PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO –Â Palangka Raya Ecological and Human Rights Studies (Progress) bersama lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kembali menggelar kegiatan tahunan dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP).
Dalam agenda yang digelar di salah satu kedai kopi Kota Palangka Raya, Rabu (10/12/25) ini, Progress menyoroti semakin meluasnya ketidakadilan berbasis gender dan minimnya ruang aman bagi perempuan di berbagai sektor.
Perwakilan Progress, Suari menjelaskan peringatan tahun ini dikemas dalam bentuk diskusi interaktif yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Mulai dari kelompok buruh, akademisi, hingga masyarakat urban.
“Kami sadar bahwa sekarang banyak sekali hal yang perlu kita ketahui berkaitan dengan kekerasan seksual dan ketidakadilan berbasis gender,” ujarnya kepada media, Kamis (11/12/25) malam.
Menurutnya, urgensi diskusi ini berangkat dari temuan di lapangan terhadap kasus kekerasan dan ketidakadilan gender yang masih terjadi di hampir semua lini kehidupan. Kasus-kasus tersebut, ia katakan tidak hanya ditemukan di lingkungan keluarga, tetapi juga di tempat kerja. Khususnya sektor perkebunan hingga institusi pendidikan seperti kampus dan sekolah.
“Ini (diskusi,red) sebenarnya untuk lebih membuka pengetahuan dan mendorong supaya lebih banyak lagi orang yang sadar (aware) bahwa kasus ini bukan hal sepele,” tegasnya.
Lebih lanjut, Suari menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial peringatan semata. Momentum HAKTP dimanfaatkan pihaknya sebagai ajang kampanye untuk mendesak perbaikan implementasi hukum. Untuk itu, pihaknya berharap kebijakan publik dan undang-undang di Indonesia terkait penanganan kasus kekerasan seksual dapat ditegakkan dengan lebih cepat dan tepat.
“Banyak kesadaran sebenarnya tentang kasus ini. Namun faktanya ruang semakin tidak aman bagi perempuan di manapun. Itu sebenarnya dasar kenapa kami mengadakan diskusi hari ini,” pungkasnya. (*her)


