27.5 C
Jakarta
Friday, December 19, 2025

Munas Perpedayak: Dayak Harus Jadi Pemimpin di Tanah Sendiri

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO –  Persatuan Pemuda Dayak (Perpedayak) menggelar pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) yang dihadiri oleh para Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di Kantor Gubernur Aula Jaya Tingang  (AJT) Lt. 1 Palangka Raya, Selasa (16/12/25).

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perpedayak, Wawan Nopardo AS, menyerukan transformasi besar-besaran dalam tubuh organisasi. Yakni peralihan fokus dari kekuatan fisik menuju peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

Dalam sambutannya, dia menegaskan bahwa organisasi masyarakat (Ormas) Dayak tidak boleh lagi hanya mengandalkan kekuatan massa atau ilmu kekebalan semata. Ia mendorong anggotanya untuk mulai mengisi sektor-sektor strategis, baik di pemerintahan maupun politik praktis.

“Saya pikir bukan hanya ilmu kekebalan yang kita tonjolkan, tetapi juga terkait SDM yang harus kita tingkatkan. Bagaimana Perpedayak ini ke depan bisa mengisi lini-lini sektor politik di Kalimantan, di Tanah Dayak,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemko Palangkaraya Dorong Pengembangan Usaha melalui Sertifikat Hak Atas Tanah

Ia pun menekankan keprihatinan mendalam jika masyarakat Dayak hanya menjadi penonton di tanah kelahirannya sendiri. Menurutnya, meskipun banyak Ormas Dayak berdiri, visi dan misi untuk bersatu harus diperkuat agar tidak mudah diadu domba.

Sorotan tajam juga diarahkan pada pentingnya kemandirian ekonomi. Ketua Umum mengingatkan bahwa ambisi politik tanpa dukungan finansial yang kuat akan membuat posisi masyarakat adat lemah.

“Jangan kita menuntut hak. Ingin jadi gubernur tapi tidak ada modal (jatun duit). Kita harus berdikari di politik dan ekonomi, sehingga kita mampu menentukan arah masa depan Dayak. Jika hanya mengandalkan semangat kosong, kita akan mudah diadu domba orang lain,” tegasnya.

Electronic money exchangers listing

Dalam pertemuan yang juga membahas Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi itu, muncul jargon baru yang disepakati bersama. , yakni “Orang Dayak harus menjadi raja di tanahnya sendiri”.

Baca Juga :  Hadapi Karhutla di Dua Kecamatan, Polsek Pahandut Siagakan Personel dan Sarpras

Makna jargon tersebut, menurut Wawan, bukan untuk memicu konflik atau rasisme, melainkan sebagai motivasi agar putra daerah mampu bersaing secara sehat. Ia menargetkan kader Perpedayak di masa depan dapat menduduki jabatan strategis, mulai dari pejabat eselon I dan II di ASN, hingga posisi politik seperti bupati, gubernur, bahkan presiden.

“Saya mencoba mengubah pola itu. Adat budaya kita pertahankan, tapi SDM harus kita berdayakan. Saya melihat mata kawan-kawan masih ada api yang membara,” tambahnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan pengurus dari berbagai kabupaten/kota di Kalimantan serta perwakilan DKI Jakarta, sebagai langkah awal menyatukan visi organisasi di bawah kepengurusan DPP yang baru. (*her)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO –  Persatuan Pemuda Dayak (Perpedayak) menggelar pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) yang dihadiri oleh para Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di Kantor Gubernur Aula Jaya Tingang  (AJT) Lt. 1 Palangka Raya, Selasa (16/12/25).

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perpedayak, Wawan Nopardo AS, menyerukan transformasi besar-besaran dalam tubuh organisasi. Yakni peralihan fokus dari kekuatan fisik menuju peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

Dalam sambutannya, dia menegaskan bahwa organisasi masyarakat (Ormas) Dayak tidak boleh lagi hanya mengandalkan kekuatan massa atau ilmu kekebalan semata. Ia mendorong anggotanya untuk mulai mengisi sektor-sektor strategis, baik di pemerintahan maupun politik praktis.

Electronic money exchangers listing

“Saya pikir bukan hanya ilmu kekebalan yang kita tonjolkan, tetapi juga terkait SDM yang harus kita tingkatkan. Bagaimana Perpedayak ini ke depan bisa mengisi lini-lini sektor politik di Kalimantan, di Tanah Dayak,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemko Palangkaraya Dorong Pengembangan Usaha melalui Sertifikat Hak Atas Tanah

Ia pun menekankan keprihatinan mendalam jika masyarakat Dayak hanya menjadi penonton di tanah kelahirannya sendiri. Menurutnya, meskipun banyak Ormas Dayak berdiri, visi dan misi untuk bersatu harus diperkuat agar tidak mudah diadu domba.

Sorotan tajam juga diarahkan pada pentingnya kemandirian ekonomi. Ketua Umum mengingatkan bahwa ambisi politik tanpa dukungan finansial yang kuat akan membuat posisi masyarakat adat lemah.

“Jangan kita menuntut hak. Ingin jadi gubernur tapi tidak ada modal (jatun duit). Kita harus berdikari di politik dan ekonomi, sehingga kita mampu menentukan arah masa depan Dayak. Jika hanya mengandalkan semangat kosong, kita akan mudah diadu domba orang lain,” tegasnya.

Dalam pertemuan yang juga membahas Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi itu, muncul jargon baru yang disepakati bersama. , yakni “Orang Dayak harus menjadi raja di tanahnya sendiri”.

Baca Juga :  Hadapi Karhutla di Dua Kecamatan, Polsek Pahandut Siagakan Personel dan Sarpras

Makna jargon tersebut, menurut Wawan, bukan untuk memicu konflik atau rasisme, melainkan sebagai motivasi agar putra daerah mampu bersaing secara sehat. Ia menargetkan kader Perpedayak di masa depan dapat menduduki jabatan strategis, mulai dari pejabat eselon I dan II di ASN, hingga posisi politik seperti bupati, gubernur, bahkan presiden.

“Saya mencoba mengubah pola itu. Adat budaya kita pertahankan, tapi SDM harus kita berdayakan. Saya melihat mata kawan-kawan masih ada api yang membara,” tambahnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan pengurus dari berbagai kabupaten/kota di Kalimantan serta perwakilan DKI Jakarta, sebagai langkah awal menyatukan visi organisasi di bawah kepengurusan DPP yang baru. (*her)

Terpopuler

Artikel Terbaru