PROKALTENG.CO – Ia bukan insinyur. Bukan juga sarjana kimia. Bukan siapa-siapa. Tapi dari tangannya, lahir salah satu produk rumah tangga paling inovatif saat ini.
Namanya Mario. Umurnya 34. Mantan karyawan swasta. Pernah urus distribusi kebutuhan rumah tangga. Dan dari pengalaman itu, ia melihat. Mencuci adalah pekerjaan yang masih ribet. Padahal, teknologi sudah melesat ke mana-mana.
Pandemi datang. Orang lebih banyak di rumah. Pakaian makin sering dicuci. Tapi keluhan juga ikut bertambah. Deterjen tercecer. Bau tidak sedap. Kulit iritasi.
“Saya lihat di luar negeri, mereka sudah pakai laundry pods. Tapi kok di sini belum ada yang lokal?” ujarnya.
Dari situ ide itu muncul. Di tengah kondisi ekonomi tak menentu, Mario justru memulai. Belajar sendiri. Uji coba sendiri. Modal? Jangan tanya. Pas-pasan.
Ia menggandeng pabrik kecil. Mencoba-coba formula. Mikir keras soal kemasan. Tiga tahun lamanya. Baru kemudian, Clogent Laundry Pods lahir.
Awalnya? Orang heran. Ini produk apaan?
Pasar tidak siap. Konsumen curiga. Barang aneh. Tapi Mario tidak patah arang. Ia kirim sampel ke ibu-ibu rumah tangga. Ke influencer kecil. Ke komunitas mahasiswa.
Pelan. Tapi pasti.
Clogent mulai mencuri perhatian. Karena praktis. Karena beda. Karena peduli lingkungan. Karena buatan lokal.
“Saya selalu percaya produk bagus itu yang menyelesaikan masalah,” katanya. “Masalah orang kita itu sederhana. Pengin nyuci nggak ribet, hemat waktu, tapi tetap bersih dan harum,” tambahnya.
Dan sekarang?
Clogent sudah masuk marketplace besar. Sudah punya ratusan reseller. Sudah mulai bidik toko offline. Dari dapur kecil di pinggiran kota, kini bersiap go nasional.
Clogent bukan cuma deterjen. Ia simbol dari keberanian. Dari ide gila. Dari tekad seorang anak muda yang melihat masalah dan memilih bertindak.
Tidak ada investor besar. Tidak ada tim riset canggih. Yang ada hanya satu. Niat tulus untuk bantu orang lain.
Clogent membuktikan. Produk lokal bisa. Anak muda bisa. Dan inovasi itu kadang lahir bukan dari ruang rapat, tapi dari dapur sempit di rumah biasa. (kpg)