PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Festival Palangka Raya Art & Culture 2025 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya. Menjadi ajang unjuk bakat dan pelestarian budaya lokal. Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah lomba Lawang Sakepeng, seni bela diri tradisional khas suku Dayak Ngaju.
Dalam lomba ini, dua peserta dari Sanggar Seni dan Budaya Tunjung Nyaho, Erika dan Johana, turut ambil bagian.
Keikutsertaan Erika dan Johana bukan tanpa alasan. Mereka mengaku memiliki motivasi kuat untuk ikut serta dalam lomba ini, yakni ingin menambah pengalaman sekaligus ikut berperan dalam melestarikan budaya Kalimantan Tengah.
“Kami ingin menambah pengalaman dan ikut berkontribusi dalam menjaga adat dan tradisi Kalimantan Tengah, terutama Lawang Sakepeng,” ujar Erika saat ditemui Prokalteng.co di sela – sela lomba, Sabtu (26/4/2025).
Meski baru pertama kali mengikuti lomba Lawang Sakepeng secara formal, keduanya tidak asing dengan tradisi ini. Mereka pernah memainkan Lawang Sakepeng dalam acara-acara adat, seperti pernikahan. Namun, ajang ini menjadi pengalaman pertama mereka menampilkan seni bela diri itu dalam format kompetisi.
Awalnya, ketertarikan mereka muncul karena latar belakang seni yang mereka tekuni, yaitu seni tari. Namun, mereka tertantang untuk mencoba hal baru di dunia seni bela diri.
“Biasanya kami tampil menari, jadi ingin mencoba hal lain yang juga bagian dari budaya kami. Lawang Sakepeng jadi pilihan yang menarik,” jelas Johana.
Menurut keduanya. Lawang Sakepeng bukan hanya seni bela diri, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya, simbol kehormatan, dan kearifan lokal. Dengan mengikuti lomba ini, mereka berharap lebih banyak generasi muda tertarik untuk mengenal dan melestarikan tradisi ini.
Erika dan Johana menyebut bahwa mereka mewakili dari Kecamatan Rakumpit, dan merasa bangga bisa mewakili wilayahnya dalam festival berskala kota ini. Mereka berharap bisa tampil maksimal dan memberikan yang terbaik untuk Rakumpit.
Sanggar Seni dan Budaya Tunjung Nyaho yang mereka wakili selama ini memang lebih fokus pada seni tari. Namun, kesempatan mengikuti lomba Lawang Sakepeng membuka ruang baru bagi sanggar untuk mengembangkan potensi anggotanya di bidang seni tradisional lainnya. (ndo)