29.2 C
Jakarta
Monday, June 30, 2025

Bank Mandiri! Menyulut Api Perubahan dalam Transisi Menuju Ekonomi Hijau

PROKALTENG.CO – Tidak ada lagi alasan untuk menutup mata terhadap kenyataan perubahan iklim yang mengancam keberlangsungan hidup di planet ini. Dunia bergerak dengan cepat, tak lagi menunggu kita yang diam, menuntut perubahan nyata. Dan di balik perubahan itu, ada satu kata yang mulai bergema: ekonomi hijau. Ekonomi yang tidak hanya peduli pada laba, tetapi juga pada kelangsungan hidup bumi.

Di Indonesia, ada sebuah kisah yang luar biasa tentang bagaimana sebuah lembaga keuangan besar berani mengambil langkah besar dalam menghadapi tantangan global ini.

Bank Mandiri, yang selama ini dikenal sebagai raksasa perbankan, kini bukan sekadar ikut-ikutan dalam tren hijau. Mereka justru menjadi pelopor, menantang status quo, dan membuka jalan baru bagi Indonesia menuju target ambisius Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Tepat beberapa waktu lalu, Bank Mandiri mendapatkan penghargaan dari IDXCarbon. Sebuah sertifikat yang tidak hanya sekadar simbol penghargaan, tetapi sebuah pengakuan akan kontribusi besar Bank Mandiri dalam peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia.

Platform yang bisa jadi akan menjadi salah satu kunci Indonesia untuk mengurangi emisi karbon, tidak hanya dalam negeri, tetapi juga untuk mengimbangi jejak emisi global.

Namun, ini lebih dari sekadar sebuah penghargaan. Ini adalah pernyataan keras dari Bank Mandiri: bahwa mereka tidak hanya menjadi peserta dalam perubahan ini, tetapi mereka ingin menjadi pionirnya. Mereka sudah menyiapkan strategi besar: mencapai Net Zero Emission pada 2030 untuk operasional mereka sendiri.

Mereka tak takut mengambil langkah besar. Sebagai contoh, baru-baru ini Bank Mandiri membeli 5.000 tCOâ‚‚e kredit karbon dari proyek yang berlokasi di Segarajaya, Bekasi, Jawa Barat.

Baca Juga :  Penurunan Suku Bunga Bisa Sentuh 5,25 Persen

Proyek yang mengubah pembangkit listrik konversi dari siklus tunggal menjadi siklus gabungan, yang tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga meningkatkan efisiensi pembangkit. Langkah ini adalah bukti nyata bahwa perubahan itu tidak hanya bisa dilakukan dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata.

Dengan pendekatan ini, Bank Mandiri memberikan contoh kepada seluruh sektor perbankan di Indonesia, bahkan dunia, bahwa ekonomi hijau bukan hanya impian. Itu adalah sesuatu yang bisa diwujudkan, dengan cara-cara yang konkret dan terukur. Dan mereka siap melangkah lebih jauh lagi. Target besar mereka tidak hanya menantang dirinya sendiri, tetapi juga menantang semua pihak yang selama ini merasa terlalu nyaman dalam zona nyamannya.

Seperti kata Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri, “Kami ingin Indonesia, terutama sektor perbankan, menjadi lebih berkelanjutan.”

Sustainability bukan sekadar slogan. Ini sudah jadi DNA Bank Mandiri. Lewat pembiayaan sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), produk seperti Sustainability-Linked Loan, hingga kontribusi besar dalam proyek-proyek karbon global, Bank Mandiri membuktikan bahwa ekonomi hijau itu nyata, dan mereka adalah bagian dari perjalanan itu.

Di tahun 2024, Bank Mandiri mencatatkan angka luar biasa: Rp 293 triliun dalam portofolio berkelanjutan mereka. Ini bukan angka sembarangan. Ini adalah angka yang menceritakan sebuah perubahan besar yang sedang terjadi, yang tak hanya mendukung transformasi ekonomi Indonesia ke arah yang lebih hijau, tetapi juga mengarah pada pembiayaan energi bersih yang berkelanjutan.

Pada akhir tahun ini, Bank Mandiri diperkirakan akan menggelontorkan hingga Rp 11,8 triliun untuk sektor EBT.

