29.2 C
Jakarta
Monday, April 21, 2025

Tarif Listrik Naik, Inflasi Kalteng Sentuh 1,71 Persen pada Maret

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Laju inflasi bulanan di Kalimantan Tengah pada Maret 2025 mencapai 1,71 persen. Kenaikan ini terutama dipengaruhi oleh penyesuaian tarif listrik dan meningkatnya konsumsi pangan selama Ramadan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah mencatat, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga menjadi penyumbang terbesar inflasi, dengan andil 1,33 persen. Laju inflasi pada kelompok ini tercatat sebesar 11,18 persen.

Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, menjelaskan bahwa kenaikan signifikan tersebut dipicu oleh berakhirnya subsidi tarif listrik prabayar dari pemerintah yang berlaku dua bulan sebelumnya. Harga kembali normal sejak Maret.

“Selain itu, permintaan terhadap bahan makanan seperti cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih juga naik tajam selama Ramadan,” ujar Agnes, Selasa (8/4).

Baca Juga :  Dari Sawah ke Pasar, Upaya Kalteng Kendalikan Inflasi dan Perkuat Swasembada Pangan

Berdasarkan data BPS, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat andil inflasi sebesar 0,56 persen. Sementara itu, kelompok pakaian dan alas kaki menyumbang 0,11 persen.

Secara tahunan, inflasi year-on-year (Maret 2025 dibanding Maret 2024) tercatat 1,33 persen. Adapun inflasi tahun kalender (Maret 2025 terhadap Desember 2024) sebesar 0,68 persen.

Kenaikan harga bawang merah menjadi salah satu faktor utama lonjakan harga. Menurut BPS, pasokan dari sentra produksi di Pulau Jawa menurun akibat tingginya curah hujan, yang berdampak pada hasil panen.

Menjelang Hari Raya Idulfitri, permintaan masyarakat terhadap emas perhiasan juga mengalami peningkatan. Pembelian perhiasan biasanya meningkat pada momentum ini sebagai bagian dari kebutuhan merayakan lebaran. (hfz)

Baca Juga :  Program Prakerja Akan Berlanjut Hingga 2022

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Laju inflasi bulanan di Kalimantan Tengah pada Maret 2025 mencapai 1,71 persen. Kenaikan ini terutama dipengaruhi oleh penyesuaian tarif listrik dan meningkatnya konsumsi pangan selama Ramadan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah mencatat, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga menjadi penyumbang terbesar inflasi, dengan andil 1,33 persen. Laju inflasi pada kelompok ini tercatat sebesar 11,18 persen.

Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, menjelaskan bahwa kenaikan signifikan tersebut dipicu oleh berakhirnya subsidi tarif listrik prabayar dari pemerintah yang berlaku dua bulan sebelumnya. Harga kembali normal sejak Maret.

“Selain itu, permintaan terhadap bahan makanan seperti cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih juga naik tajam selama Ramadan,” ujar Agnes, Selasa (8/4).

Baca Juga :  Dari Sawah ke Pasar, Upaya Kalteng Kendalikan Inflasi dan Perkuat Swasembada Pangan

Berdasarkan data BPS, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat andil inflasi sebesar 0,56 persen. Sementara itu, kelompok pakaian dan alas kaki menyumbang 0,11 persen.

Secara tahunan, inflasi year-on-year (Maret 2025 dibanding Maret 2024) tercatat 1,33 persen. Adapun inflasi tahun kalender (Maret 2025 terhadap Desember 2024) sebesar 0,68 persen.

Kenaikan harga bawang merah menjadi salah satu faktor utama lonjakan harga. Menurut BPS, pasokan dari sentra produksi di Pulau Jawa menurun akibat tingginya curah hujan, yang berdampak pada hasil panen.

Menjelang Hari Raya Idulfitri, permintaan masyarakat terhadap emas perhiasan juga mengalami peningkatan. Pembelian perhiasan biasanya meningkat pada momentum ini sebagai bagian dari kebutuhan merayakan lebaran. (hfz)

Baca Juga :  Program Prakerja Akan Berlanjut Hingga 2022

Terpopuler

Artikel Terbaru

/