25.8 C
Jakarta
Tuesday, July 9, 2024
spot_img

Breaking News!!! BBM Nonsubsidi Pertamina Turun Harga Mulai Hari Ini

PROKALTENG.CO-PT Pertamina (Persero) resmi menurunkan harga untuk semua produk Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU seluruh Indonesia mulai 1 November 2023. Harga BBM Non Subsidi Pertamina yang turun berlaku untuk BBM jenis PertamaxPertamax Turbo (RON 98), Pertamax Green 95, Pertamax Dex, dan Dexlite.

Mengutip pengumuman resmi Pertamina, harga Pertamax turun sebesar Rp 600 menjadi Rp 13.400 per liter dari sebelumnya Rp 14.000 per liter pada bulan Oktober 2023. Harga Pertamax tersebut berlaku di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Sebelumnya, harga Pertamax sempat mengalami kenaikan berturut-turut selama dua bulan, yakni September dan Oktober 2023. Harga Pertamax sempat dibanderol Rp 12.400 per liter sejak Juni, sebelum akhirnya dipatok naik menjadi Rp 13.300 per liter pada September 2023.

Baca Juga :  Hasil Perkebunan Kelapa Sawit Kalteng Meningkat

“PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum,” tulis Pertamina dalam laman resminya, Rabu (1/11).

Penurunan harga BBM non subsidi juga berlaku untuk Pertamax Turbo yang dibanderol Rp 15.500 per liter dari sebelumnya Rp 16.600 per liter. Lalu, Pertamax Green 95 turun Rp 1.000 menjadi Rp 15.000 per liter dari sebelumnya Rp 16.000 per liter.

Baca Juga :  Pemkab Katingan Siapkan Bansos untuk Warga

Kemudian, harga Dexlite dibanderol Rp 16.950 atau tercatat turun Rp 250 dari sebelumnya Rp 17.200 per liter. Harga Pertamina Dex turun Rp 150 menjadi Rp 17.750 per liter dari sebelumnya Rp 17.900 per liter.

Meski begitu, harga BBM Pertamina di masing-masing provinsi ditetapkan berbeda. Salah satunya, disebabkan oleh faktor biaya produksi. (jpc/hnd)

PROKALTENG.CO-PT Pertamina (Persero) resmi menurunkan harga untuk semua produk Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi di SPBU seluruh Indonesia mulai 1 November 2023. Harga BBM Non Subsidi Pertamina yang turun berlaku untuk BBM jenis PertamaxPertamax Turbo (RON 98), Pertamax Green 95, Pertamax Dex, dan Dexlite.

Mengutip pengumuman resmi Pertamina, harga Pertamax turun sebesar Rp 600 menjadi Rp 13.400 per liter dari sebelumnya Rp 14.000 per liter pada bulan Oktober 2023. Harga Pertamax tersebut berlaku di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Sebelumnya, harga Pertamax sempat mengalami kenaikan berturut-turut selama dua bulan, yakni September dan Oktober 2023. Harga Pertamax sempat dibanderol Rp 12.400 per liter sejak Juni, sebelum akhirnya dipatok naik menjadi Rp 13.300 per liter pada September 2023.

Baca Juga :  Hasil Perkebunan Kelapa Sawit Kalteng Meningkat

“PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum,” tulis Pertamina dalam laman resminya, Rabu (1/11).

Penurunan harga BBM non subsidi juga berlaku untuk Pertamax Turbo yang dibanderol Rp 15.500 per liter dari sebelumnya Rp 16.600 per liter. Lalu, Pertamax Green 95 turun Rp 1.000 menjadi Rp 15.000 per liter dari sebelumnya Rp 16.000 per liter.

Baca Juga :  Pemkab Katingan Siapkan Bansos untuk Warga

Kemudian, harga Dexlite dibanderol Rp 16.950 atau tercatat turun Rp 250 dari sebelumnya Rp 17.200 per liter. Harga Pertamina Dex turun Rp 150 menjadi Rp 17.750 per liter dari sebelumnya Rp 17.900 per liter.

Meski begitu, harga BBM Pertamina di masing-masing provinsi ditetapkan berbeda. Salah satunya, disebabkan oleh faktor biaya produksi. (jpc/hnd)

spot_img
spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru