30.2 C
Jakarta
Tuesday, April 8, 2025

Selama 15 Tahun Menggeluti Petani Sayuran

Berkat Usaha, Mampu Menyekolahkan Anak Pertama Hingga ke Luar Negeri

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO– Berkat ketekunannya menggeluti usaha selama kurang lebih 15 tahun, sebagai petani sayuran. Salah seorang petani sayur Jalan Trans Kalimantan Kalampangan Kota Palangkaraya, Yuliana atau kerap disapa mama Viko, berhasil menyekolahkan anaknya hingga ke luar negeri. Bahkan anak keduanya saat ini sedang berada di pulau Jawa duduk di bangku  Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 3.

“Pemberian pupuk saya gunakan saat usia tanaman ini sudah satu minggu. Bahkan cara menanam yang benar adalah bijinya saya semai. Kemudian setelah berumur kurang lebih satu minggu, baru bisa ditanam langsung ke dalam tanah. Hal demikian bertujuan agar mempermudah pertumbuhan sawi. Dan sawi ini juga tahan terhadap cuaca panas. Apalagi di bawah sinar matahari langsung,”ucapnya saat dikonfirmasi Prokalteng.Co, Selasa (13/6/2023).

Baca Juga :  Dewan Dorong Peningkatan Penyuluhan Pertanian di Kapuas

“Saat sudah panen biasanya saya jual ke pasar di Palangkaraya atau bahkan ada pihak tengkulak disini yang datang, untuk harga disesuaikan dengan pasaran kalau misalnya harga pasar Rp.5.000 maka kami menjualnya Rp.3.000 perikatnya,”tambahnya.

“Selain menanam sayur sawi ini, saya juga ada menanam sayuran lainnya seperti kangkung, tomat, cabe. Untuk luas lahan totalnya 25 meter dan suami saya profesi sebagai buruh di Kota Palangkaraya, untuk bersih penghasilan perbulannya dari hasil jadi petani sayur  sekitar kurang lebih Rp15 juta, ya hitung-hitung  untuk modal sekolahkan anak juga, apalagi yang nomor dua  (bungsu) mau kuliah,”ujar wanita asal Banyuwangi  Provinsi Jawa Timur ini.(rin)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO– Berkat ketekunannya menggeluti usaha selama kurang lebih 15 tahun, sebagai petani sayuran. Salah seorang petani sayur Jalan Trans Kalimantan Kalampangan Kota Palangkaraya, Yuliana atau kerap disapa mama Viko, berhasil menyekolahkan anaknya hingga ke luar negeri. Bahkan anak keduanya saat ini sedang berada di pulau Jawa duduk di bangku  Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 3.

“Pemberian pupuk saya gunakan saat usia tanaman ini sudah satu minggu. Bahkan cara menanam yang benar adalah bijinya saya semai. Kemudian setelah berumur kurang lebih satu minggu, baru bisa ditanam langsung ke dalam tanah. Hal demikian bertujuan agar mempermudah pertumbuhan sawi. Dan sawi ini juga tahan terhadap cuaca panas. Apalagi di bawah sinar matahari langsung,”ucapnya saat dikonfirmasi Prokalteng.Co, Selasa (13/6/2023).

Baca Juga :  Dewan Dorong Peningkatan Penyuluhan Pertanian di Kapuas

“Saat sudah panen biasanya saya jual ke pasar di Palangkaraya atau bahkan ada pihak tengkulak disini yang datang, untuk harga disesuaikan dengan pasaran kalau misalnya harga pasar Rp.5.000 maka kami menjualnya Rp.3.000 perikatnya,”tambahnya.

“Selain menanam sayur sawi ini, saya juga ada menanam sayuran lainnya seperti kangkung, tomat, cabe. Untuk luas lahan totalnya 25 meter dan suami saya profesi sebagai buruh di Kota Palangkaraya, untuk bersih penghasilan perbulannya dari hasil jadi petani sayur  sekitar kurang lebih Rp15 juta, ya hitung-hitung  untuk modal sekolahkan anak juga, apalagi yang nomor dua  (bungsu) mau kuliah,”ujar wanita asal Banyuwangi  Provinsi Jawa Timur ini.(rin)

Terpopuler

Artikel Terbaru