Tapi, yang tak kalah penting adalah bagaimana Bank Mandiri turut membuka peluang bagi Indonesia dalam pasar karbon internasional lewat IDXCarbon. Platform ini memberikan Indonesia kesempatan untuk berpartisipasi dalam perdagangan karbon global.

Baca Juga :  Kartu Prakerja Dipuji Bank Dunia karena Berdampak Positif

Bukan hanya untuk memenuhi target domestik, tetapi juga untuk mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca secara global. Indonesia kini siap tampil di panggung dunia dalam perdagangan karbon internasional.

Iman Rachman, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, menyebutkan bahwa IDXCarbon ini akan membuka peluang besar bagi Indonesia.

“Dengan adanya platform internasional, perdagangan karbon Indonesia semakin terbuka lebar. Tak hanya pasar domestik, tetapi juga lintas negara. Ini akan memberikan dampak besar bagi pengurangan emisi gas rumah kaca,” ujarnya.

IDXCarbon bukan sekadar platform. Ia adalah solusi transparan bagi semua pihak yang terlibat. Setiap transaksi karbon bisa dilacak dengan jelas. Jadi, pengurangan emisi bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau perusahaan besar, tetapi peluang bagi pelaku pasar internasional untuk ikut berkontribusi.

Ini adalah langkah besar menuju masa depan yang lebih hijau, lebih bersih, dan lebih berkelanjutan.

Bank Mandiri sudah memulai langkah besar ini. Mereka sudah memberikan contoh bahwa perubahan itu mungkin. Mereka membuktikan bahwa sektor perbankan Indonesia bisa menjadi motor penggerak transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Dengan langkah berani dan konkret, Bank Mandiri menunjukkan bahwa perubahan nyata itu tidak hanya sebuah wacana. Ia adalah kenyataan yang bisa diwujudkan jika kita mau melangkah bersama.

Perubahan ini adalah langkah awal yang sangat penting. Jika Bank Mandiri bisa melakukannya, kita semua pasti bisa. Kini saatnya kita bergerak, mengikuti jejak mereka, dan mewujudkan masa depan yang lebih hijau, lebih berkelanjutan, dan lebih baik. (pri/eko supriadi)

PROKALTENG.CO – Tidak ada lagi alasan untuk menutup mata terhadap kenyataan perubahan iklim yang mengancam keberlangsungan hidup di planet ini. Dunia bergerak dengan cepat, tak lagi menunggu kita yang diam, menuntut perubahan nyata. Dan di balik perubahan itu, ada satu kata yang mulai bergema: ekonomi hijau. Ekonomi yang tidak hanya peduli pada laba, tetapi juga pada kelangsungan hidup bumi.

Di Indonesia, ada sebuah kisah yang luar biasa tentang bagaimana sebuah lembaga keuangan besar berani mengambil langkah besar dalam menghadapi tantangan global ini.

Bank Mandiri, yang selama ini dikenal sebagai raksasa perbankan, kini bukan sekadar ikut-ikutan dalam tren hijau. Mereka justru menjadi pelopor, menantang status quo, dan membuka jalan baru bagi Indonesia menuju target ambisius Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Tepat beberapa waktu lalu, Bank Mandiri mendapatkan penghargaan dari IDXCarbon. Sebuah sertifikat yang tidak hanya sekadar simbol penghargaan, tetapi sebuah pengakuan akan kontribusi besar Bank Mandiri dalam peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia.

Platform yang bisa jadi akan menjadi salah satu kunci Indonesia untuk mengurangi emisi karbon, tidak hanya dalam negeri, tetapi juga untuk mengimbangi jejak emisi global.

Namun, ini lebih dari sekadar sebuah penghargaan. Ini adalah pernyataan keras dari Bank Mandiri: bahwa mereka tidak hanya menjadi peserta dalam perubahan ini, tetapi mereka ingin menjadi pionirnya. Mereka sudah menyiapkan strategi besar: mencapai Net Zero Emission pada 2030 untuk operasional mereka sendiri.

Mereka tak takut mengambil langkah besar. Sebagai contoh, baru-baru ini Bank Mandiri membeli 5.000 tCOâ‚‚e kredit karbon dari proyek yang berlokasi di Segarajaya, Bekasi, Jawa Barat.

