26.1 C
Jakarta
Thursday, April 10, 2025

PLN Kalselteng Lakukan Dedieselisasi 11 ULD

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN Kalselteng) memastikan terus menekan biaya pokok produksi (BPP). Pihaknya melakukan beragam efesiensi dari segala sektor, salah satunya adalah dedieselisasi pembangkit.

Dediesilisasi merupakan langkah PLN mensubstitusi pembangkit listrik yang mengonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke pembangkit ke sumber energi lain, yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Langkah ini juga menjadi upaya perseroan mengeksplorasi sumber-sumber energi ramah lingkungan serta menggali potensi energi setempat yang bisa dikembangkan di masa mendatang. 

General Manager PLN Kalselteng Tonny Bellamy mengatakan, salah satu indikator listrik murah adalah BPP itu sendiri. Pihaknya terus berupaya mengkonversi pembangkit mahal seperti diesel dengan pembangkit yang lebih murah dan ramah lingkungan. 

Sampai saat ini, PLN  Kalselteng mengelola sebanyak 44 Unit Listrik Desa (ULD) dengan lokasi tersebar, dengan target dedieselisasi sampai akhir tahun 2021 ini adalah 11 ULD. "Rencana sampai dengan 2021 adalah dedieselisasi 11 ULD yang tersebar di Kalselteng, konversi diesel ini dilakukan ke sumber energi primer lain yang lebih ramah lingkungan," kata Tonny, kemarin. 

Baca Juga :  Simak! Ini Alasan Saham BBRI Menarik untuk Dikoleksi

Adapun ULD tersebut di antaranya ULD Benua Riam, ULD Tanjung Seloka, ULD Tanjung Batu, ULD Geronggang, ULD Tumbang Jutuh, ULD Tumbang Talaken, ULD Tumbang Miri, ULD Sebangau, ULD Sungai Hanyu, ULD Luwe Hulu, dan ULD Timpah.

Salah satu ULD yang akan dedieselisasi adalah ULD Timpah yang memiliki kapasitas mesin 1.200 Kilo Watt dengan beban puncaknya kurang lebih 730 Kilo Watt dengan jam nyala 14 jam. Konsumsi BBM per bulan untuk operasional ULD Timpah adalah 100 ribu liter solar atau setara dengan Rp600 juta (asumsi harga BBM Rp6.000 perliter). 

Diketahui ULD Timpah berlokasi di Desa Timpah, Kabupaten Kuala Kapuas, berjarak kurang lebih 95 Km dari jalan poros Palangka Raya – Buntok. Jika ULD Timpah selesai dedieselisasi maka dampak positif juga dirasakan 7 desa lain di sekitarnya, dan sebanyak 1.138 pelanggan akan 24 jam teraliri listrik PLN . 

Baca Juga :  Market Share Kredit Pertanian Capai 28 Persen

"Kami yakin dedieselisasi ini akan memberi manfaat yang besar, yang mudah-mudahan dirasakan oleh banyak pihak, terutama masyarakat di daerah terpencil, diantaranya manfaat ketersediaan listrik selama 24 jam penuh dengan energi yang lebih bersih, ramah lingkungan, serta dapat membuka peluang menggerakan ekonomi dalam skala lokal," pungkasnya.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN Kalselteng) memastikan terus menekan biaya pokok produksi (BPP). Pihaknya melakukan beragam efesiensi dari segala sektor, salah satunya adalah dedieselisasi pembangkit.

Dediesilisasi merupakan langkah PLN mensubstitusi pembangkit listrik yang mengonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke pembangkit ke sumber energi lain, yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Langkah ini juga menjadi upaya perseroan mengeksplorasi sumber-sumber energi ramah lingkungan serta menggali potensi energi setempat yang bisa dikembangkan di masa mendatang. 

General Manager PLN Kalselteng Tonny Bellamy mengatakan, salah satu indikator listrik murah adalah BPP itu sendiri. Pihaknya terus berupaya mengkonversi pembangkit mahal seperti diesel dengan pembangkit yang lebih murah dan ramah lingkungan. 

Sampai saat ini, PLN  Kalselteng mengelola sebanyak 44 Unit Listrik Desa (ULD) dengan lokasi tersebar, dengan target dedieselisasi sampai akhir tahun 2021 ini adalah 11 ULD. "Rencana sampai dengan 2021 adalah dedieselisasi 11 ULD yang tersebar di Kalselteng, konversi diesel ini dilakukan ke sumber energi primer lain yang lebih ramah lingkungan," kata Tonny, kemarin. 

Baca Juga :  Simak! Ini Alasan Saham BBRI Menarik untuk Dikoleksi

Adapun ULD tersebut di antaranya ULD Benua Riam, ULD Tanjung Seloka, ULD Tanjung Batu, ULD Geronggang, ULD Tumbang Jutuh, ULD Tumbang Talaken, ULD Tumbang Miri, ULD Sebangau, ULD Sungai Hanyu, ULD Luwe Hulu, dan ULD Timpah.

Salah satu ULD yang akan dedieselisasi adalah ULD Timpah yang memiliki kapasitas mesin 1.200 Kilo Watt dengan beban puncaknya kurang lebih 730 Kilo Watt dengan jam nyala 14 jam. Konsumsi BBM per bulan untuk operasional ULD Timpah adalah 100 ribu liter solar atau setara dengan Rp600 juta (asumsi harga BBM Rp6.000 perliter). 

Diketahui ULD Timpah berlokasi di Desa Timpah, Kabupaten Kuala Kapuas, berjarak kurang lebih 95 Km dari jalan poros Palangka Raya – Buntok. Jika ULD Timpah selesai dedieselisasi maka dampak positif juga dirasakan 7 desa lain di sekitarnya, dan sebanyak 1.138 pelanggan akan 24 jam teraliri listrik PLN . 

Baca Juga :  Market Share Kredit Pertanian Capai 28 Persen

"Kami yakin dedieselisasi ini akan memberi manfaat yang besar, yang mudah-mudahan dirasakan oleh banyak pihak, terutama masyarakat di daerah terpencil, diantaranya manfaat ketersediaan listrik selama 24 jam penuh dengan energi yang lebih bersih, ramah lingkungan, serta dapat membuka peluang menggerakan ekonomi dalam skala lokal," pungkasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru