31.6 C
Jakarta
Monday, October 20, 2025

Ekonomi Jawa Timur Terguncang Akibat Ricuh, Sektor Ritel hingga Logistik Merugi

PROKALTENG.CO-Kericuhan yang terjadi pada 29–30 Agustus 2025 di Surabaya menimbulkan dampak signifikan terhadap perekonomian Jawa Timur. Sejumlah gerai ritel memilih menutup operasional, menyebabkan omzet penjualan merosot tajam.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Adik Dwi Putranto, menyebut kericuhan menghantam berbagai sektor, terutama transportasi, logistik dan ritel. Menurutnya, gangguan pada jalur distribusi menambah beban biaya perusahaan.

“Distribusi barang baik antar kota, antarprovinsi, hingga ekspor ikut terganggu. Jika jalur utama tersendat, perusahaan harus mencari rute alternatif, dan itu menambah biaya operasional. Proses ekspor pun bisa tertunda karena aktivitas di pelabuhan tidak lancar,” ujar Adik, Selasa (2/9).

Ia menekankan pentingnya pemulihan cepat agar hambatan logistik tidak berkepanjangan.

Baca Juga :  3 Tips Supaya Keuangan Tetap Stabil Meski Terapkan Slow Living

“Kalau hanya berlangsung singkat, dampaknya sekadar penundaan pengiriman. Namun, bila kondisi berlarut-larut, pembeli bisa beralih mencari pasokan dari negara lain. Itu yang paling terasa langsung,” katanya.

Surabaya disebut menjadi wilayah dengan dampak terparah mengingat posisinya sebagai pusat ekonomi Jawa Timur. Terhambatnya transportasi, logistik dan ritel dinilai memperlambat perputaran uang serta mengancam masuknya investasi baru.

“Investasi sangat peka terhadap stabilitas sosial. Jika situasi tidak kondusif, penciptaan lapangan kerja baru akan terhambat. Padahal kebutuhan masyarakat terhadap kesempatan kerja sangat tinggi,” jelasnya.

Meski belum ada data resmi soal nilai kerugian, Adik memastikan penurunan omzet usaha cukup besar di Surabaya.

“Persentasenya memang belum bisa dihitung, tetapi yang pasti omzet menurun. Banyak pelaku usaha memilih tidak membuka usahanya,” tambahnya.

Baca Juga :  Pemerintah Daerah Hadir Bantu Masyarakat Hadapi Tantangan Ekonomi

Ia memperingatkan, jika kericuhan berlanjut, distribusi bahan pangan, BBM dan kebutuhan pokok antarwilayah terancam semakin terganggu. Karena itu, Kadin Jatim menyerukan seluruh pihak untuk menjaga kondusivitas.

“Demi kepentingan bersama, hentikan aksi kericuhan. Kondisi yang aman dan kondusif akan memberikan manfaat jauh lebih besar,” tegasnya. (dta/gab/fir/jpg)

PROKALTENG.CO-Kericuhan yang terjadi pada 29–30 Agustus 2025 di Surabaya menimbulkan dampak signifikan terhadap perekonomian Jawa Timur. Sejumlah gerai ritel memilih menutup operasional, menyebabkan omzet penjualan merosot tajam.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Adik Dwi Putranto, menyebut kericuhan menghantam berbagai sektor, terutama transportasi, logistik dan ritel. Menurutnya, gangguan pada jalur distribusi menambah beban biaya perusahaan.

“Distribusi barang baik antar kota, antarprovinsi, hingga ekspor ikut terganggu. Jika jalur utama tersendat, perusahaan harus mencari rute alternatif, dan itu menambah biaya operasional. Proses ekspor pun bisa tertunda karena aktivitas di pelabuhan tidak lancar,” ujar Adik, Selasa (2/9).

Ia menekankan pentingnya pemulihan cepat agar hambatan logistik tidak berkepanjangan.

Baca Juga :  3 Tips Supaya Keuangan Tetap Stabil Meski Terapkan Slow Living

“Kalau hanya berlangsung singkat, dampaknya sekadar penundaan pengiriman. Namun, bila kondisi berlarut-larut, pembeli bisa beralih mencari pasokan dari negara lain. Itu yang paling terasa langsung,” katanya.

Surabaya disebut menjadi wilayah dengan dampak terparah mengingat posisinya sebagai pusat ekonomi Jawa Timur. Terhambatnya transportasi, logistik dan ritel dinilai memperlambat perputaran uang serta mengancam masuknya investasi baru.

“Investasi sangat peka terhadap stabilitas sosial. Jika situasi tidak kondusif, penciptaan lapangan kerja baru akan terhambat. Padahal kebutuhan masyarakat terhadap kesempatan kerja sangat tinggi,” jelasnya.

Meski belum ada data resmi soal nilai kerugian, Adik memastikan penurunan omzet usaha cukup besar di Surabaya.

“Persentasenya memang belum bisa dihitung, tetapi yang pasti omzet menurun. Banyak pelaku usaha memilih tidak membuka usahanya,” tambahnya.

Baca Juga :  Pemerintah Daerah Hadir Bantu Masyarakat Hadapi Tantangan Ekonomi

Ia memperingatkan, jika kericuhan berlanjut, distribusi bahan pangan, BBM dan kebutuhan pokok antarwilayah terancam semakin terganggu. Karena itu, Kadin Jatim menyerukan seluruh pihak untuk menjaga kondusivitas.

“Demi kepentingan bersama, hentikan aksi kericuhan. Kondisi yang aman dan kondusif akan memberikan manfaat jauh lebih besar,” tegasnya. (dta/gab/fir/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru