas 50 persen dari jumlah yang ada di Indonesia. ”Kalau belum 50 persen, semua film masih ragu untuk tayang,” bebernya.

Menurut Djonny, permintaan pengusaha agar pemerintah mengizinkan pembukaan bioskop juga didasari kesiapan seluruh anggota asosiasi untuk mengikuti seluruh prokes. ”Ada perbedaan kebijakan bioskop saat PPKM dan PSBB. Perbedaannya, kalau dulu kita cukup prokes saja, sekarang ditambah penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Sembilan puluh persen (anggota asosiasi, Red) sudah siap,” ungkapnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru