Site icon Prokalteng

Jadilah Remaja yang Mau Belajar dan Tetap Rendah Hati

jadilah-remaja-yang-mau-belajar-dan-tetap-rendah-hati

KUALA KURUN, PROKALTENG.CO – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Gunung Mas menggelar pemilihan Duta Genre Putra Putri Kabupaten Gunung Mas, Sabtu (29/5).

Dalam event itu, putra asal Rungan yaitu Okditia dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I Rungan berhasil menjadi juara satu Duta Generasi yang Punya Rencana (GENRE) putra Gumas. Kemudian Jhanny Sabatina Frinitasari dari SMAN I Kurun berhasil menjadi juara satu Duta Genre Putri Gumas.

Untuk juara dua putra–putrid Duta Genre kategori putra yaitu Adi Japutera dari SPRP GKE Tewah dan Louis Apfia Helloen dari SMAN I Kurun untuk kategori putri. Untuk juara tiga putra putrid Duta Genre Gumas didapatkan Tryoanda Nazaret dari SMAN I Kurun kategori putra, dan Julia Restulangi kategori putri.

“Untuk semua anak–anakku yang mengikuti kegiatan ini, menang kalah itu sudah biasa. Jangan berkecil hati. Masih banyak kesempatan untuk terus berkarya. Jadilah remaja yang mau belajar dari kegagalan dan tetap rendah hati serta tidak cepat berpuas diri ketika meraih kesuksesan,” kata Bupati Gunung Mas Jaya Samaya Monong selaku Ayah Genre

Provinsi Kalimantan Tengah. Menurut Jaya, program generasi berencana merupakan jembatan yang mengantarkan anak–anak remaja menjadi produktif, inovatif dan tentunya berencana sebagai salah satu upaya pemerintah mempersiapkan mereka menjadi keluarga–keluarga yang berkualitas di masa yang akan datang.

Di kesempatan yang sama, Plt DP2KBP3A Kabupaten Gunung Mas, Rinasari mengatakan, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa kesiapan berkeluarga merupakan salah satu kunci terbangunnya ketahanan keluarga yang berkualitas, sehingga diharapkan mampu melahirkangenerasi yang berkualitas.

Dalam konteks pembangunan manusia, pembinaan ketahanan remaja memiliki peran yang sangat strategis. Apabila gagal dalam pembinaan ketahanan remaja ini, bukan hanya menjadi ancaman kegagalan pembangunan, tapi juga kegagalan kualitas generasi berikutnya.

“Kehidupan remaja penuh dengan lika liku gejolak. Begitu banyak perbedaan yang ada di dunia remaja. Namun, jangan dijadikan sebagai pemisah, tapi menjadi pemersatu dalam nuansa warna–warni yang indah,” tandasnya.

Exit mobile version