NAMANYA Ali. Sehari-hari berjualan ikan di Jalan Bungai, Komplek Pata, Kasongan. Tangan tuanya sudah tak sekuat dulu. Tapi semangatnya, justru kini sedang pada puncaknya. Ia terpilih menjadi salah satu jemaah haji lansia dari Kabupaten Katingan yang berangkat ke Tanah Suci, Selasa (12/5/2025).
Dilansir dari Kalteng Pos, bersama 53 orang lainnya, Ali termasuk dalam gelombang pertama keberangkatan haji tahun 1446 H/2025 M dari Kalimantan Tengah. Tapi cerita Ali berbeda. Ia bukan hanya lansia. Ia seorang pejuang. Seorang suami yang pernah kehilangan belahan jiwanya. Seorang pedagang kecil yang menabung perlahan untuk rukun Islam kelima.
Ia memulai hari sejak matahari baru muncul. Dari pukul 07.00 pagi hingga 16.00 sore, ia berjibaku dengan aroma laut dan rezeki yang tak selalu mudah ditebak. Tapi dari situlah langkah menuju Baitullah dimulai.
“Mulanya saya menabung sedikit demi sedikit bersama almarhumah istri. Setelah terkumpul satu sampai dua juta rupiah, langsung saya setor ke bank. Begitu terus sampai akhirnya bisa mendaftar haji dengan dana sekitar lima puluh juta rupiah,” ungkap Ali, dikutip dari kalteng.kemenag.go.id.
Namun bukan kisah suci tanpa ujian. Di tahun 2024, sang istri pergi mendahuluinya. Tinggallah Ali sendiri, menatap sisa waktu dengan penuh harap. Seolah belum cukup, tubuhnya pun sempat lumpuh delapan bulan akibat stroke. Tapi ia tak menyerah.
“Alhamdulillah, berkat ketekunan dan doa, saya bisa pulih, dan kini siap menjalankan ibadah haji,” ucapnya.
Ali percaya satu hal: kejujuran dalam berdagang adalah kunci rezeki yang berkah.
“Kadang kalau ada pelanggan yang kesusahan, saya kasih utang dulu. Begitu cara saya membantu sesama,” ujarnya tenang, seolah menyimpan banyak cerita dalam diamnya.
Ali tergabung dalam kloter BDJ 5. Ia akan masuk Asrama Haji Banjarmasin pada 12 Mei, dan sehari setelahnya, terbang menuju Madinah.
Perjalanan ini bukan sekadar soal jarak. Ini adalah napak tilas dari doa yang dikumpulkan bertahun-tahun, dari ikan-ikan yang ia jual saban pagi, dan dari cinta yang ditinggal pergi. Tapi Kakek Ali membuktikan, bahwa harapan selama masih ada niat dan usaha selalu punya jalan pulang ke Tanah Suci. (hms/abw/kpg)