PROKALTENG.CO – Harga minyak goreng di Indonesia kian melonjak. Padahal, salah satu kebutuhan pokok masyarakat ini sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah RP14.000 per liter. Tetapi faktanya, rak-rak minimarket kosong. Sedangkan minyak goreng di pasar tradisional harganya Rp17.000 sampai Rp18.000 per liter.
Adapun kenaikan harga tak hanya terjadi pada minyak goreng kemasan, namun juga terjadi pada minyak goreng curah yang biasa dijual dalam kemasan plastik bening di pasaran.
Kenaikan harga minyak goreng itu disebut disebabkan karena kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) dunia.
Padahal Indonesia tercatat sebagai produsen terbesar minyak sawit (CPO) dunia. Bahkan perkebunan kelapa sawit di Indonesia bisa mencapai ratusan ribu hektare baik di Sumatera, Kalimantan, bahkan Papua.
Berikut ini empat raja minyak goreng di Indonesia yang dikenal dengan gurita bisnisnya:
- Martua Sitorus adalah sosok di balik gurita bisnis Wilmar dengan salah satu produknya adalah minyak goreng dengan berbagai merek. Di Indonesia, merek minyak goreng dari Wilmar adalah Fortune dan Sania.
- Anthony Salim memproduksi minyak goreng, yakni Bimoli, Delima, dan Happy.
- Bachtiar Karim adalah pemilik Grup Musim Mas yang juga memiliki perusahaan sawit terbesar di Indonesia. Dari perusahaannya tersebut, dia memiliki total kekayaan 3,5 miliar dolar AS, atau setara Rp50 triliun.
- Menduduki peringkat kedua daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2021, keluarga Widjaya melalui Grup Sinar Mas juga menjadi produsen minyak goreng terbesar di Indonesia. Adapun produk minyak goreng tersebut yang paling terkenal mempunyai nama Filma.
- Sukanto Tanoto merupakan pemilik dari perusahaan RoyaL Golden Eagle International (RGEI). Di bawah naungan Apical dan Asian Agri, ia menjalankan bisnis kelapa sawit dan minyak goreng.Merek Camar adalah salah satu merek minyak goreng terkenal yang ia produksi. Melansir Forbes, Sukanto Tanoto tercatat di urutan 1.561 orang terkaya di dunia pada 2021. Dengan total kekayaan mencapai 2,1 miliar dollar AS.