SAMPIT, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kembali mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengenakan pakaian batik khas Kotim atau batik khas Sampit setiap hari Kamis. Hal ini dikarenakan peraturan tersebut telah ditetapkan sejak Bupati periode sebelumnya.
"Peraturan mewajibkan mengenakan pakaian batik khas Kotim atau batik Kalteng setiap hari Kamis sudah ada peraturan daerah (perda) nya, maka kami meminta kepada ASN untuk kembali memakai baju batik khas daerah tersebut pada setiap Kamis," kata Wabup Kotim, Irawati saat menghadiri dan membuka rapat forum gabungan perangkat daerah, Kamis (27/5).
Menurutnya penggunaan batik daerah tersebut merupakan salah satu cara untuk mempromosikan kerajinan tangan khas daerah ini kepada khalayak atau masyarakat luas, serta untuk mendorong perkembangan batik di Kabupaten Kotim agar lebih maju dan dikenal hingga sampai ke Nasional.
“Maka dari itu untuk mengawalinya harus dari kita dulu untuk memakainya, sehingga kami meminta agar para ASN di lingkungan pemerintah Kabupaten Kotim diwajibkan untuk memakai pakaian batik,” ucap Irawati
Dirinya juga mengatakan tidak hanya pegawai pemerintahan saja, tetapi kantor-kantor swasta dan perbankkan juga diminta untuk memakai baju batik pada setiap hari Kamis, hal ini sebagai upaya pelestarian dan menggerakkan roda perekonomian masyarakat apalagi saat pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini.
"Coba kita bayangkan, kalau seluruh pegawai setiap kantor mengenakan batik khas daerah kita, berapa besar pergerakan ekonomi dari sektor ini. Makanya saya mengajak semua untuk mencintai produk daerah kita terutama batik khas sampit yang akan dipakai setiap hari kamis," ujar Irawati
Ia juga menjelaskan, motif batik khas daerah Kabupaten Kotim adalah perpaduan anggrek tebu atau dalam bahasa Dayak disebut anggrek tewu dan motif gayung birang serta motif jelawat yang merupakan ikan air tawar yang dijadikan ikon Kabupaten Kotim. Motif-motif tersebut dinilai sangat bagus, dan dibuat pengrajin asli daerah ini.
"Motif-motif tersebut sengaja dipilih karena mempunyai makna yang dalam, sekaligus sebagai harapan dan doa, dan Batik Sampit tersebut merupakan murni hasil karya para seniman dan putra daerah, dan coba kita bayangkan kalau batik lokal ini semakin diminati, maka dampaknya akan sangat positif mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan perajin batik, pedagang dan sektor ikutan lainnya," jelasnya.