Baca Juga :  Penurunan Suku Bunga Bisa Sentuh 5,25 Persen

Proyek yang mengubah pembangkit listrik konversi dari siklus tunggal menjadi siklus gabungan, yang tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga meningkatkan efisiensi pembangkit. Langkah ini adalah bukti nyata bahwa perubahan itu tidak hanya bisa dilakukan dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata.

Dengan pendekatan ini, Bank Mandiri memberikan contoh kepada seluruh sektor perbankan di Indonesia, bahkan dunia, bahwa ekonomi hijau bukan hanya impian. Itu adalah sesuatu yang bisa diwujudkan, dengan cara-cara yang konkret dan terukur. Dan mereka siap melangkah lebih jauh lagi. Target besar mereka tidak hanya menantang dirinya sendiri, tetapi juga menantang semua pihak yang selama ini merasa terlalu nyaman dalam zona nyamannya.

Seperti kata Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri, “Kami ingin Indonesia, terutama sektor perbankan, menjadi lebih berkelanjutan.”

Sustainability bukan sekadar slogan. Ini sudah jadi DNA Bank Mandiri. Lewat pembiayaan sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), produk seperti Sustainability-Linked Loan, hingga kontribusi besar dalam proyek-proyek karbon global, Bank Mandiri membuktikan bahwa ekonomi hijau itu nyata, dan mereka adalah bagian dari perjalanan itu.

Di tahun 2024, Bank Mandiri mencatatkan angka luar biasa: Rp 293 triliun dalam portofolio berkelanjutan mereka. Ini bukan angka sembarangan. Ini adalah angka yang menceritakan sebuah perubahan besar yang sedang terjadi, yang tak hanya mendukung transformasi ekonomi Indonesia ke arah yang lebih hijau, tetapi juga mengarah pada pembiayaan energi bersih yang berkelanjutan.

Pada akhir tahun ini, Bank Mandiri diperkirakan akan menggelontorkan hingga Rp 11,8 triliun untuk sektor EBT.

Tapi, yang tak kalah penting adalah bagaimana Bank Mandiri turut membuka peluang bagi Indonesia dalam pasar karbon internasional lewat IDXCarbon. Platform ini memberikan Indonesia kesempatan untuk berpartisipasi dalam perdagangan karbon global.

Baca Juga :  Kartu Prakerja Dipuji Bank Dunia karena Berdampak Positif

Bukan hanya untuk memenuhi target domestik, tetapi juga untuk mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca secara global. Indonesia kini siap tampil di panggung dunia dalam perdagangan karbon internasional.

Iman Rachman, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, menyebutkan bahwa IDXCarbon ini akan membuka peluang besar bagi Indonesia.

“Dengan adanya platform internasional, perdagangan karbon Indonesia semakin terbuka lebar. Tak hanya pasar domestik, tetapi juga lintas negara. Ini akan memberikan dampak besar bagi pengurangan emisi gas rumah kaca,” ujarnya.

IDXCarbon bukan sekadar platform. Ia adalah solusi transparan bagi semua pihak yang terlibat. Setiap transaksi karbon bisa dilacak dengan jelas. Jadi, pengurangan emisi bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau perusahaan besar, tetapi peluang bagi pelaku pasar internasional untuk ikut berkontribusi.

Ini adalah langkah besar menuju masa depan yang lebih hijau, lebih bersih, dan lebih berkelanjutan.

Bank Mandiri sudah memulai langkah besar ini. Mereka sudah memberikan contoh bahwa perubahan itu mungkin. Mereka membuktikan bahwa sektor perbankan Indonesia bisa menjadi motor penggerak transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Dengan langkah berani dan konkret, Bank Mandiri menunjukkan bahwa perubahan nyata itu tidak hanya sebuah wacana. Ia adalah kenyataan yang bisa diwujudkan jika kita mau melangkah bersama.

Perubahan ini adalah langkah awal yang sangat penting. Jika Bank Mandiri bisa melakukannya, kita semua pasti bisa. Kini saatnya kita bergerak, mengikuti jejak mereka, dan mewujudkan masa depan yang lebih hijau, lebih berkelanjutan, dan lebih baik. (pri/eko supriadi)

Terpopuler

Artikel Terbaru